, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyebut Amerika Serikat, rezim Zionis Israel, negara reaksioner dan antek-anteknya di kawasan sebagai firaun-firaun dunia masa kini.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, di hari kelahiran Nabi Muhammad Saw dan Imam Ja'far Shadiq as, (6/12) dalam pertemuan dengan jajaran tinggi pemerintah, pejabat militer, duta besar negara Muslim dan tamu Konferensi Persatuan Islam, menyampaikan penyesalan mendalam atas kepatuhan sebagian penguasa negara kawasan terhadap perintah Amerika.
Rahbar menuturkan, bahasa kami terhadap para pengikut Amerika di kawasan adalah bahasa nasihat, dan kami katakan kepada mereka bahwa melayani para penindas dunia akan merugikan diri sendiri, dan menurut Al Quran, mengikuti penindas akan berujung dengan kebinasaan.
Menurut Ayatullah Khamenei, tujuan akhir musuh dengan menciptakan kelompok-kelompok Takfiri adalah menyulut perang Sunni dan Syiah. "Sejumlah elit politik Amerika disadari atau tidak, mengakui bahwa kawasan Timur Tengah harus dalam kondisi konflik dan perang sehingga Israel akan tetap aman serta dunia Islam tidak akan maju," tambah Rahbar.
Kondisi saat ini di kawasan, khususnya negara-negara Islam termasuk isu Palestina dan al-Quds cederung membutuhkan perhatian umat dan pemerintah Islam akan dua wacana, persatuan Islam dan resistensi.
Bersamaan dengan konspirasi Takfiri Wahabi-Zionis di Suriah dan Irak sejumlah negara Arab termasuk Arab Saudi memilih mengiringi kepentingan Amerika Serikat dan Israel di kawasan. Normalisasi hubungan negara-negara reaksioner Arab dengan Israel merupakan konspirasi baru Amerika untuk melupakan cita-cita bangsa Palestina dan menjamin keamanan rezim Zionis.
Upaya Amerika untuk memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis serta pengumuman kota suci ini sebagai ibukota rezim ilegal Israel muncul dari kerja sama antara firaun zaman ini. Presiden AS Donald Trump hari Rabu (6/12) dilaporkan akan mengumumkan sikapnya terkait al-Quds pendudukan.
Dalam hal ini, Ayatullah Khamenei mengatakan, klaim musuh Islam terkait pengumuman al-Quds sebagai ibukota Israel muncul dari ketidakmampuan mereka dan dunia Islam tak diragukan lagi akan melawan konspirasi tersebut dan Zionis akan mendapat pukulan telak dari sikap ini serta bangsa Palestina tanpa diragukan lagi akan terbebas dari penjajahan.
Quds dan isu Palestina merupakan poros persatuan Islam dan setiap pengabaian isu penting dan vital dunia Islam ini merupakan pengkhianatan terhadap cita-cita bangsa Palestina. Kerja sama busuk Amerika, Israel dan Arab Saudi telah memberi banyak kerusakan pada tubuh dunia Islam. Namun seperti kesadaran poros muqawama akan konspirasi segitiga ini, rencana Takfiri Daesh di Suriah dan Irak berhasil dipadamkan, maka konspirasi baru anti al-Quds melalui persatuan Islam dan reaksi cerdas bangsa Palestina juga akan terpatahkan.
Pengalaman intifada di Palestina berhasil mematahkan setiap konspirasi Israel dan kelanjutan intifada tak diragukan lagi juga akan menggagalkan konspirasi baru anti al-Quds. Kemarahan bangsa Palestina dengan membakar poster Presiden AS Donald Trump sebagai awal reaksi atas kebijakan pemerintahan Trump terkait al-Quds, menunjukkan adanya potensi bahwa jika pendekatan ini dilaksanakan, seperti ungkapan Rahbar, Israel akan mendapat pukulan telak.
Kemenangan poros muqawama terhadap kelompok teroris Daesh semakin membuat persatuan Islam kian penting. Persatuan dan resistensi terhadap konspirasi musuh merupakan jalan untuk sampai pada kekuatan dan kehormatan dunia Islam.
Mengingat kapasitas besar di dunia Islam, jalan ini jelas tersedia dan kemuliaan dunia Islam tergantung pada konvergensi Islam dihadapan konspirasi musuh terkait berbagai masalah khususnya isu al-Quds dan Palestina.