Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Kapan Allah Menerima Taubat Hamba-Nya?

Kapan Allah Menerima Taubat Hamba-Nya?



Kapan Allah Menerima Taubat hamba-Nya? Bukankah Allah selalu membuka pintu taubat selebar-lebarnya? Bukankah Allah selalu memberi kesempatan kepada hamba-Nya yang mau kembali? Benar, Allah swt selalu membuka pintu taubat walau sebesar apapun dosa yang dilakukan hamba-Nya. Namun Al-Qur’an juga menceritakan kisah seorang yang tidak diterima taubatnya.Mengapa? Apakah ada batas waktu yang ditetapkan untuk diterimanya taubat?

Mungkin kita pernah mendengar kisah Fir’aun yang hendak bertaubat ketika ruhnya telah sampai ke tenggorokan, kemudian Allah Berfirman,

آلآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ

“Mengapa baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan.” (QS.Yunus:91)

 

Memang Allah swt selalu memberi kesempatan kepada hamba-Nya yang mau bertaubat dan kembali, namun ada batas waktu untuk penerimaan taubat itu.

Fir’aun dengan segala kesombongannya hendak beriman kepada Allah disaat ruh telah sampai di tenggorokan dan air laut hampir menenggelamkannya. Saat itu juga Allah menolak taubat Fir’aun. Mengapa? Karena batas diterimanya taubat adalah hingga ruh mencapai tenggorokan. Rasul pun bersabda,

“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba sebelum ruh sampai pada tenggorokan”

 

Mungkin kita kembali bertanya, kenapa Allah tidak menerima taubatnya sementara ia masih hidup? Karena calon mayat yang telah sampai kepada Sakarotul Maut, disaat ruh telah mencapai tenggorokannya, ia telah menyaksikan dahsyatnya kematian. Hamba ini melihat sesuatu yang tidak dilihat orang sekitarnya. Disaat itulah Allah menutup pintu taubat baginya karena ia telah melihat hakikat kehidupan yang sebenarnya.

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الآنَ

Dan tobat itu tidaklah (Diterima Allah) dari mereka yang melakukan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan, “Saya benar-benar bertobat sekarang.” (QS.An-Nisa’:18)

 

Begitu besar sifat Rohman dan Rohim-Nya hingga memberi kesempatan kepada hamba-Nya yang berlumur dosa sampai kematian menghampirinya. Namun yang perlu kita renungkan bahwa tidak ada yang pernah tau kapan ajal akan datang.

Ketika kita akan melakukan maksiat, cobalah berpikir “Bagaimana jika setelah ini aku mati dan belum sempat bertaubat?”

Karena itu, jangan pernah menunda taubat ! Jika kita terkalahkan oleh hawa nafsu segeralah bertaubat spontan, saat itu juga. Karena setan akan selalu berupaya agar kita melupakan dosa dan melalaikan taubat.

Taubat adalah taufik yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Tidak sembarang orang mampu bertaubat. Banyak yang cenderung meremehkan dosa karena ia menganggap perbuatannya hanyalah dosa kecil yang tak ada nilainya.

Jangan pernah remehkan dosa sekecil apapun, karena yang sedang kita langgar adalah Allah, Penguasa alam semesta. Dan ketahuilah bahwa dosa kecil yang diremehkan adalah termasuk dalam dosa besar.

Tulisan singkat ini akan ditutup dengan konsep indah dari Rasulullah saw. Menurut beliau, sekecil apapun dosa yang dilakukan seorang mukmin, ia akan merasa seperti memikul gunung karena takut kepada Allah. Sementara, sebesar apapun dosa yang dilakukan orang munafiq, ia hanya merasa seperti dihinggapi lalat.

Karenanya, berhati-hatilah untuk tidak meremehkan dosa kecil karena meremehkan dosa adalah sifat dari orang munafiq. Semoga kita terhindar dari sifat ini. Dan semoga Allah menerima taubat kita semua.

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Siapakah Wildanun Mukhalladun dan Apa Tugas Mereka?
Pelajaran Filsafat Hikmah Muta’aliyah Bag.1
DIALOG ANTARA MUSLIM DAN KRISTIAN [8]
Rendah Diri Kaum Wahabi
Apa Penyebab Wafat Rasulullah saw?
Apa arti “Fatimah” itu? Dan mengapa Rasulullah Saw memilih nama ini untuk putri ...
Teladan Suci dan Agung; Rasul Tuhan Muhammad Saw
Kebebasan dalam Pandangan Syahid Muthahhari
Yazid dalam Timbangan Al-Qur'an dan As-Sunnah
Mulla sadra dan pertanyaan tentang realitas(2)

 
user comment