Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Peran Agama Dalam Mencegah Timbulnya Kejahatan

Dalam beberapa tahun terakhir, agama menjadi perhatian serius pakar psikiater dan dinilainya sebagai faktor penting yang mempengaruhi perilaku seseorang. Bahkan mereka menyebut agama sabagai faktor utama bagi kesehatan jiwa seseorang dan masyarakat. Beragama memiliki dua dampak, individu dan sosial. Dalam tataran individu, agama memberikan pemahaman yang benar terkait kematian dan keselamatan jiwa, juga memberikan ketenangan jiwa, makna serta kerelaan terhadap kehidupan.

Adapun di tingkat sosial, agama memberikan dampak besar seperti menciptakan rasa persahabatan, keselarasan sosial dan rasa bertanggung jawab serta mengurangi tindak kriminal. Pada kesempatan kali ini kami akan mengajak anda mengkaji bersama sebuah pertanyaan, metode apa yang digunakan agama sehingga berhasil menumbuhkan hal ini dalam diri manusia. Bahkan ketika manusia sendiri dan jauh dari pengawasan sesamanya, ia pun enggan melakukan kejahatan.

Imam dan keyakinan terhadap Tuhan yang dimiliki manusia merupakan kekuatan yang menjaganya dari ketergelinciran dalam perbuatan maksiat dan kejahatan. Terkait hal ini Syahid Murtadha Mutahhari mengatakan,”Semakin besar keimanan seseorang maka ia semakin mengingat Tuhan dan semakin manusia mengingat Tuhan, semakin kecil pula ia melakukan maksiat. Perintah ibadah diturunkan untuk membuat manusia senantiasa mengingat Tuhan sehingga mereka semakin berpegang teguh pada akhlak mulia serta hukum Tuhan.”

Iman kepada Tuhan dan Hari Kiamat termasuk metode ideologi yang digunakan Islam serta menyebutnya sebagai faktor penting dalam mencegah kejahatan dan perbuatan dosa. Yang dimaksud beriman kepada Tuhan adalah beriman kepada Tuhan pemilik manusia dan alam semesta serta satu-satunya sesembahan yang layak, Yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat. Manusia dengan keimanannya senantiasa bersama Tuhan. Dunia dalam pandangan mereka yang beriman merupakan bukannya sekumpulan anasir yang mati dan tidak memiliki tujuan, namun merupakan sekumpulan sistem yang terencana dan memiliki tujuan.

Mereka yang meyakini Tuhan tidak akan terbelenggu pada kehidupan yang sia-sia. Iman kepada Tuhan menumbuhkan pandangan positif dalam diri manusia dan pandangan positif ini mendorong mereka untuk melakukan perbuatan baik serta menjahui perbuatan buruk. Iman kepada Tuhan ibarat pohon bagi tumbuhnya ruh para ahli tauhid. Ketika manusia menanamkan benih penghambaan dalam dirinya maka ia akan menanti buah indah dari usahanya tersebut. Buah dari penghambaan kepada Tuhan adalah kejujuran, keadilan, keikhlasan, pengorbanan dan sifat memaafkan. Ini merupakan ciri-ciri dari kesehatan mental dan keseimbangan perilaku.

Keistimewaan seperti ini tentu akan mencegah manusia dari perbuatan buruk dan jahat. Iman kepada Tuhan dan mengingat-Nya merupakan kebutuhan fitrah manusia serta tumbuh dari rasa manusia untuk mencari Tuhan. Ketika manusia lalai dari kebutuhan dasar (fitri) tersebut dan lupa mengingat Tuhan maka ia akan menderita ketidakseimbangan dalam dirinya. Kondisi ini menjadi peluang bagi manusia untuk melakukan tindak kriminal dan kejahatan. Oleh karena itu, salah satu dampak paling nyata dari keimanan kepada Tuhan adalah keselamatan jiwa dan keseimbangan dalam berperilaku yang mencegah manusia melakukan perbuatan dosa.

Iman kepada Hari Akhir  dan pembalasan merupakan bagian dari ideologi agama yang mampu membantu manusia untuk menghindari perbuatan dosa. Arti dari iman kepada Ma’ad (Hari Akhir) adalah keyakinan bahwa setelah mati, manusia dengan izin Tuhan akan dibangkitkan kembali dan menghadapi pengadilan Ilahi. Kitab catatan perbuatan manusia dibentangkan dihadapan mereka. Manusia saat itu akan menyaksikan seluruh perbuatan baik dan buruknya, yang besar maupun kecil sepanjang hidupnya.

