Dialog seorang pelajar dengan gurunya, Husaini Qumi, seorang Alim di Iran, tentang Imam Mahdi as:
Pelajar: “Jelaskan tentang Imam Mahdi yang telah dikabarkan oleh Rasulullah saw.”
Husaini Qumi: “Semuanya meyakini bahwa ia kelak akan muncul di akhir jaman. Hanya saja ada ikhtilaf tentang kapan ia lahir. Kebanyakan Muslim Ahlu Sunah berkeyakinan bahwa ia masih belum lahir, dan akan dilahirkan di akhir jaman. Sedangkan Syiah berkeyakinan bahwa pada tahun 255 beliau telah lahir di Samara lalu ghaib.”
Pelajar: “Bagaimana bisa orang yang ghaib dan tidak nampak dapat menjadi imam? Bukannya lebih masuk akal pendapat Ahlu Sunah bahwa Imam Mahdi masih belum lahir namun akan lahir di akhir jaman?”
HQ: “Memang kebanyakan syubhat tentang Imam Mahdi seperti itu. Mereka bertanya-tanya, bukankah tugas Imam adalah mengurusi umatnya? Bagaimana bisa menjadi Imam kalau tidak ada di tengah-tengah umat?
Namun jawabannya begini:
Pertama, saat secara sekilas kita tidak merasakan kehadiran Imam di tengah-tengah kita, bukan berarti sama sekali keghaiban itu tidak ada gunanya. Tak selamanya saat kita tidak tahu tentang sesuatu berarti hal itu tidak ada atau tak berguna. Pasti ada hikmah dan rahasia Ilahi di balik semua itu.
Kedua, ghaib bukan berarti sama sekali tidak berperan. Bukannya nabi Musa as pernah ghaib juga? Lagi pula banyak sekali riwayat yang menjelaskan bahwa Imam Mahdi terkadang hadir di majelis-majelis kita, dan juga berhaji di musim haji.
Ketiga, bagi sebagian orang tertentu, tidak mustahil mereka dapat bertemu Imam Mahdi; sebagaimana banyak riwayat yang menjelaskan hal itu.
Keempat, tak harus Imam Mahdi sendiri secara langsung yang harus mengurusi perkara-perkara umat manusia. Karena beliau sendiri secara umumnya memiliki pengikut-pengikut yang memiliki berbagai kriteria yang layak untuk menjalankan sebagian dari tugas-tugas tersebut.
Ada wakil-wakil beliau yang khusus dan umum. Wakil khusus beliau dikenal ada empat orang, dan wakil umum beliau adalah para faqih dan mujtahid yang faham hukum-hukum syar’i dan politik. Imam sendiri pernah berkata, “Adapun mengenai perkara-perkara yang akan terjadi, merujuklah pada perawi hadits kami (orang-orang alim dan faqih). Karena mereka adalah hujjahku atas kalian, dan aku adalah hujjah Allah”
Beliau juga pernah menjelaskan bahwa kedudukan beliau saat ghaib bagaikan matahari di balik awan. Saat mentari berada di balik awan, seakan kita tidak merasakan manfaatnya, padahal bukan demikian. Begitu juga dengan keghaiban Imam Mahdi, kita saja yang seolah tidak merasakan kehadirannya.”
Pelajar: “Apa sebab dighaibkannya Imam Mahdi? Apa saja kemaslahatan yang ada di balik itu semua?”
HQ: “Kita perlu mengaku bahwa akal dan pikiran kita bukan segala-galanya. Jangan sampai karena kita tidak mampu memahami sesuatu lalu kita dengan berani menolak riwayat-riwayat yang kita temui tentang masalah ini.
Jika kita telusuri, sebab beliau dighaibkan kurang lebih jelas jika kita memperhatikan indikasi-indikasi terkait.
Beliau adala Imam terakhir di antara dua belas Imam. Ia adalah orang yang dijanjikan oleh Rasulullah saw yang mana keagungan Islam ada di tangannya. Banyak sekali pihak-pihak yang zalim yang terus berusaha memojokkan para Imam, mengkontrol, membatasi aktifitas, sampai memenjarakan mereka. Bahkan mereka sampai dibunuh! Akhirnya Imam Mahdi sebagai Imam terakhir, jika seandainya beliau tidak dighaibkan, pasti beliau pun akan mengalami hal yang sama, yakni mati dibunuh.
