Berapakah jumlah para pemberi syafaat menurut versi Al Quran Al-Karim? Apakah kitab suci ini menyebutkan nama dan sifat mereka secara jelas?
Jika kita meneliti ayat-ayat Al Quran Al-Karim dengan cermat, kita akan berkesimpulan bahwa Allah SWT dalam kitab suci terakhir-Nya tidak pernah menyebutkan nama seorang pun yang kelak di hari kiamat akan memberikan syafaat. Namun, dengan menyebutkan beberapa sifat dan kriteria syafi’ (pemberi syafaat) Al Quran menjelaskan bahwa siapa saja yang memiliki sifat-sifat tersebut berarti ia adalah syafi’ di hari kiamat.
Ada beberapa kelompok yang disebut oleh Al Quran Al-Karim sebagai syafi’. Di antaranya adalah para nabi a.s., malaikat, dan kaum mukminin yang saleh. Selain itu amal perbuatan yang baik juga dapat memberikan syafaat kepada pelakunya.
Rasulullah SAWW dalam sebuah hadis bersabda,
يشفع النبيّون والملائكة والمؤمنون فيقول الجبّار : بقيت شفاعتي
Artinya: Di hari kiamat, para nabi, malaikat, dan kaum mukminin memberikan syafaat mereka. Lalu Allah SWT berfirman, “Kini hanya syafaat-Ku yang tersisa.”
Selain itu Rasulullah SAWW juga bersabda,
يشفع يوم القيامة الأنبياء ثم العلماء ثم الشهداء
Artinya: Para nabi di hari kiamat kelak akan memberikan syafaat mereka, yang lalu disusul oleh para ulama, kemudian para syuhada’ (mereka yang mati di jalan Allah).
Selain dari hal di atas, mempelajari kitab suci Al Quran dapat mengangkat derajat seseorang ke suatu tingkat yang memungkinkannya untuk memberikan syafaat kepada orang lain. Rasulullah SAWW bersabda,
من تعلم القرآن فاستظهره فأحلّ حلاله وحرّم حرامه أدخله الله به الجنة وشفعّه في عشرة من أهل بيته كلهم قد وجبت له النار …
Artinya: Orang yang mempelajari Al Quran lalu mengamalkannya dengan menghalalkan bagi dirinya apa dihalalkan oleh Al Quran dan mengharamkan segala yang diharamkannya, akan dimasukkan Allah ke dalam surga dan dia diberi Allah kesempatan untuk memberi syafaat kepada sepuluh orang dari keluarganya yang semestinya masuk ke neraka….
Imam Ali bin Abi Thalib dalam Nahj Al-Balaghah berkata,
إنه من شفع له القرآن يوم القيامة شفع فيه
Artinya: Orang yang diberi syafaat oleh Al Quran akan dapat memberikan syafaat.
Perbuatan baik dan konsekuen terhadap ajaran-ajaran Islam juga bisa menjadikan seseorang itu syafi’di hari kiamat. Dalam hal ini Rasulullah SAWW bersabda,
إنّ أقربكم مني غدا و أوجبكم عليّ الشفاعة : أصدقكم لسانا , وأدّاكم لأمانتكم , و أحسنكم خلقا , و أقربكم من الناس
Artinya: Orang yang paling dekat kepadaku di hari kiamat dan yang paling pantas untuk menerima hak syafaat dariku adalah orang yang paling benar tutur katanya, paling jujur terhadap amanat, paling bagus budi pekertinya, dan paling dekat dengan masyarakat.
Beliau SAWW juga bersabda,
الشفعاء خمسة : القرآن والرحم والأمانة ونبيكم وأهل بيت نبيكم
Artinya: Orang yang kelak akan bisa memberikan syafaat kepada kalian ada lima: Al Quran, hubungan kekerabatan, amanat, nabi kalian, dan Ahlul Bait.
