Manajemen memiliki dua arti universal: Pertama, manajemen takwini sebagai perantara faidh (rahmat, anugerah) Ilahi untuk seluruh makhluk. Dalam model manajemen ini, Imam Mahdi as memanajemen seluruh peristiwa yang terjadi di dunia, sebagaimana Allah memanajemen seluruh peristiwa yang terjadi di alam semesta.
Dalam Al-Quran kita membaca, sehelai daun yang jatuh ke tanah dengan kehendak dan pengetahuan Allah. Imam Mahdi as sebagai perantara anugerah Ilahi, menguasai setiap peristiwa yang terjadi di dunia ini. Tak satu pun peristiwa terjadi kecuali berada dalam pengawasan beliau. Selama beliau tidak menginginkan, tak satu pun peristiwa yang akan terjadi. Manajemen seperti ini adalah sebuah manajemen umum.
Kedua, manajemen tasyri’i. Dalam model manajemen ini, Imam Mahdi as harus memegang tampuk kekuasaan negara dan membimbing masyarakat ke arah tujuan penciptaan mereka. Tugas ini lantaran peristiwa ghaibah terlaksana dalam dosis dan kadar yang lebih sedikit. Ketika beliau menyatakan bahwa kepemimpinan politik harus berada di tangan seorang Wali Faqih pada masa ghaibah, ini berarti kepemimpinan masyarakat masih berada di bawah pengawasan beliau.
Imam Mahdi as masih aktif dalam aktifitas sosial masyarakat, sekalipun melalui sebuah perantara, Tapi mungkin ada sebagian peristiwa dilakukan oleh Imam Mahdi as secara diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun.
Ahli Sunah juga meyakini keberadaan Imam Mahdi as sebagai pemimpin masyarakat, lantaran ada hadis tegas dari Rasulullah saw tentang masalah ini, Ahli Sunah pun meyakini bahwa di akhir zaman kelak ada seseorang yang memiliki julukan Mahdi akan muncul dan memenuhi dunia dengan keadilan.
Malah aliran Wahabiah juga memiliki keyakinan yang sama. Bahkan mereka menulis buku untuk menjawab orang-orang yang mengingkari keberadaan Imam Mahdi as.
Hanya ada perbedaan kecil dan bersifat parsial antara Syiah dan Ahli Sunah. Pertama, masalah kelahiran. Syiah meyakini bahwa Imam Mahdi as telah lahir pada tahun 255 H dan sekarang sedang hidup dalam masa ghaibah. Tetapi, Ahli Sunah berkeyakinan bahwa Imam Mahdi as akan lahir kelak di akhir zaman dan bangkit berevolusi pada saat beliau masih muda. Mereka meyakini bahwa Imam Mahdi as berasal dari keturunan Rasulullah saw dan Sayidah Fatimah Zahra as.