Allamah Tabatabai, filosof dan ahli tafsir Iran terkait hal ini mengatakan,”Manusia yang meyakini Hari Akhir senantiasa menyadari bahwa setiap perbuatannya di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Mengetahui. Ia mengetahui bahwa suatu hari akan datang saat di mana seluruh amal perbuatannya diperhitungkan dengan adil. Keyakinan akan proses pengadilan yang adil ini tidak akan mampu dilakukan oleh ratusan ribu polisi maupun agen rahasia, kerena mereka ini melakukan pekerjaan dari luar, namun pengawasan Tuhan adalah kontrol internal di mana tidak ada sesuatu yang tersembunyi dari pengawasannya.”

Ketika seseorang meyakini akan hari akhir dan memandang dirinya harus bertanggung jawab nanti dihadapan Tuhan, ia senantiasa akan menjaga setiap amal perbuatannya. Dalam kondisi seperti ini ia tidak membutuhkan polisi untuk mengawasi setiap tindakannya. Perbuatan terang-terangan atau rahasi baginya sama saja dan ia selalu menjaga hak masyarakat demi kerelaan Tuhan  serta tidak melampaui hak dalam bertindak.

Di Islam setiap perbuatan ibadah merupakan kinerja yang mampu mencegah manusia untuk melakukan perbuatan maksiat. Kewajiban seperti shalat, haji, khumus, puasa, zakat dan amar makruf dan nahi munkar mampu menjauhkan manusia dari perbuatan buruk. Di surat Ankabut ayat 45 Allah Swt berfirman,”Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Terkait puasa dan haji, ibarat yang digunakan al-Quran serta hadis tak jauh berbeda. Khumus, zakat dan ibadah lainnya berdampak sangat positif bagi manusia seperti menumbuhkan sifat tidak tergantung terhadap dunia dan  kesucian diri. Perintah Islam kepada manusia untuk melakukan amar makruf  dan nahi munkar sejatinya membantu manusia untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam dirinya terhadap perilaku menyimpang orang lain. Ia akan menjaga masyarakatnya baik dengan lisan maupun tindakan. Dengan demikian ia mampu mencegah maraknya kejahatan di lingkungannya.

Sejumlah amalan ibadah selain berdampak positif bagi jiwa seseorang juga berimbas ke tataran sosial. Dengan kata lain, amalan ibadah selain memiliki dimensi individu, juga memiliki dampak sosial. Sebagai contoh, zakat dan khumus atau infak serta sedekah dan wakaf mampu memenuhi kebutuhan mereka yang kekurangan dengan syarat penyalurannya dilakukan dengan benar. Jaminan terhadap kebutuhan mereka yang membutuhkan merupakan faktor penting pencegah timbulnya kejahatan di tengah masyarakat. Dalam hal ini peran pemerintah tidak boleh dilupakan, karena pemerintah memiliki kewajiban menyiapkan kesempatan dan peluang untuk menyelesaikan berbagai kesulitan yang timbul, sebuah kesulitan yang biasanya berujung pada tindak kejahatan.

Penetapan hukuman juga termasuk kinerja yang diusulkan Islam untuk mencegah timbulnya kejahatan. Syahid Murtadha Mutahhari dalam hal ini mengatakan,”Manusia hingga kini belum berhasil dan mungkin tidak akan berhasil mendidik manusia dengan berbagai sarana mulai dari peringatan dan seluruh fasilitas pendidkan, selain itu tidak ada harapan bahwa budaya dan kehidupan material saat ini mampu menciptakan kondisi kehidupan yang aman dan tidak terdapat aksi kejahatan. Peradaban saat ini bukan hanya gagal mengurangi aksi kejahatan, bahkan malah mendorong maraknya aksi kriminal. Berdasarkan berbagai argumentasi yang ada harus diterima bahwa penentuan hukuman di Islam sebagai agama paling sempurna merupakan suatu keharusan dan sangat bermanfaat.”

Akhirnya, untuk mencegah timbulnya kejahatan diperlukan perhatian serius terhadap agama sebagai sumber terlengkap yang mengajarkan prinsip-prinsip perilaku mulia dalam diri manusia. Perhatian terhadap ajaran agama dan penyebarannya di tengah masyarakat akan sangat membantu mengurangi angka kejahatan dan kriminal serta menciptakan lingkungan yang sehat bagi pertumbuhan akhlak serta kesempurnaannya.

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Imam Mahdi : Suatu Kajian Teks*
IMAM MAHDI AS DALAM PERSFEKTIF AGAMA-AGAMA
Salat istighazah kepada Imam Mahdi As
Apakah Imam Mahdi afs Memiliki Istri dan Anak?
Dahsyatnya Berbaik Sangka kepada Allah swt
Rahbar: Masa Imam Mahdi Adalah Masa Kedaulatan Tauhid dan Keadilan
Bagaimana Imam Mahdi Kalahkan Musuh?
Ayatullah Behjat Berbicara tentang Imam Mahdi
Tanda-Tanda Kemunculan Imam Zaman Afs
Harapan Imam Mahdi as Dari Lapisan Masyarakat*

 
user comment