Dalam doanya, Imam Ali bin Al-Husain Zainal Abidin a.s. mengatakan,
اللهمّ اجعل نبينا صلواتك عليه وعلى آله يوم القيامة أقرب النبيين منك مجلسا وأمكنهم منك شفاعة ..
Artinya: Ya Allah, jadikanlah nabi-Mu –shalawat dan salam-Mu atasnya dan atas keluarganya– nabi yang paling dekat kepada-Mu di hari kiamat nanti dan jadikanlah ia nabi yang paling layak untuk memberikan syafaat dari-Mu...
Pada bagian ini, akan kami nukilkan secara singkat beberapa ayat suci Al Quran yang menjelaskan kelompok-kelompok pemberi syafaat tersebut.
Para Nabi
Ayat di bawah ini menegaskan bahwa para nabi a.s. memiliki hak untuk memberi syafaat di hari kiamat. Allah SWT berfirman,
و ما أرسلنا منّ رسول إلاّ ليطاع بإذن الله ولو أنّهم إذ ظلموا أنفسهم جاءوك فاستغفروا الله واستغفر لهم الرسول لوجدوا الله توّابا رحيما
Artinya: Kami tidak mengutus seorang rasul pun kecuali untuk ditaati (oleh kaumnya) dengan izin Allah. Dan sesungguhnya jika setelah berbuat kesalahan dan menzalimi diri sendiri, mereka lantas mendatangimu dan memohon ampunan daripada Allah, dan Rasul pun memintakan ampunan untuk mereka, pasti mereka akan menemukan Allah sebagai Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.
Ada beberapa poin penting di ayat ini yang layak untuk kita perhatikan. Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa “menzalimi diri sendiri” berarti merampas hak yang dimiliki oleh diri mereka dengan cara melakukan sesuatu yang dapat mendatangkan bahaya melalui perbuatan maksiat, sehingga ia berhak mendapatkan siksa, atau dengan meninggalkan suatu perbuatan yang dapat mendatangkan pahala. Sebagian lagi berpendapat bahwa menzalimi diri sendiri itu adalah ketika seseorang berperilaku munafik dan kafir.
Makna “mendatangimu” adalah mereka (orang yang zalim terhadap diri sendiri itu) dalam keadaan bertaubat dan beriman kepada Rasul, “…dan memohon ampunan dari Allah” atas dosa-dosa yang mereka lakukan. Makna “..dan Rasul pun memintakan ampunan untuk mereka”, yakni, bahwa Rasul juga memohon kepada Allah untuk mengampuni mereka. “Mereka akan menemukan Allah”, berarti bahwa mereka akan mendapatkan ampunan dari Allah atas dosa-dosa mereka.
Selain ayat di atas, ayat berikut ini menyebutkan dengan jelas syafaat yang akan diberikan oleh para rasul. Allah SWT berfirman,
وقالوا اتخذ الرحمن ولدا سبحانه بل عباد مكرمون , لا يسبقونه بالقول وهم بأمره يعملون , يعلم ما بين أيديهم وما خلفهم ولا يشفعون إلاّ لمن ارتضى وهم من خشيته مشفقون
Artinya: Mereka berkata, “Allah Yang Maha Pemurah itu memiliki anak.” Mahasuci Dia. Tidak, sebenarnya (mereka) hanyalah hamba-hamba yang dimuliakan. Mereka tidak pernah mendahului-Nya dalam perkataan dan selalu bertindak atas perintah-Nya. Dia Maha Mengetahui segala apa yang ada di depan dan di belakang mereka. Mereka tidak akan memberikan syafaat kecuali kepada orang yang telah Dia ridhai dan mereka takut kepada-Nya.
Ayat di atas menunjukkan bahwa kaum kafir menyebut para rasul yang diutus oleh Allah SWT sebagai anak-anak Allah. Akan tetapi Al Quran dengan tegas membantah perkataan mereka dan menyebut para rasul itu sebagai hamba-hamba Allah yang dimuliakan dengan tugas kenabian dan mereka tidak akan memberikan syafaat yang merupakan hak yang mereka dapatkan dari Allah kecuali kepada mereka yang telah diridhai oleh-Nya.
