BANDUNG, muslimdaily.net - Lebih dari 150 pemuda-pemudi dari berbagai wilayah di Indonesia menghadiri kegiatan Silahturahmi Nasional (Silatnas) gerakan #Indonesia Tanpa JIL (Jaringan Islam Liberal) di Cikole Jaya Giri Resort, Sabtu (10/12) sampai dengan Ahad (11/12). Pertemuan besar itu menghasilkan kesimpulan untuk menyerukan perlawanan terhadap gerakan liberalisasi agama yang dianggap telah merusak moral pelajar dan mahasiswa Indonesia.
"Gerakan ini adalah gerakan simpatik yang peduli terhadap bahaya pendangkalan akidah umat muslim. Ini sekaligus penyelamatan pemuda dengan melakukaan perlawanan terhadap liberalisme," ujar Fajar saat konferensi Pers di depan wartawan, Ahad (11/12).
Gerakan #IndonesiaTanpaJIL menargetkan hilangnya JIL dan pemikiran sekulerisme, pluralisme, dan liberalisme agama (SEPILIS) di Indonesia.
"Target minimal kita untuk membentengi para pelajar dan mahasiswa dari Jaringan Islam Liberal dan target maksimal kami adalah menghapuskan gerakan JIL," ujarnya.
Selain menargetkan hilangnya pemahaman SEPILIS dari Indonesia, Silatnas juga menghasilkan beberapa poin tuntutan dan seruan. Mereka menuntut pemerintah melalui Kemendikbud untuk menghentikan liberalisasi agama dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Kepada tenaga pendidik, mereka menyerukan untuk berani menolak kurikulum pendidikan yang menjurus kepada liberalisasi agama yang dipaksakan.
Selain itu, gerakan yang dibentuk secara formal pada tanggal 15 Februari 2012 itu juga meminta media massa untuk mendukung upaya penyelamatan generasi muda Indonesia. Kepada orang tua, mereka menghimbau untuk memperhatikan penanaman nilai-nilai agama kepada anak-anaknya di lingkungan keluarga karena keluarga dinilai sebagai benteng terakhir moralitas generasi muda Indonesia.
Menurut Fajar, keempat poin tuntutan itu disampaikan sebagai seruan dan ajakan untuk penyelamatan generasi muda Indonesia.
Langkah konktir yang akan ditempuh gerakan ini antara lain dengan menuntut pemerintah untuk menyiapkan tenaga pendidik yang profesional di lingkungan pendidikan Indonesia.
"Langkah kongkritnya, kita menuntut perhatian pemerintah terhadap agama dengan menyiapkan tenaga pendidikan yang profesional sehingga pendidikan agama tidak hanya bersifat formalistik dan hanya sampai pembentukan karakter saja," tambah salah satu pengurus pusat gerakan #IndonesiaTanpaJIL, Hafidz Ary Nurhadi.
Ketika disinggung soal pembiayaan, Hafidz menolak jika gerakan ini dikatakan dibiayai pihak asing atau elite politik. Sampai saat ini, pembiayaan hanya berasal dari anggota gerakan #IndonesiaTanpaJIL.
"Pendanaan masih dari para aktivis Indonesia Tanpa JIL. Kita hanya gerakan dakwah yang berangkat dari kesadaran ibu-ibu yang anaknya mulai terkontaminasi oleh Jaringan Islam Liberal," tegas Hafidz. [mzf]
source : http://muslimdaily.net