Telah diriwayatkan dengan sanad yang jayyid bahwa Imam Ali adalah manusia yang terbaik. Hal ini sejalan dengan berbagai hadis keutamaan yang dimiliki Imam Ali yang menunjukkan betapa kedudukan Beliau di atas semua sahabat yang lain termasuk Abu Bakar dan Umar.
حدثنا إبراهيم بن نصر العنبري ثنا يوسف بن عيسى ثنا الفضل بن موسى عن شريك عن عثمان بن أبى زرعة عن سالم بن أبى الجعد قال سئل جابر بن عبد الله عن على فقال ذاك خير البشر من شك فيه فقد كفر
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Nashr Al ‘Anbari yang berkata telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Isa yang berkata telah menceritakan kepada kami Fadhl bin Musa dari Syarik dari Utsman bin Abi Zur’ah dari Salim bin Abil Ja’d yang berkata aku bertanya kepada Jabir bin Abdullah tentang Ali, maka Beliau menjawab “Dia adalah manusia terbaik, siapa yang meragukannya sungguh telah kufur” [Ats Tsiqat Ibnu Hibban juz 9 no 16440]
Hadis ini sanadnya shahih. Telah diriwayatkan oleh para perawi tsiqat dan Syarik adalah seorang yang tsiqat. Terdapat perbincangan pada dirinya tetapi riwayatnya disini dari Utsman bin Abi Zur’ah dimana ia adalah orang yang paling tsabit mengenai riwayat dari Utsman bin Abi Zur’ah seperti yang diisyaratkan oleh Ahmad.
* Ibrahim bin Nashr Al ‘Anbari adalah seorang yang tsiqat. As Sam’ani menyebutkan kalau ia meriwayatkan banyak hadis, riwayatnya lurus dan jama’ah telah meriwayatkan darinya, ia seorang yang tsiqat dan utama [Al Ansab 5/28]
* Yusuf bin Isa bin Dinar Abu Yaqub Al Marwazi adalah seorang yang tsiqat perawi Bukhari Muslim, Nasa’i dan Tirmidzi. Nasa’i dan Ibnu Hibban menyatakan ia tsiqat [At Tahdzib juz 11 no 719]. Ibnu Hajar menyatakan “tsiqat” [At Taqrib 2/345]
* Fadhl bin Musa Abu Abdullah Al Marwazi adalah perawi kutubus sittah yang tsiqat. Ibnu Ma’in, Ibnu Sa’ad, Waki’, Ibnu Hibban, Ibnu Mubarak, Ibnu Syahin dan Bukhari menyatakan “tsiqah”. Abu Hatim berkata “shaduq shalih” [At Tahdzib juz 8 no 527].
* Syarik Al Qadhi adalah Syarik bin Abdullah An Nakha’i perawi Bukhari dalam Ta’liq Shahih Bukhari, Muslim dan Ashabus Sunan. Ibnu Ma’in, Al Ijli, Ibrahim Al Harbi menyatakan ia tsiqat. Nasa’i menyatakan “tidak ada masalah padanya”. Ia diperbincangkan sebagian ulama bahwa ia melakukan kesalahan dan terkadang hadisnya mudhtharib diantara yang membicarakannya adalah Abu Dawud, Ibnu Sa’ad dan Ibnu Hibban tetapi mereka tetap menyatakan Syarik tsiqat [At Tahdzib juz 4 no 587]. Riwayat Syarik disini dari Utsman bin Abi Zur’ah dan ia adalah orang yang paling tsabit dalam riwayat Utsman bin Abi Zur’ah seperti yang diisyaratkan Ahmad [At Tahdzib juz 7 no 306 biografi Utsman bin Abi Zur’ah]
* Utsman bin Abi Zur’ah atau Utsman bin Mughirah Ats Tsaqafi adalah perawi Bukhari dan Ashabus Sunan. Ahmad, Ibnu Ma’in, Abu Hatim, Nasa’i, Abdul Ghani bin Sa’id, Ibnu Hibban, Al Ijli dan Ibnu Numair menyatakan ia tsiqah [At Tahdzib juz 7 no 306]. Ibnu Hajar menyatakan “tsiqat” [At Taqrib 1/665]
* Salim bin Abil Ja’d adalah perawi kutubus sittah tabiin yang tsiqat. Ibnu Ma’in, Abu Zur’ah, Nasa’i, Ibnu Hibban, Ibnu Sa’ad, Al Ijli dan Ibrahim Al Harbi menyatakan ia tsiqat [At Tahdzib juz 3 no 799]. Ibnu Hajar menyatakan “tsiqat” [At Taqrib 1/334]