Keghaiban beliau akan terus berlanjut sampai pada suatu saat yang mana umat manusia telah siap menerima kehadirannya, sehingga beliau dapat dengan mudah datang dan menegakkan ajaran Islam yang sebenarnya.”
Pelajar: “Bagaimana mungkin Imam Mahdi memiliki umur yang sangat panjang hingga ribuan tahun.”
HQ: “Tidak ada yang perlu diherankan. Nabi Nuh as saja hidup selama sembilan ratus lima puluh tahun. Itu pun umur beliau sampai peristiwa banjir besar. Adapun setelah banjir besar berapa lama beliau hidup, tidak diketahui.
Selain itu banyak sekali kisah-kisah yang kita dengar tentang orang-orang yang umurnya sangat panjang.
Ada buku yang berjudul Mu’ammarin (orang-orang yang dipanjangkan umurnya) karya Hatim Sajistani. Syaikh Shaduq juga pernah menulis kitab tentang umur Imam Mahdi yang berjudul Al Burhan fi Shihhati Tuli Umril Imam Zaman.
Tentang panjangnya umur Imam Mahdi, tak perlu kita heran jika kita tahu betapa Tuhan maha bisa. Umat manusia tidak mengetahui kekuatan Tuhan yang sebenarnya.
Secara logis, umur panjang bukanlah hal yang mustahil. Tak satupun bisa membuktikan kemustahilannya.
Bukannya dengan adanya penemuan-penemuan dalam dunia kedokteran kita dapat memiliki umur yang relatif panjang dengan menjalankan aturan-aturan tertentu?”
Pelajar: “Apa saja tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi as?”
HQ: “Dalam kitab-kitab hadits sering disebutkan tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi as dan juga tanda-tanda kiamat. Keduanya tidak boleh tercampur.
Adapun tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi as diantaranya adalah:
1. Teriakan di langit yang menyeru kepada manusia bahwa hujjah Allah telah datang;
2. Gerhana matahari dan bulan yang tidak wajar;
3. Perpecahan umat manusia;
4. Huru hara dan kekacauan di mana-mana;
5. Kematian merah (pembunuhan) dan putih (virus atau penyakit) di mana-mana;
6. Terbunuhnya Nafsus Zakiyah;
7. Datangnya Dajjal;
8. Datangnya Sufyani;
9. Masyarakat yang menjauhi ulama bagai domba yang lari dari srigala;
10. Wanita yang menyerupai lelaki dan lelaki yang suka menyerupai wanita.”
Pelajar: “Apa yang dapat mempercepat kedatangan beliau?”
HQ: “Pertama, kesiapan dan penantian umat manusia yang telah putus asa dengan siapa saja yang pernah mengaku berjanji menjadikan hidup mereka lebih baik.
Kedua, semakin berkembangnya pengetahuan umat manusia dan segala yang berkaitan dengan kemajuan. Misalnya dalam masalah komunikasi; karena saat Imam Mahdi datang nanti suaranya dapat disampaikan ke seluruh penjuru dunia melalui sarana komunikasi moderen.
Imam Shadiq as berkata, “DI akhir jaman nanti, seorang mukmin di barat akan dapat melihat dan bertemu dengan saudara seimannya di timur.”
Ada kemungkinan yang beliau maksud adalah sarana komunikasi saat ini.
Ketiga, terbentuknya pasukan-pasukan kuat yang beriman. Karena Imam Mahdi as pun juga membutuhkan pasukan yang mendukung berjalannya misi beliau.”
Pelajar: “Bukannya disebutkan dalam riwayat bahwa pasukan beliau berjumlah tiga ratus tiga belas orang?”
HQ: “313 orang itu adalah pemimpin-pemimpin pasukan Imam Mahdi as. Adapun pasukan itu sendiri, bisa dikata semua orang yang beriman adalah pasukannya.”
Pelajar: “Berarti tidak hanya Syiah saja yang meyakini kedatangan Imam Mahdi as?”
HQ: “Ya, semua madzhab memiliki keyakinan ini. Bahkan sebagian agama selain Islam dan kelompok-kelompok tertentu juga meyakini kedatangan sang Ratu Adil di akhir jaman.