Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Sekilas tentang Imam Ali bin Musa Ar-Ridha as

 

Menjelaskan hakikat agama, menjaga pokok-pokok agama danmengenalkan masyarakat akan hak-hak individual dan social dan membebaskan mereka dari segela belenggu penghalang kebahagiaan merupakan salah satu dari tugasnya-tugas suci para maksumin a.s.

Dalam mengkaji akhlah dan perangai para maksumin, maka akan kita dapati bahwasanya beliau dengan fadzilahnya Tuhan mereka dengan syarat zamannya mengetahui secara sempurna dan dengan dalil ini, mereka melakukan paling bagusnya metode serta politik guna sampai kepada tujuan sucinya…

Imam Ridha as berkata:

    “Teman seseorang adalah akalnya dan musuh seseorang adalah kebodohannya.”

 

Masyhad

Kota Masyhad sekarang ini merupakan salah satukotadiIran. Setiap tahun berjuta-juta kaum muslimin datang kekotaini guna berziarah. Makam suci Imam ke tuju ada dikotaini.

Masyhad, dulu namanya adalah Sanabad. Sanabad dahulunya adalah sebuah desa yang terletak didekatkotaThus. Kota Thus kurang lebih 800 tahun yang lalu adalahkotayang subur.Kotaini dikarenakan penyerangan musuh mengalami beberapa kali kerusakan. Setelah paling akhirnya penyerangan, masyarakat yang masih tinggal meninggalkankotaThus dan bernaung ke Sanabad. Sanabad dari hari ke hari semakin bertambah besar. Masyarakat yang kotanya dihancurkan pergi ke Sanabad dan bertempat tinggal di sekitar makam Imam ke tuju. Sanabad akhirnya dikenal dengan Masyhad. Sekarang ini makam suci Imam Ridha as sebagai tempat ziarah berjuta-juta dari kaum muslimin. Masyarakat berdatangan dari jauh dan dekat…

Keluarga Imam ke delapan

Imam Ridha as lahir di Madinah pada  tanggal 11 Dzil qo’dah tahun 148 H. Ayah beliau benama Imam Musa Al-Kadzim, Imam ke tuju orang-orang syi’ah. Imam Musa memberi nama beliau dengan Ali. Selanjutnya beliau masyhur dengan ridha. Nama ibu beliau adalah Najmah.

Masa kehidupan Imam Ridha as

Imam Ridha as hidup bersama ayahnya selama 35 tahun. Pada masa ini Harun al-Rasyid yang memegang hukumat Islam. Seagian dari umur Imam ke tuju dihabiskan dipenjaranya Harun. Pada masa ini Imam Ridha melewati masa-masa yang sangat sulit sekali. Harun adalah orang yang sangat susah dan tidak mengenal belas kasihan. Dia pada tahun 186 H meracuni imam ketuju dan akhirnya beliau syahid. Pada waktu itu imam ridha berumur 35 tahun.

Masa keimamahan Imam Ridha as selama 20 tahun. 10 tahun berlangsung dizamannya Harun, 5 tahun dimasanya Amin dan 5 tahun dimasanya Ma’mun.

Imam dimasa Harun Al-Rasyid

Harun adalah khalifah kelima Bani abbasiah. Dia memegang hukumat selama 23 tahun. Harun memiliki dua putra, yaitu Ma’mun dan Amin. Ma’mun lebih besar dari Amin. Kecerdasan dan pengetahuan Ma’mun lebih banyak ketimbang Amin. Ibunya Ma’mun adalah wanitaIran. Ibunya Amin adalah Arab dan berasal dari Hasyimi. Dikarenakan inilah Harun menjadikan Amin sebagai putra mahkota. Dan Harun menetapkan setelah Amin yang menjadi khalifah adalah Ma’mun. Di masa Harun daerah-daerah Islam sangat luas dan sangat kuat sekali. Dimasa ini ilmu dan pengetahuan sangat berkembang dan maju sekali.

Imam Ridha as di masa Harun hidup di Madinah. Beliau setelah syahadah ayahnya, secara terang-terangan dan tanpa rasa takut memimpin dan memberi petunjuk kepada masyarakat. Teman-teman dan sahabat-sahabat beliau yang menghawatirkan jiwa beliau berkata: kami khawatir Harun akan mencelakai jiwa Anda. Harun tidak mengenal belas kasihan kepada siapapun. Lebih baik Anda berhati-hati.

Imam menjawab: tangannya Harun tidak akan sampai kepada saya. Segala sesuatu yang diusahakannya, tidak akan ada manfaatnya. Sebagaimana yang telah dikatakan Imam, Harun tidak memiliki kesempatan untuk menyakiti Imam. Dia jatuh sakit dalam pengiriman pasukan ke Khusaran dan meninggal di Thus.

