Indonesian
Friday 6th of December 2024
0
نفر 0

Takwa dan Sabar Sebagai Tameng Dalam Menghadapi Cobaan Bag. 1



Manusia dalam kehidupannya tidak pernah lepas dari hal-hal yang menuntutnya untuk mengerahkan potensi dalam dirinya untuk menjaga kestabilan langkahnya dalam menjalani kehidupan, dalam hal ini bala’/cobaan merupakan salah satunya. Terlepas dari bahwasanya musibah merupakan misdaq/ejawantah dari kasih sayang, ujian atau murka Tuhan dan memiliki corak yang berbeda seperti yang berbalut kenikmatan (kebaikan) ataupun kesulitan (keburukan), setiap orang memiliki cara dan sikapnya masing-masing dalam menghadapi hal tersebut.

Hal ini dipengaruhi oleh pola pikir dan pengetahuan seseorang akan hakikat hidup dan kehidupan sehingga memunculkan efek dan reaksi yang berbeda pula untuk setiap individu tersebut. Sebagian dari mereka melewatinya dengan teguh dan mendapatkan kebaikan (baca: hikmah) dari berbagai kesulitan yang menimpanya dan ada pula yang terjerumus dalam kesesatan dan menjauh dari tujuan fitrahnya.

Al-Quran sebagai pegangan Muslimin dan sebagai petunjuk, didalamnya menjelaskan segala sesuatu sesuai kebutuhan manusia dalam mencapai tujuannya. Dan berkaitan dengan musibah, Al-Quran memiliki caranya sendiri bagi manusia supaya bagaimana seharusnya ia menyikapi segala sesuatu yang menimpanya.

Seperti dalam ayat 186 surat Ali Imran yang artinya : “Kamu sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan juga kamu sungguh akan mendengar orang-orang yang di beri kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.”

Menjadi sesuatu yang menarik perhatian dan penting untuk dibahas dimana terdapat beberapa ayat dalam Al-Quran yang menggandengkan kata Sabar dan Taqwa ketika membahas bala/musibah yang menimpa seseorang atau suatu kaum.

Juga ketika mengisahkan Nabi Yusuf as. yang memperoleh hasil akhir berupa kemuliaan yang diakui terlebih khusus saudara-saudaranya karena dalam hal ini mereka menjadi tokoh utama sebagai akar dari berbagai kesulitan yang dialami Nabi Yusuf as. Ini pun tidak lepas dari kesabaran dan ketakwaan yang beliau miliki semasa hidupnya, dan Allah swt tidak akan pernah sekalipun menyia-nyiakan amal soleh setiap hamba-Nya. Allah swt berfirman : “…Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik…”. (QS. Yusuf: 89-91)

Cobaan adalah hal yang akan dialami setiap hamba di setiap zaman. Terkhusus Muslim, Al-Quran menceritakan ujian-ujian yang ditimpakan kepada Nabi saw. dan pengikutnya sebagai pengantar kepada kesempurnaan penghambaan dan ini akan berlanjut kepada para pengikutnya sampai akhir zaman. Allah swt berfirman:

لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوالِكُمْ وَ أَنْفُسِكُمْ وَ لَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَ مِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذىً كَثِيراً وَ إِنْ تَصْبِرُوا وَ تَتَّقُوا فَإِنَّ ذلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُور

“Kamu sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan juga kamu sungguh akan mendengar orang-orang yang di beri kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (Ali Imran: 186)

Di awal ayat ini menggunakan akar kata fi’il mudhori’ majhul ’ َتُبْلَوُنَّ’ yang dalam tata bahasa Arab penggunaan fiil Mudhori’ menunjukan arti kontinuitas atau kesinambungan. Jadi secara umum, setiap Muslim tidak dikhususkan ketika turunnya ayat -ketika Rasulullah saw beserta sahabatnya berhijrah dari Mekah ke Madinah-, Berdasarkan ayat tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa cobaan yang dialami oleh Muslimin ini terangkum dalam 3 hal:

1. Gangguan berupa harta, misalnya kekayaan, kemiskinan, pencurian dan lain sebagainya.
    
2. Jiwa, seperti sakit atau bahkan kematian
    
3. Gangguan dari orang-orang Musyrik dan Yahudi berupa cacian, penghinaan dan propaganda-propaganda yang ditujukan kepada Muslimin untuk menghancurkan semangat dan melemahkan aqidah mereka. [Bersambung]

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 120-124
Dari Muhammad bin Abdul Wahab Hingga Kerajaan Saudi
Yazid dalam Timbangan Al-Qur'an dan As-Sunnah
Apakah Sunnah dapat menasakh al-Qur’an?
Tepatnya berapa lama proses turunnya al-Quran baik yang serentak maupun yang secara ...
TUHAN DI DALAM DIRI KITA
Hidupkanlah Keadilan
Dengan siapakah Habil dan Qabil menikah?
KH Amidhan: MUI Pusat Tidak Pernah Menerbitkan Buku Panduan Tentang Islam Syiah
Allah Mahapencipta segalanya, tapi apakah ada satu hal yang tidak ingin allah ciptakan. ...

 
user comment