Hadis Salim bin Abil Ja’d dari Jabir ini memiliki mutaba’ah yaitu dari Abu Zubair dari Jabir yang diriwayatkan oleh Abu Ali Ash Shawwaf
ثنا أحمد بن محمد بن الجعد ثنا عبد الملك بن عبد ربه ثنا عمار بن معاوية الدهني ثني أبو الزبير قال قلت لجابر كيف كان علي فيكم ؟ قال ذاك من خير البشر ما كنا نعرف المنافقين إلا ببغضهم عليا
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad bin Al Ja’d yang berkata telah menceritakan kepada kami Abdul Malik bin Abdu Rabbih yang berkata telah menceritakan kepada kami Ammar bin Muawiyah Ad Duhniy yang berkata telah menceritakan kepadaku Abu Zubair yang berkata aku bertanya kepada Jabir “bagaimana kedudukan Ali di sisi kalian?”. Beliau menjawab “Dia adalah manusia terbaik dan tidaklah kami mengenal orang-orang munafik kecuali melalui kebencian mereka terhadap Ali” [Fawaid Abu Ali Ash Shawwaf no 33]
Hadis ini sanadnya shahih. Telah diriwayatkan oleh para perawi yang terpercaya. Abdul Malik bin Abdu Rabbih adalah seorang yang tsiqah. Ibnu Hibban dan Al Hakim menyatakan ia tsiqat. Tuduhan terhadapnya tidaklah tsabit, dikatakan ia meriwayatkan hadis-hadis mungkar padahal ia bukanlah yang tertuduh dalam hadis-hadis tersebut.
* Ahmad bin Muhammad bin Al Ja’d adalah Ahmad bin Muhammad bin Abdul Aziz bin Al Ja’d Abu Bakar Al Wasya’ seorang yang tsiqah. Daruquthni berkata “tidak ada masalah padanya” [Su’alat Hamzah no 118]. Adz Dzahabi menyatakan ia syaikh yang tsiqat [As Siyar 14/148 no 82]
* Abdul Malik bin Abdu Rabbih adalah seorang yang tsiqat. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat [Ats Tsiqat juz 8 no 14036] dan Al Hakim menyatakan ia tsiqat [Al Mustadrak no 8255]
* Ammar bin Muawiyah Ad Duhniy adalah perawi Muslim dan Ashabus Sunan yang tsiqat. Ahmad, Ibnu Ma’in, Abu Hatim, Nasa’i dan Ibnu Hibban menyatakan ia tsiqat [At Tahdzib juz 7 no 662]
* Abu Zubair adalah Muhammad bin Muslim perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Ibnu Ma’in, Yaqub bin Syaibah, Nasa’i, Ibnu Hibban, Ali bin Madini dan Ibnu Sa’ad menyatakan “tsiqat” [At Tahdzib juz 9 no 729].
Adz Dzahabi menyatakan bahwa Abdul Malik bin Abdu Rabbih “munkar al hadis, ia meriwayatkan dari Walid bin Muslim riwayat maudhu’ [palsu] dan juga dari Syu’aib bin Shafwan [Mizan Al I’tidal juz 2 no 5223]. Tuduhan Adz Dzahabi ini tidak tsabit karena
* Hadis yang dimaksud Adz Dzahabi yaitu riwayat Abdul Malik bin Abdu Rabbih dari Walid bin Muslim [‘an] dari Al Awza’i dari Hasan bin Athiyah dari Abu Darda dari Rasulullah SAW “firman Allah SWT bukan makhluk”. [matan hadis lihat Laly Al Mashnu’ah 1/13] Abdul Malik bin Abdu Rabbih bukanlah yang tertuduh dalam riwayat ini karena Walid bin Muslim seorang mudallis dan riwayatnya disini dengan ‘an anah. Ibnu Hajar memasukkannya sebagai mudallis martabat keempat [Thabaqat Al Mudallisin no 127], Bisa jadi Walid melakukan tadlis dan tidak menyebutkan orang yang tertuduh dalam riwayat ini. Kemudian Hasan bin Athiyah tidak bertemu dengan Abu Darda’ jadi bisa saja Hasan bin Athiyah mengambil riwayat ini dari seorang yang dhaif dan ialah yang seharusnya tertuduh. Jadi tuduhan Adz Dzahabi terhadap Abdul Malik bin Abdu Rabbih tidaklah tsabit.
