Sebelumnya kita telah menyebutkan beberapa hakikat tasbih dalam Al-Qur’an. Kali ini kita akan menyebutkan peran tasbih dalam momen-momen besar para nabi, yaitu:
1. Ketika Nabi Musa as meminta kepada Allah untuk menjadikan Harun sebagai wazir beliau, Musa menjadikan tasbih sebagai sebab permintaan tersebut.
وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي – هَارُونَ أَخِي – اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي – وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي – كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيرًا
“Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah kekuatanku dengan (adanya) dia, dan jadikanlah dia teman dalam urusanku, agar kami banyak bertasbih kepada-Mu.” (QS.Tha-Ha:29)
2. Ketika kejadian besar yang dijalani oleh Nabi Musa as di gunung at-Thur.
فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا ۚ فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ
“Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.” (QS.Al-A’raf:143)
3. Bertasbihnya gunung-gunung dan burung-burung bersama Nabi Daud as.
إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ – وَالطَّيْرَ مَحْشُورَةً ۖ كُلٌّ لَهُ أَوَّابٌ
“Sungguh, Kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Dawud) pada waktu petang dan pagi, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masing sangat taat (kepada Allah).” (QS.Shad:18)
4. Tasbih adalah penyebab diselamatkannya Nabi Yunus as dari perut ikan.
فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ – لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berdzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.” (QS.Ash-Shaffat:143)
Dan kalimat tasbih beliau adalah,
لا إلهَ إلا أنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظّالِمِيْنَ
5. Ketika Nabi Isa as menjawab pertanyaan Allah swt tentang umat yang menuhankan beliau.
وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَٰهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ ۖ قَالَ سُبْحَانَكَ
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, “Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?” (Isa) menjawab, “Mahasuci Engkau.”(QS.Al-Ma’idah:116)
6. Ketika Fathu Mekah dan Rasulullah saw mendapatkan kemenangan yang besar.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ – وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا – فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.” (QS.An-Nashr:3)
Itulah beberapa peran tasbih dalam momen-momen agung para nabi. Semoga bermanfaat.