Makna yang dikandung oleh ayat ini juga sesuai untuk para malaikat. Sebab dalam banyak ayat suci Al Quran disebutkan bahwa kaum kafir dan musyrik sering menyebut para malaikat sebagai putri-putri Allah. Maha- suci Allah dari segala yang mereka tuduhkan itu.
Para Malaikat
Ayat Al Quran yang menyebutkan bahwa para malaikat adalah para pemberi syafaat adalah firman Allah yang berbunyi,
و كم من ملك في السموات لا تغني شفاعتهم شيئا إلاّ من بعد أن يأذن الله لمن يشاء و يرضى ..
Artinya: …Dan berapa banyak malaikat di langit yang syafaat mereka tidak berguna sama sekali kecuali setelah mendapat izin dari Allah bagi mereka yang Dia kehendaki dan ridhai...
Mukminin
Ayat di bawah ini menjelaskan bahwa orang-orang mukmin dan mereka yang terbunuh di jalan Allah adalah syafi’ yang kelak akan memberi syafaat. Allah SWT berfirman,
ولا يملك الذين يدعون من دونه الشفاعة إلاّ من شهد بالحق و هم يعلمون …
Artinya: Dan para sesembahan selain Allah tidak dapat memberikan syafaat. (Yang dapat memberi syafaat hanyalah) mereka yang bersaksi atas kebenaran dan mereka yang mengetahui.
Mereka yang bersaksi atas kebenaran adalah orang-orang mukmin yang saleh. Merekalah yang kelak akan dijadikan oleh Allah sebagai saksi atas semua umat bersama para nabi dan para washi (penerus misi para nabi).
Dalam ayat yang lain, Allah SWT menyebut kaum mukminin sebagai para saksi. Allah SWT berfirman,
والذين آمنوا بالله ورسله أولئك هم الصديقون والشهداء عند ربّهم …
Artinya: Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya, mereka adalah orang-orang yang benar dan para saksi di sisi Tuhan mereka….
Banyak riwayat yang mendukung ayat ini dan menerangkannya lebih jauh lagi, di antaranya hadis yang diriwayatkan oleh Shaduq dari Rasul SAWW. Beliau SAWW bersabda,
ثلاثة يشفعون إلى الله عزّ وجل فيشفّعون : الأنبياء , ثم العلماء , ثم الشهداء
Artinya: Ada tiga kelompok yang syafaat mereka di hari kiamat akan diterima oleh Allah SWT, yaitu para nabi, para ulama, dan para syuhada’ (syuhada: mereka yang menjadi saksi, termasuk mereka yang terbunuh di jalan Allah).
Sebelum beranjak meninggalkan bagian ini, kami ingin mengajak pembaca untuk memperhatikan sebuah poin penting yang sering disebut di dalam ayat-ayat yang menyebutkan tentang pemberi atau penerima syafaat, yaitu ridha Allah. Al Quran telah menyebutkan bahwa mereka yang bisa memberi atau mendapat syafaat adalah orang-orang yang diridhai Allah. Dengan demikian, tanpa ridha ini, syafaat tidak akan berguna. Singkatnya, syafi’ haruslah orang yang diridhai oleh Allah sehingga ia bisa memberikan syafaat dan penerima syafaat haruslah orang yang diridhai Allah sehingga syafaat yang ia terima dari syafi’ bisa berguna untuk dirinya.
Ayat-ayat suci Al Quran Al-Karim yang menyebutkan tentang ridha Allah kepada sebagian hamba-Nya menunjukkan bahwa mereka adalah hamba yang memiliki sifat-sifat mulia. Di bawah ini, kami bawakan beberapa contoh ayat suci Al Quran yang dengan jelas menyebut ridha Allah kepada hamba-hamba-Nya yang saleh.
