Indonesian
Tuesday 30th of April 2024
0
نفر 0

BERDOA DIDALAM “ISTANA” SANG MAHA KUASA

BERDOA DIDALAM “ISTANA” SANG MAHA KUASA



Imam Zainal Abidin mengajarkan kita adab dalam berdoa. Berdoa Irfani yang memahamkan siapa kita (Makhluk) dan siapa Allah swt. (Khalik)

Berdoa adalah pengakuan esensi kita sebagai makhluk hina, papa, rendah dan tidak memiliki apa-apa yang meminta kepada dzat yang maha tidak terbatas dan sumber segala kesempurnaan.

Berdoa dengan kesadaran penuh tauhid bahwa segala sesuatu hanyalah milikNya, bahkan diri dan jiwa kita.

Seseorang yang memimpin doa seharusnya mengajak masyarakat kepada kerendahan dan kehinaan diri dihadapan sang maha kuasa dalam rangka mengenal kembali esensi manusia yang kerap kita lupakan.

Berdoa tanpa makrifat tak ada bedanya dengan hewan, bahkan hewan pun memiliki adab berdoa kepada penciptanya. Sebagaimana Allah swt tegaskan bahwa seluruh alam bertasbih, bertahmid dan berdoa kepadaNya.

Maha benar Allah swt yang mengatakan bahwa orang-orang yang tidak memakai akal dan fitrah, esensinya lebih rendah dan buruk dari hewan.

Semakin kita merendah, semakin tinggi pula doa kita. Semakin kita mengenal esensi diri kita, semakin murni doa kita yang akhirnya menjadi sebab diijabahnya sebuah doa.

Namun sebaliknya, semakin sombong dan tinggi, semakin jatuh doa kita. Terlebih ketika berdoa tidak datang dari makrifat diri, semakin kotor doa kita dan pada akhirnya, doa-doa yang dipanjatkan berapa juta kalipun tidak akan pernah diijabah oleh Allah swt.

Untuk itu kita berdoa dengan doa-doa para Nabi, Rasul dan Imam-imam maksum, karena doa mereka adalah doa terbaik yang menggambarkan kesempurnaan Khalik dan kerendahan serta kehinaan makhluk.

Kita tahu diri tidak mengenal Allah swt dengan sebenar-benarnya seperti para manusia suci. Untuk itu kita mengikuti mereka dan tidak “berijtihad” dalam berdoa.

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Bagaimana al-Quran yang ayat-ayatnya saling menafikan (nafi) dan menyesuaikan (ta’dil) ...
Hadits Ghadir adalah bukti wilayah Imam Ali as
Mengapa Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab dan mengapa tidak dengan bahasa lain?
Al Quran dan Ahlul Bayt as
Rahbar Tegaskan, Terlarang Mengarak Fotonya pada Momentum Arbain di Karbala
Antara Syahid Muthahari dan Ki Hadjar Dewantara
Penjelasan Singkat Fiqh dalam Safar Arbain
Pengulangan Dalam Al-Qur’an
Bersama Kafilah Ramadhan (29)
Apa penafsiran ayat yang menyebutkan "seorang terkemuka di dunia dan di akhirat....(Qs. ...

 
user comment