Sebuah Masjid di Swedia telah menerima persetujuan awal untuk melantunkan Adzan dari menaranya, langkah pertama di negara Skandinavia, Institut Gatestone melaporkan, sebagaimana dilansir onislam.net, Selasa 2 Oktober.
"Kami telah tinggal di Swedia selama hidup kami. Kami telah membayar pajak. Kami telah menjadi warga teladan. Kami telah memberikan banyak kepada Swedia. Sekarang kami ingin mendapatkan sedikit (kebebasan)," kata Ismail Okur, ketua Botkyrka Islamic Association, kepada Dagen, surat kabar Swedia.
"Sekarang kami ingin memiliki kebebasan beragama."
Okur telah mengajukan permohonan pada bulan Januari untuk memungkinkan umat Islam untuk melantun Adzan dari Masjid Turki di Botkyrka, pinggiran selatan Stockholm. Keputusan untuk membalikkan larangan tersebut akan dipertimbangkan oleh dewan eksekutif dari dewan kota pada 25 Oktober. Jika disetujui, Muslim akhirnya akan mampu memperdengarkan adzan dari masjid, di distrik Fittja.
Okur mengatakan Muslim Swedia ingin izin untuk melaksanan Adzan untuk shalat Jumat. Muslim di Barat sering tidak dapat melakukan Adzan untuk sholat karena otoritas lokal berpendapat bahwa adzan akan menyebabkan kebisingan kepada penduduk.
Jika usulan ini ditolak, pemimpin Muslim akan meminta izin untuk adzan pada hari Jumat pertama setiap bulan. Jika itu tidak berhasil lagi, ia akan berusaha untuk mendapatkan izin untuk dua adzan per tahun.
Okur menekankan bahwa Muslim Swedia memiliki hak untuk mempraktikkan agama mereka di negara mereka sendiri.
"Kami lebih dari 100.000 Muslim Turki di Swedia. Haruskah kami tidak memiliki agama kami juga, terutama di sini di Botkyrka, di mana kami begitu banyak?"
Muslim membentuk antara 450.000 dan 500.000 dari sembilan juta orang Swedia, menurut laporan Departemen Luar Negeri AS pada tahun 2011.
source : http://muslimdaily.net