Imam dimasa Amin

Setelah Harun Al-Rasyid meninggal dunia, Amin lah yang menggantikan kedudukannya. Amin berfikir untuk menyingkirkan Ma’mun dari kursi putra mahkota. Amin menghendaki putranya sebagai penggantinya. Amin mengetahui kehendak Amin. Maka yang terjadi adalah peperangan diantara dua saudara. Masyarakat Khurasan berpihak kepada Ma’mun. peperangan tersebut dimenangkan oleh pihak Ma’mun dan Amin meninggal ditangan orang-orang Khurasan. Dimasa Amin, orang-orang Syi’ah mendapatkan banyak kesempatan untuk berdakwah. Imam Ridha as dimana berada di Madinah, menggunakan kesempatan ini. Imam pun membimbing masyarakat. Menjelaskan akan halal dan haram dan mengejarkan akan agama Islam.

Imam Ridha as menghendaki kaum muslimin supaya bersatu dan menghilangkan segala perselisihan dan persengketaan. Imam dalam setiap kesempatan selalu berbicara kepada masyarakat. Beliau menyingkapkan tipu muslihat pada musuh dan Imam memberi hidayat kepada masyarakat akan jalan kebahagiaan.

Imam di zaman Ma’mun

Setelah Amin, yang memegang hukumat adalah Ma’mun. Ma’mun menjadikankotaMarwa, dimana merupakan salah satu darikotaKhurasan, sebagai markas hukumatnya. Dimasa kekhilafahannya Ma’mun kondisinya tidaklah tenang. Perselisishan dan peperangan dan dialog terus tetap berlangsung. Di kota-kota Islam, orang-orang Syi’ah melakukan kebangkitan. Mereka meyakini bahwasanya hukumat adalah haknya Imam Ridha as. Ma’mun merasakan bahaya dan diapun memikirkan solusinya. Dia bermusyawarah dengan menterinya dan bertekat bagaimanapun jadinya Imam Ridha as harus diundang ke Marwa. Ma’mun dengan perbuatan ini hendak menunjukkan kepada masyarakat. Dia hendaki supaya masyarakat mengatakan bahwa Imam Ridha as sepakat dengan kekhilafahannya saya (Ma’mun).

Ajakan Imam ke Marwa

Ma’mun menyuruh seseorang menemui Imam da mengajak beliau ke Marwa. Imam yang mana mengetahui niat dan tujuannya Ma’mun, maka beliaupun menolak ajakan tersebut. Ma’mun dua kali mengirim utusannya ke Madinah dan Imam pun dipaksan untuk menerima ajakan tersebut.

Imam dimana mengetahui bahwasanya tidak akan melihat Madinah lagi, maka beliau mendatangi makam suci Rasul saw dan berpamitan dengan beliau. Imam mengumpulkan kaum dan para kenalannya dan juga berpamitan kepada mereka semua. Imam Ridha as setelah berpamitan, bersama dengan anaknya Imam Jawad as pergi ke Makkah dan melaksanakan manasik haji. Setelah selesai menunaikan haji, beliau mengutus anaknya pergi ke Madinah dan beliau sendiri meneruskan perjalanannya menuju Marwa.

Disepanjang jalan orang-orang pun menyambut beliau. Imam disetiap daerah yang beliau masuki, beliau berbicara kepada orang-orang yang ada disitu. Menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dan menjelaskan hak dan batil kepada mereka.

Ceramah Imam di Nisyabur

Imam melewati berbagai kota sampai akhirnya beliau sampai di Nisyabut. Kota Nisyabur pada waktu itu adalah kota yang besar, subur dan makmur. Kota ini merupakan markasnya ilmu dan pengetahuan.

Oleh: Nurul Huda


source : hauzahmaya.com
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Imam Askari, Pribadi Suci Rujukan Umat
Lapang Dada, Bekal Terbaik dalam Memikul Beban Kehidupan
Demo 4 November, Polisi dan Pendemo Jumatan Bersama di Depan Istana
Hasad
Apakah Nabi Saww Pernah Lupa Dalam Shalat
Dianggap Nistakan Agama, Habib Rizieq Dilaporkan ke Polisi
Senyummu Mampu Merubah Segalanya !
Hakekat Taqiyah versi Syiah
Kumail bin Ziyad dalam Kaca Mata Riwayat
Aksi Simpatik Aktivis Syiah Memperkenalkan Imam Husain ke Masyarakat Barat

 
user comment