Allah SWT berfirman,
قال الله هذا يوم ينفع الصادقين صدقهم لهم جنّات تجري من تحتها الأنهار خالدين فيها أبدا رضي الله عنهم و رضوا عنه ذلك الفوز العظيم
Artinya: Allah berfirman, “Ini adalah suatu hari di mana kebenaran para shadiqin (orang-orang yang benar) bermanfaat bagi mereka. Mereka mendapatkan surga dan kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar” .
Ayat ini menunjukkan bahwa kaum shadiqin –yaitu yang memiliki sifat jujur yang sebenarnya– adalah kaum yang diridhai Allah SWT.
Ayat kedua adalah firman Allah SWT berikut ini.والسابقون الأولون من المهاجرين والأنصار والذين اتبعوهم بإحسان رضي الله عنهم ورضوا عنه وأعدّ لهم جنّات تجري من تحتها الأنهار خالدين فيها أبدا ذلك الفوز العظيم
Artinya: Mereka yang pertama kali (masuk Islam) dari kalangan kaum Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan sebaik-baiknya, akan diridhai Allah dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah telah menyediakan bagi mereka surga dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya. Mereka kekal di surga selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.
Ayat ketiga adalah,
لا تجد قوما يؤمنون بالله و اليوم الآخر يوادّون من حادّ الله ورسوله ولو كانوا آباءهم أو أبناءهم أو إخوانهم أو عشيرتهم أولئك كتب في قلوبهم الإيمان وأيّدهم بروح منه ويدخلهم جنّات تجري من تحتها الأنهار خالدين فيها رضي الله عنهم ورضوا عنه أولئك حزب الله ألا إنّ حزب الله هم المفلحون
Artinya: Tidak akan engkau jumpai suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat mencintai orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu adalah bapak, anak, saudara ataupun keluarga mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan di dalam hati mereka dan membantu mereka dengan pertolongan yang datang dari pada-Nya. Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga dengan sungai yang mengalir di bawahnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah kelompok Allah (hizbullah). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kelompok Allah adalah kelompok yang beruntung.
Ayat di atas dengan jelas menyebutkan bahwa salah satu sifat mulia yang dimiliki oleh mukmin sejati adalah tidak berkasih-sayang dengan musuh Allah dan musuh Rasul-Nya, meskipun ia adalah ayah, anak atau saudara mereka sendiri. Sifat yang mulia ini termasuk sifat utama yang mesti dimiliki oleh seorang insan mukmin.
Ayat berikutnya adalah firman Allah SWT berikut ini.
إنّ الذين آمنوا و عملوا الصالحات أولئك هم خير البرية , جزاؤهم عند ربهم جنّات عدن تجري من تحتها الأنهار خالدين فيها أبدا رضي الله عنهم ورضوا عنه ذلك لمن خشي ربّه
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh adalah makhluk terbaik. Balasan mereka di sisi Tuhan ialah surga ‘Adn dengan sungai yang mengalir di bawahnya. Mereka kekal di surga selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah balasan bagi mereka yang takut kepada Tuhannya.
Semua ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa mereka yang kekal di dalam surga dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya adalah orang-orang yang diridhai oleh Allah SWT dan merekapun ridha kepada-Nya. Di sinilah letak keagungan ungkapan Ilahi dalam ayat-ayat tersebut. Lalu siapakah gerangan orang-orang yang ridha kepada Tuhan?
Mereka adalah orang-orang yang benar dan jujur kepada Allah dalam keimanan dan perbuatan mereka. Mereka adalah orang-orang yang melakukan amal kebajikan dan takut kepada Allah. Mereka adalah orang-orang yang pertama kali beriman dari kalangan kaum Muhajirin dan Anshar, dan yang mengikuti jejak mereka dengan sebaik-baiknya. Mereka adalah kaum mukminin yang tidak berkasih sayang dengan musuh-musuh Allah dan musuh-musuh Rasul-Nya