Syeikh Kulainy ra telah meriwayatkan sebuah hadist dari Imam Shadiq as, beliau bersabda:
“Suatu hari Al-Masih as melewati sebuah perkampungan di mana penghuninya, burung-burung dan hewan-hewan, seluruhnya telah mati. Nabi Isa as melihat pemandangan semacam ini bersabda kepada para khawariyyun: “Lihatlah, penghuni perkampungan ini telah mati karena azab Allah Swt. Seandainya mereka mati pada waktu yang berbeda pasti di antara mereka akan saling menguburkan yang lainnya”
Khawariyyun yang merupakan sahabat-sahabat khusus Nabi Isa as bertanya kepada beliau: “Wahai Ruhullah, mintalah kepada Allah Swt agar Dia menghidupkan mereka kembali, supaya mereka memberitahukan kepada kami amalan seperti apakah yang telah menyebabkan mereka mendapatkan azab seperti ini, sehingga kami bisa menghindari perbuatan tersebut”.
Memenuhi permohonan mereka, Al-Masih as berdo’a dan memohon kepada Nya. Tidak lama kemudian muncullah suara yang mengatakan untuk memanggil penghuni perkampungan tersebut. Pada malam harinya Nabi Isa as pergi menuju ke tempat yang tinggi dan bersabda: “Wahai penghuni kampung!”, lalu salah seorang penghuni kampung menjawab: “Labbaika, ya Ruhullah”. Kemudain Isa Kalimatullah bersabda: “Katakan, apakah yang telah kalian lakukan di dunia?”
Dia berkata: “Kami beribadah kepada thaghut, bersahabat dengan dunia tanpa rasa takut sedikit pun, mempunyai harapan yang panjang dan lalai serta sibuk dengan berfoya-foya”
Nabi Isa as bersabda: “seberapakah kecintaan kalian kepada dunia?”.
Dia berkata: “Kecintaan kami kepada dunia sebagaimana kecintaan seorang anak kepada ibunya. Setiap kali mereka menghampiri kami, maka kami sangat gembira menyambutnya, dan setiap kali mereka membelakangi kami, maka kami menangis dan bersedih hati”.
Al-Masih as bersabda: “Bagaimanakah ibadah kalian kepada thaghut?”.
Dia menjawab: “Kami mentaati para pelaku maksiat dalam semua persoalan batil, dan setiap kali kami ditugaskan untuk itu, kami senantiasa mentaatinya”.
Isa as bersabda: “Lalu apakah yang kalian peroleh dari penugasan tersebut?”.
Dia berkata: “Malam hari kami dapat tidur dengan nyenyak dan lelap, tetapi pada keesokan harinya kami melihat diri kami berada di dalam neraka”.
Isa as bersabda: “Apakah neraka itu”.
Dia menjawab: “Sijjin”.
Isa As bersabda: “Lalu apakah sijjin itu?”
Dia menjawab: “Adalah gunung-guung yang berasal dari api yang senantiasa akan tertumpahkan apinya kepada kami hingga hari kiamat”.
Isa bersabda: “Lalu apa yang kalian katakan dan apa jawaban yang diberikan kepada kalian”.
Dia menjawab: “Kami berkata bahwa kembalikanlah kami ke dunia hingga kami hidup dengan zuhud dan sederhana, dan jawaban atas kami adalah kalian adalah pembohong”.
Isa as bersabda: “Kenapa hanya kamu yang dapat berbicara denganku di antara mereka yang ada?”.
Dia berkata: “Ya Ruhullah, sebabnya adalah: mulut mereka telah ditutupi oleh tali kekang api, dimana tali kekang tersebut dipegang oleh tangan para malaikat dengan kuat dan kencang sehingga menjadikannya sebagai wakil mereka. Sebenarnya aku ini tidak termasuk golongan mereka. Namun karena aku berada di antara mereka, maka begitu azab ini terjadi atas mereka, akupun menjadi terseret ke dalamnya. Oleh karena itulah aku bergelantungan pada sehelai rambut di samping jahannam. Aku tidak tahu apakah akhirnya akan jatuh ke dalamnya ataukah akan terselamatkan”.
Setelah mendengar jawaban ini Nabi Isa as menghadap kepada khawariyyun dan bersabda: “Wahai para sahabatku, sesungguhnya memakan roti kasar dengan garam dan tidur di atas sampah, tetapi tetap mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat, merupakan sebuah kebaikan yang sangat besar, dan kalian harus menyadari dan menghargai kenikmatan ini”.