Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran (Rahbar), menilai momen-momen penting Revolusi Islam sebagai sumber tegak dan kuatnya sistem pemerintahan, dan mengatakan tahun ini dengan izin Allah Swt, 22 Bahman akan menjadi bagian dari perayaan yang spektakuler.
Menurut Kantor Berita ABNA, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran (Rahbar), menilai momen-momen penting Revolusi Islam sebagai sumber tegak dan kuatnya sistem pemerintahan, dan mengatakan tahun ini dengan izin Allah Swt, 22 Bahman akan menjadi bagian dari perayaan yang spektakuler.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei pada Kamis (8/2/2018) pagi, melakukan pertemuan dengan para komandan dan sfat Angkatan Udara Iran di Tehran, bertepatan dengan peringatan sebuah peristiwa bersejarah, di mana AU Iran pada 8 Februari 1979 menyatakan kesetiaan kepada Imam Khomeini ra.
"Tahun ini karena bualan beberapa pejabat AS dan non-Amerika, maka rakyat merasa bahwa musuh sedang mengintai dan mengobarkan permusuhan, dan karena ini, dengan izin Allah, partisipasi rakyat pada 22 Bahman tahun ini akan lebih meriah dan lebih bergairah dari sebelumnya dan semua orang akan datang," ujarnya.
Menurut Rahbar, hari ini kekuatan dan ketahanan revolusi sudah lebih kuat dari hari-hari pertama. Kaum revolusioner sekarang lebih tangguh, lebih berwawasan dan lebih arif dari para revolusioner pada hari-hari pertama revolusi, dan atas dasar ini, revolusi telah maju dan berkembang.
Ayatullah Khamenei juga menganggap perang melawan kezaliman dan kerusakan pada tingkat internasional sebagai bagian dari kebijakan mendasar Republik Islam.
"Saat ini entitas yang paling kejam dan tak kenal belas kasihan di dunia adalah pemerintah AS, dan bahkan lebih buruk dari Daesh yang barbar. Daesh dibentuk oleh Amerika dan Presiden AS saat ini juga menyinggung masalah ini selama kampanye pilpres," tambahnya.
Amerika, jelas Ayatullah Khamenei, selain membentuk Daesh, juga mendukung mereka, tapi pemerintah AS dalam kampanye global mengaku membela hak asasi manusia dan orang-orang tertindas dan bahkan hak-hak hewan.
"Kita harus menyingkap wajah mereka dengan mengungkap fakta," tegasnya.Rahbar lebih lanjut menuturkan, contoh nyata tirani Amerika adalah mendukung penindasan bangsa Palestina selama 70 tahun serta merestui pembantaian dan penindasan rakyat Yaman.
"Infrastruktur Yaman dan rakyat tertindas di negara itu setiap hari dibombardir oleh sekutu-sekutu AS dan dengan senjata Amerika. Pemerintah AS tidak pernah menyuarakan protes dan keberatan, namun tanpa malu-malu dan dengan mempertontonkan besi tua, mengklaim bahwa pengiriman rudal dilakukan oleh Iran," sindir Rahbar.
Di bagian lain, Ayatullah Khamenei memaparkan salah satu contoh dari kehadiran dan perlawanan Republik Islam Iran di kawasan.
Dalam kasus perlawanan di Asia Barat, lanjutnya, AS bertekad untuk menghancurkan perlawanan, tapi kami bangkit dan berkata kami tidak akan membiarkan ini terjadi.
"Hari ini sudah terbukti bagi seluruh dunia yaitu; Amerika menginginkan, tapi gagal, dan kami menginginkan dan kami berhasil," pungkasnya.
Pada 11 Februari 2018 atau (22 Bahman 1396 Hijriah Syamsia