* Adz Dzahabi menyebutkan soal riwayat Abdul Malik bin Abdu Rabbih dari Syu’aib bin Shafwan. Bagaimana mungkin Abdul Malik menjadi yang tertuduh kalau Syu’aib bin Shafwan sendiri adalah seorang yang dhaif. Ibnu Ma’in mendhaifkan Syu’aib, Abu Hatim berkata “ditulis hadisnya tetapi tidak dapat dijadikan hujjah”, Ibnu Ady berkata “kebanyakan riwayatnya tidak memiliki mutaba’ah”. Ibnu Hibban berkata “melakukan kesalahan”. Ahmad berkata “tidak ada masalah” [Tahrir At Taqrib no 2803]. Bukankah bisa saja dikatakan hadis-hadis itu adalah kesalahan Syu’aib bin Shafwan dan bukan kesalahan Abdul Malik bin Abdu Rabbih.
Matan hadis Jabir di atas menunjukkan bahwa kedudukan Imam Ali di sisi para sahabat adalah mengakui kalau Imam Ali adalah manusia terbaik. Terakhir kami akan bawakan hadis penguat lain yaitu
حدثنا عبد الله قال حدثني أبي نا وكيع نا الأعمش عن عطية بن سعد العوفي قال دخلنا على جابر بن عبد الله وقد سقط حاجباه على عينيه فسألناه عن علي فقلت أخبرنا عنه قال فرفع حاجبيه بيديه فقال ذاك من خير البشر
Telah menceritakan kepada kami Abdullah yang berkata telah menceritakan kepadaku Ayahku yang berkata telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Athiyyah bin Sa’ad Al Aufiiy yang berkata “kami masuk menemui Jabir bin Abdullah dan saat itu alisnya sudah menutupi matanya, kami pun bertanya tentang Ali, aku berkata “kabarkanlah kepada kami”. Beliau kemudian mengangkat alisnya dengan tangannya dan berkata “dia adalah manusia terbaik” [Fadhail Shahabah no 949]
Riwayat ini sanadnya hasan para perawinya tsiqat kecuali Athiyah bin Sa’ad Al Aufiiy dia seorang yang hadisnya hasan dan jarh terhadapnya tidak berdasar hanya berupa tuduhan tadlis yang tidak tsabit tetapi diikuti oleh banyak ulama.
* Waki’ bin Jarrah adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat dan hafizh. Ibnu Ma’in berkata “aku tidak pernah melihat seorang yang lebih hafizh dari Waki’. Ibnu Ma’in menyatakan tsiqat. Ibnu Sa’ad menyatakan ia tsiqat ma’mun hujjah”. Al Ijli menyatakan tsiqat. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat dan berkata “hafizh mutqin”. Yaqub bin Syaibah berkata “hafizh yang paling baik dan utama” [At Tahdzib juz 11 no 211]. Ibnu Hajar berkata “tsiqat hafzih ahli ibadah” [At Taqrib 2/284]
* Sulaiman bin Mihran Al A’masy adalah perawi kutubus sittah yang dikenal tsiqat. Al Ijli dan Nasa’i berkata “tsiqat tsabit”. Ibnu Ma’in berkata “tsiqat”. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. [At Tahdzib juz 4 no 386]. Ibnu Hajar menyebutkannya sebagai mudallis martabat kedua yang ‘an anahnya dijadikan hujjah dalam kitab shahih [Thabaqat Al Mudallisin no 55]
* Athiyyah bin Sa’ad bin Junadah Al Aufiy adalah tabiin yang hadisnya hasan. Ibnu Sa’ad berkata ”seorang yang tsiqat, insya Allah memiliki hadis-hadis yang baik dan sebagian orang tidak menjadikannya sebagai hujjah” [Thabaqat Ibnu Sa’ad 6/304]. Al Ijli berkata ”tsiqat dan tidak kuat” [Ma’rifat Ats Tsiqat no 1255]. Ibnu Syahin memasukkannya sebagai perawi tsiqat dan mengutip Yahya bin Ma’in yang berkata ”tidak ada masalah padanya” [Tarikh Asma Ats Tsiqat no 1023]. At Tirmidzi telah menghasankan banyak hadis Athiyyah Al Aufiy dalam kitab Sunan-nya. Sebagian ulama mendhaifkannya seperti Sufyan, Ahmad dan Ibnu Hibban serta yang lainnya dengan alasan tadlis syuyukh. Telah kami buktikan kalau tuduhan ini tidaklah tsabit sehingga yang rajih adalah penta’dilan terhadap Athiyyah.
Setelah mengumpulkan sanadnya maka dapat dilihat bahwa yang meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah adalah Salim bin Abil Ja’d, Abu Zubair dan Athiyyah bin Sa’ad Al Aufiiy dengan sanad yang shahih maupun hasan. Secara keseluruhan riwayat ini shahih dari Jabir bin Abdullah dan ini menunjukkan bahwa Kedudukan Imam Ali di sisi para sahabat termasuk Jabir RA adalah sebagai manusia yang paling baik atau paling utama.