Jika kita memperhatikan alam disekeliling kita akan ditemukan bahwa hal-hal yang berguna dan bermanfaat akan lebih banyak dari yang tidak berguna. Manusia yang sehat beribu-ribu kali lipat jika dibandingkan dengan manusia yang sakit. Penyakit, bencana dan musibah merupakan pengecualian. Asas pertama dalam penciptaan adalah segala sesuatu tercipta dengan sempurna, baik dan selamat dari cacat dan kekurangan. Ini semua merupakan manifestasi dari keluasan rahmat Ilahi.
Allah Swt menciptakan kekuatan pada diri manusia sehingga dia mampu berhadapan dengan berbagai penyakit yang menyerang. Obat pada dasarnya hanya berfungsi sebagai penguat, sehingga badan sanggup berhadapan dengan penyarat yang menyerangnya. Tulang yang patah umpamanya, dengan mengikatnya serta melakukan tindakan lainnya dua sisi tulang ini disandingkan kemudian setelah beberapa saat keduanya akan kembali menyatu. Atas dasar ini obat-obatan hanya berperan sebagai pemberi kekuatan terhadap badan untuk memperbaiki dirinya sendiri, sementara obat sebenarnya tidak memiliki peranan tersebut.
Allah Swt menciptakan berbagai makhluk yang berperan untuk menghilangkan polusi yang ada. Tumbuhan diberi tugas sebagai pembersih udara, yang jika proses pembersihan ini tidak ada maka manusia tidak akan mampu melangsungkan kehidupannya. Setelah beberapa saat udara dipenuhi oleh zat karbon dioksida manusia tidak akan mampu lagi bernafas. Semua makhluk hidup yang membutuhkan udara yang bersih untuk hidup dengan sendirinya akan mati. Namun Allah Swt telah menciptakan pepohonan, tumbuhan dan air yang berfungsi untuk membersihkan udara, sehingga bisa kembali dihirup. Kita acap kali melupakan nikmat ini, padahal tanpa kita sadari segala nikmat yang ada di sekeliling telah melakukan tugas dan peranannya.
Manusia menghasilkan sampah yang sangat banyak sekali. Binatang juga ikut serta dalam hal ini, bahkan setelah mati sekalipun badannya akan menghasilkan bau bangkai. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka dunia ini tidak akan dapat dihuni lagi. Akan tetapi Allah Swt menciptakan makhluk yang sangat kecil yang bernama mikroba dan bakteri dimana mereka diberi tugas untuk menghancurkan serta menghilangkan kotoran dan sampah yang ada. Jika makhluk-makhluk ini tidak ada, dalam waktu yang relatif singkat dunia ini akan dipenuhi oleh sampah dan kotoran. Pada gilirannya makhluk hidup ini juga tidak akan mampu melangsungkan kehidupannya.
Atas dasar ini kemampuan manusia mengarahkan pandangannya, baik pada dirinya sendiri, tumbuhan, hewan, lautan, ruang angkasa maupun yang lainnya, sebenarnya dia sedang melihat rahmat, pemberian, kasih sayang serta nikmat ilahi, dan pada saat yang sama dia akan meyakini bahwa rahmat ilahi sangatlah luas. Memang benar, terkadang bencana, musibah, banjir dan gempa juga terjadi. Walaupun hikmah dibalik kejadian ini kita kesampingkan namun jika kita bandingkan denngan nikmat ilahi yang begitu banyak bisa dikatakan hal diatas tidak ada sama sekali.
Satu lagi dari manifestasi rahmat ilahi adalah jiwa atau ruh manusia. Fitrah manusia itu bersih, ingin menyembah Tuhan, mencari kebenaran, keadilan, kebaikan serta kemuliaan. Ini juga merupakan rahmat Ilahi. Memang lingkungan, keluarga dapat mengubah haluan hidup manusia. Namun, fitrah dan kemanusiaannya diciptakan dalam keadaan bersih. Al-Quran menyatakan, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), sebagai firah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.” (Qs. Al-Rum [30] : 30).
Dengan berpedoman pada ayat diatas dapat dipahami bahwa manusia diciptakan dengan fitrah yang memiliki kecendrungan pada agama, pengabdian pada Tuhan dan tauhid.
Pengutusan para nabi juga tidak terkecuali merupakan menifestasi rahmat ilahi. Tuhan telah mengutus para nabi beserta beberapa kitab. Maksudnya kita dibekali akal dan diberi fitrah yang suci. Dia juga mengutus pemberi petunjuk untuk mengerahkan kita menuju jalan yang benar. Semua ini adalah manifestasi rahmat ilahi.