Allah SWT mengisahkan bagaimana Allah menenggelamkan kaum Nabi Nuh as yang menentang Dakwah beliau dan bagaimana Allah membinasakan mereka dengan banjir besar.. Sementara Nu as bersama kaum Mukmin yang mengimani Dakwah beliau diselamatkan dengan bahtera yang membawa mereka berlayar penuh keselamatan. Kendati Allah SW telah menjanjikan keselamatan bagi Nuh as dan para pengikut setianya, namun demikian Allah membimbing Nabi-Nya agar menjadi hamba yang selalu berharap dan memohon kepada Penguasa jagat raya dan Dzat yang harus menjadi tumpuan harapan setiap hamba.
Allah SWT mendidik Nabi-Nya Nuh as. agar ketika telah berada di atas bahtera keselamatan itu selalu ingat akan nikmat dan anugerah Allah yang telah menyelamatkannya dari kaum zalim dan agar memohon selalu diberi yang terbaik. Allah SWT berfirman:
فَإِذَا اسْتَوَيْتَ أَنْتَ وَ مَنْ مَعَكَ عَلَى الْفُلْكِ فَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذي نَجَّانا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمينَ
“Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu, maka ucapkanlah:’Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang- orang yang lalim’.”(QS. Al Mukminun;28)
وَ قُلْ رَبِّ أَنْزِلْني مُنْزَلاً مُبارَكاً وَ أَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلينَ
“Dan berdoalah: ”Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat.” (QS. Al Mukminun;29)
Ada yang mengatakan: “Ya Allah; wahai Tuhan kami, turunkan dan tempatkan kami di tempat yang penuh keberkahan dan berlimpahnya air dan tumbuhan.” Ada juga yang memahami bahwa keberkahan yang dimohon adalah dijadikannya mereka berketurunan yang banyak.
Pesan Ayat
Dari ayat di atas, di mana Allah mengajarkan kepada Nuh as agar memohon kepada-Nya supaya diturunkan/ditempatkan di tempat yang penuh berkah bahwa kebutuhan dan kebergantunganmu –hai Nuh dan para pengikut setiamu- kepada Allah telah berakhir dengan dibinasakannya para pembangkang dan diselamatkannya kalian dengan bahtera. Akan tetapi engkau akan selalu butuh kepada pertolongan Allah di setiap saat, karena bisa saja bahtera itu berlabuh di daerah yang tandus yang tidak akan memberikan kehidupan bagi tumbuhan dan makhluk bernyata.
Kata ‘barakah’ menunjukkan makna adanya pertumbuhan dan dan perkembangan menuju kesempurnaan pada sesuatu yang dengannya kehidupan kita menyempurna.
Dan permohonan Nabi Nuh as agar diturunkan/ditempatkan di tempat/daerah yang berkah adalah permohonan agar Allah tidak menjadikan diturunkannya Nuh as dari bahtera keselamatan itu adalah akhir dari nikmat Allah, akan tetapi awal dari bertubi-tubi nikmat dan keberkahan Allah atasnya.
Allah telah mengijabkan doa/permohonan Nabi Nuh as. Ketika mereka turun dari bahtera dan menginjakkan kaki-kaki merka di atas daratan yang penuh berkah itu, Allah SWT memberi mereka taufiq untuk memulai sebuah kehidupan baru, agar tidak sekedar menikmati warisan/peninggalan para pendahulu.
Demikian, kaum Mukminin ketika telah meraih kemenangan dengan dibinasakannya paum lalim mereka mengatahui bahwa hari itu adalah awal dari sebuah kehidupan baru yang menuntut sebuah tanggung jawab yang lebih berat untuk membangun sebuah peradaban baru kemanusian yang penuh dengan nilai-nilai Ilahi.
Kesadaran bahwa segala apapun yang kita raih adalah dari Allah dan dengan taufiq dan pertolongan-Nya adalah harus mengakar dalam jiwa setiap Mukmin.. agar dengan demikian Allah melanggengkan kesuksesan itu dan menumbuh-kembangkannya.
Telah diriwayatkan dari Imam Muhamma al Baqir as bahwa belia bersabda:
إنَّ نوحًا إنَّما سُمِّيَ عبْدا شكورُا لأنَّه كان يقول إذا أمسى و أصبح : أللَّهُمَ إنِّي أُشْهِدُكَ أنه ما أمسى و أصبح بِي مِن نعمةٍ أو عافيةٍ فِي دِينٍ أو دنيُا فَمنكَ وحدك لا شريك لك, لك الحمدُ و لك الشُّكرُ بِها علَيَّ حتَّى ترضى و بعد الرضا إلَهَنا.
“Sesungguhnya Nuh dinamai Hamba yang Syakûr/banyak/selalu bersyukur karena ia setiap kali masuk waktu pagi dan petang selalu berkata, ‘Ya Allah, sesungguhnya aku persaksikan Engkau bahwa semua nikmat, ‘âifiyah [keterbebasan dari bencana dan segala yang buruk] baik dalam agama maupun dalam dunia yang aku peroleh di setiap waktu pagi dan petang hanya dari-Mu, tiada sekutu bagi-Mu. Segala puji dan syukur hanya bagi-Mu atasnya sehingga Engkau ridha dan setelah Engkau ridha wahai Tuhan kami.”