REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu bangsawan Arab Saudi dan imam besar Makkah, Syekh Ali ibn Abdurrahman al-Hudhaifi dilaporkan kepincut dengan Novel Lauh Mahfuzh. Mereka ingin mengangkat novel karya Nugroho Suksmanto itu ke layar lebar.
Sementara di dalam negeri, novel itu sudah didekati sutradara kenamaan, Garin Nugroho. "Sekarang ini memang ada keinginan dari raja Saudi untuk memfilmkannya," kata Nugroho Suksmanto di Jakarta, Sabtu (8/12).
Sementara keinginan Syekh Ali ibn Abdurrahman al-Hudhaifi, kata Nugroho, ingin mengangkat novel karyanya menjadi film kolosal. "Beliau juga menginginkan agar novel ini bisa menjadi film kolosal seperti 'The Last Emperor', 'Gandhi' maupun 'Harry Potter'," ungkap Nugroho.
Nugroho menjelaskan novel karyanya menyampaikan pesan tentang pentingnya kerukunan antarumat beragama, serta memerangi kemunafikan. Ia mengaku sekarang ini, novel tersebut sedang dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris dan Arab.
"Untuk bahasa Arab sudah ada 500 eksemplar. Sementara untuk bahasa Inggris masih menunggu," selorohnya.
Berkaitan dengan novel ini, Anugerah Sastra Pena Kencana (ASPK) juga mengadakan sayembara penulisan esai Lauh Mahfuz. Lomba ini terbuka buat umum dan wartawan. Panitia lomba menyediakan total hadiah Rp 24 juta.
Triyanto Triwikromo, Direktur Program ASPK, menjelaskan lomba esai ini diharapkan dapat melahirkan lagi para penulis esai yang kreatif. "Kita ingin memunculkan lagi budaya menulis esai yang sudah semakin berkurang peminatnya. Semoga adanya lomba ini akan bisa dilahirkan kembali penulis-penulis esai yang bagus di negeri ini," ujarnya menjelaskan.