Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Ali Taaskhiri: Berfikirlah sebagai Orang Kuat

Ali Taaskhiri: Berfikirlah sebagai Orang Kuat

Berpikirlah Sebagai Seorang Yang Kuat Dan Jangan Pernah Berpikir Inferior

Dalam ceramahnya di ICC  pada Minggu 4 Nopember 2012, Ayatullah Muhammad Ali Taskhiri, ulama terkemuka dunia yang saat ini menjabat sebagai Ketua Majma’ Taqrib Bain al-Mazahib al-Islamiyyah (Lembaga Pendekatan Mazhab-Mazhab Islam) yang berpusat di Teheran Iran, memberikan pandangan-pandangannya sebagai berikut:


Sesuai dengan firman Allah: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan” (al-Nasr: ayat 1), maka seorang mukmin harus selalu berpikir  bahwa ia berada dalam haalat al-intishar, dalam posisi di atas, kuat dan unggul. Mukmin tidak boleh inferior, merasa rendah, kecil atau lemah meskipun mereka misalnya sedang terjepit, tetapi mereka harus selalu merasa kuat, percaya diri dan mampu menghadapi masalah. sebagaimana  ditegaskan Quran: “Dan janganlah kamu merasa rendah dan atau gentar karena sesungguhnya kamu itu  lebih unggul dari mereka jika kamu beriman. Maka sekiranya kamu ditimpa kesusahan sesungguhnya mereka juga ditimpa kesusahan yang sama “(Ali Imran: 140-141).

 Ayatullah memberi contoh bahwa 40-50 tahun yang lalu orang-orang mukmin tidak dianggap dan dipandang dengan sebelah mata oleh dunia, karena mereka tidak memiliki apa-apa, bahkan majalah sekalipun hanya satu dua majalah, tetapi karena mereka percaya diri maka keadaan berbalik. Sekarang mereka kuat dan sangat diperhitungkan oleh dunia, bahkan Amerika misalnya mengakui bahwa masalah terbesar Amerika adalah Iran yang muslim. Ayatullah menambahkan bahwa selama puluhan tahun rakyat Israel tidak pernah merasakan situasi perang padahal negaranya beberapa kali terlibat perang dengan negara-negara Arab. Mereka merasa tenang-tenang saja selama ini. Tetapi begitu mereka berhadapan dengan Hizbullah, baru mereka merasakan apa arti perang itu sebenarnya sehingga merasa ketakutan luar biasa.

Ayatullah menegaskan bahwa keadaan sekarang telah berubah. Islam telah menjelma menjadi kekuatan yang sangat diperhitungkan, baik ekonomi, politik maupun media. Walaupun Iran sekarang ini misalnya diboikot habis-habisan, dan sudah diboikot sejak 30 tahun lalu, tetapi Iran menjadi lebih kuat dan akan menjadi lebih kuat lagi karena tekanan yang mereka hadapi akan berubah menjadi energi yang dahsyat. Itu sebabnya Amerika dan konco-konconya tidak akan pernah berhasil menaklukkan orang-orang beriman meskipun mereka telah menggelontorkan ratusan milyar dolar untuk memperlemah kaum Muslimin. Lihat Irak, lihat juga Mesir. Sekeras apa pun yang mereka lakukan dan sebesar apapun yang telah mereka gelontorkan ujung-ujungnya tetap Islam yang menang juga.  Karena itu, sekeras apa pun usaha yang mereka lakukan untuk menguasai Suriah mereka tidak akan pernah berhasil karena Suriah adalah negara yang kuat. Justeru yang akan terjadi,  senjata  makan tuan seperti yang telah mereka rasakan sendiri ketika mereka mendukung al-Qaidah dan Taliban.

Untuk itulah, Ayatullah mengingatkan bahwa seorang yang beriman pada Allah tidak boleh berpikir inferior karena sesungguhnya mereka memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh umat lain, sebagaimana firman Allah: “Dan janganlah sekali-kali kamu merasa rendah untuk mengejar mereka. Jika kamu mengangankan sesuatu sesungguhnya mereka juga berangan-angan yang sama, tetapi kamu mengharapkan sesuatu dari Allah yang mereka tidak bisa harapkan (Al-Nisa’:104)

Dalam pada itu Ayatullah mengingatkan bahwa setiap mukmin harus berpikir universal, menjadikan kepentingan agama Islam dan kepentingan seluruh kaum Muslimin dimanapun mereka berada di atas kepentingan pribadi, kelompok atau golongan. Mereka tidak boleh berpikir sektarian karena Islam mengajarkan bahwa sesama Muslim itu bersaudara dan bahwa mereka adalah ummat yang satu.

Dan untuk mencapai keberhasilan perjuangan maka selain kerja keras yang tidak mengenal lelah,  Ayatullah menambahkan bahwa setiap mukmin harus bekerja secara jama’iy, bekerja sama dan terorganisir, total dalam pekerjaannya, tidak setengah-setengah atau sambil lalu dan senantiasa melakukan tahzib al-nafs, membenahi diri dengan menjaga kebersihan jiwa seperti yang digambarkan Allah pada Nabi Musa as; yaitu bahwa untuk menghadapi Firaun, penguasa empirium yang sangat kuat Nabi Musa yang kesendirian selain mohon kepada Allah agar diperkuat dengan Harun, Nabi Musa juga bersama-sama dengan Harun selalu  mengagungkan Allah dan mengingatnya yang membuat mereka memiliki kukuatan yang dahsyat yang  kemudian dapat mengalahkan Firaun (lihat Q.S. Taha: 33-34).
Semoga berguna.


source : http://www.icc-jakarta.com
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Warga California AS Kecam Donald Trump dan Menuntutnya Mundur
Berbagi Pengalaman dalam Mengelola Keberagaman Indonesia, KBRI Vatikan Gelar Interfaith ...
Kepenatan dan Kelelahan yang Disukai Allah Swt dan Rasul-Nya
Perspektif Rahbar: Permusuhan AS Anti-Iran Tetap Berlanjut
Dalam Al Qur’an, Islam itu Satu Tidak Ada Islam Nusantara
Suasana Aksi Demonstrasi Hari al Quds di Suriah
Persiapan Pelayanan Haji 2017 Menunjukkan Perbaikan Signifikan
Satu Tersangka Pelaku Teror di Charlie Hebdo Menyerahkan Diri
Ansarullah: Rakyat Yaman tak Hiraukan Konferensi Riyadh
Sindikat Narkoba Iran Terbanyak di Indonesia?

 
user comment