Oleh: Suparno Sutrisno
Belum lama ini dimedia masa kita dapati dua film yang sengaja dibuat untuk menelanjangi kesucian agama Islam, film yang ditujukan untuk membuat para penganut agama Islam bertanya, meragukan agama yang sudah dianutnya lalu berbalik arah ketujuan lain, film yang menyerang pribadi mulia Nabi Muhammad saw, Allah swt juga Quran. Memang sebenarnya berbagai penghinaan terhadap nilai-nilai suci Islam tidak lain adalah karena kelalaian Muslim sendiri, kalau kita teliti dari Salman Rusdi dengan Satanic Verses-nya sampai ke pemuda Pakistan yang bekerjasama dengan anti agamis Amerika hampir semua berlandaskan pada teks-teks hadis yang dirawikan oleh orang-orang yang berlabelkan Islam. Semoga tulisan sederhana ini bisa menjadi sebuah antiseptik menghadapi berbagai kerancuan yang mulai disuntikkan kedalam tubuh Islam.
Alquran menyebutkan sebuah dalil naqliah “Layanalu ‘ahdi an dhalimin“ Imamah, Kerasulan, kehujahan, khalifah Allah, tidak diberikan pada orang-orang yang memiliki masa lalu buruk, berdosa, berbuat cela, dan semacamnya.
Apa hikmah yang dapat diambil dari ayat ini, hikmahnya adalah karena manusia tidak bisa mempercayai mereka, orang yang bertahun-tahun menyembah berhala, meminum minuman keras, selalu berbuat dosa ketika ia akan dijadikan sebagai khalifah Allah, wakil dari Allah, orang yang bertugas menyampaikan firman Allah, Dan ketika harus mendengar firman Allah dari lisannya maka akan sulit diterima masyarakat, atau malah tidak akan ada yang akan menerima kebenaran ucapannya. Sosok pribadinya terdahulu akan memberikan trauma tersendiri pada masyarakat yang menjadi objek firman-Nya.
Berkaitan dengan sosok Nabi saw sudah disebutkan bahwa nenek moyangnya adalah orang-orang yang bernilai dan merupakan orang besar disisi Allah. Dalam riwayat disebutkan bahwa beliau walaupun hidup dijaman rusak, namun Nabi saw sama sekali tidak pernah menyembah berhala atau melakukan perbuatan buruk seperti apa yang dilakukan masyarakt waktu itu, seorang sejarawan kenamaan, Ibnu Ishaq dalam Buku sejarahnya halaman 78 dan Sejarah milik Ibnu Hisyam jilid 1 hal 183, disebutkan bahwa pada saat Nabi sampai usia remaja Allah menjaga dia, Allah melindungi dia dari berbagai keburukan jahiliah dan semacamnya karena punya keinginan untuk menyerahkan kenabian dan keimamahan padanya.
Sebenarnya masalah kenabian Nabi saw adalah tema yang bahkan merupakan tema yang bisa menjadikan manusia bisa memahami hakikat dan hati manusia menjadi tawadhu dan khusyu’ serta tidak rusak bukan malah menjadikan manusia menjadi jijik terhadap Islam dan menjauh darinya step by step. Ketika kita dianalisa dari segi waktu dan tempat dimana disanalah Nabi saw tinggal dan disanalah tempat Nabi menerima amanat kenabian dan kerasulan maka serta merta kita akan mengatakan tidak mungkin orang seperti beliau bisa seperti itu kecuali beliau adalah seorang Nabi atau dengan kata lain pasti beliau adalah orang yang istimewa dibanding manusia-manusia lainnya. Beliau tinggal dalam sebuah masyarakat yang bisa jadi merupakan masyarakat paling gelap dan kelam dalam peradaban kemanusiaan. Seorang Nabi dengan akhlak sedemikian rupa hadir ditengah-tengah masyarakat tersebut, di jazirah Arab, dimana beberapa dari mereka adalah orang Yahudi. Sebagian lainnya lagi adalah Orang Kristiani dan sebagian lagi adalah para pengikut ajaran Nabi Ibrahim as ajaran tauhid. Dan kebanyakan dari maysarakat ini adalah para penyembah berhala. Mereka yang memiliki akhlak dan prilaku jahiliah. Ditempat semacam inilah Nabi datang.
Beliau datang dan menawarkan kepada mereka pemikiran yang lebih tinggi dari berbagai pemikiran lainnya, menawarkan konsep-konsep yang benar-benar manusiawi sesuai kode-kode tersembunyi yang sudah dimiliki manusia sejak lahir.
Akan saya sampaikan sebuah tema disini dimana akan kita buktikan bahwa Nabi saw sebelum menjadi Nabi dan menjadi seorang Rasul, sudah berada dalam agama Islam, beliau sudah beragam Islam sebelum beliau menjadi seorang Nabi dan Rasul yang harus mengemban tugas dari Allah swt. Disini saya sampaikan sebuah analisa mengenai agama apa yang dianut Nabi Muhammad sebelum berumur 40 tahun, agama yang benar waktu itu agama yang mana? Jika manusia dalam kebenaran maka dia harus mengikuti agama apa? Agama apapun itu, kita katakan ada agama Kristen ada agama yang diajarkan Nabi Ibrahim as yang jelas tindak tanduk jahiliah bukanlah sesuai dengan ajaran-ajaran ini? Jadi seperti apakah orang-orang yang mengikuti ajaran jahiliah dan menjadi penyembah berhala, membunuh manusia, meminum arak, berjudi, tawuran kabilah, dan lain-lain, mengapa mereka memilih jalan buruk dan masa lalu kotor tersebut? Sama sekali mereka tidak punya kepantasan untuk menjadi seorang Imam untuk orang-orang yang sejak semula mengesakan Allah. Inilah makna “Janjiku tidak akan mengenai orang-orang dzalim” “Lanalu ‘Ahdi ad dzaelimin”.
Nabi saw sebelumnya beragama apa? Apakah beliau beragama Yahudi, Nasrani, agama yang diajarkan Nabi Ibrahim atau beragama lain? Atau seperti yang kami sebutkan sebelumnya. Yakni Nabi saw sebelumnya sudah beragama Islam beragama sesuai agama yang akan dibawanya.
Disebutkan oleh Ustaz Ziayi beliau menukil dari ustaz Hasan Zadeh Amuli, beliau berkata, “Tidak pernah ‘Afdzal’ yakni ‘lebih baik’ mengikuti darinya dia lebih utama, ketika disebut beliau lebih baik dibanding para Nabi as. Pertama yang lebih baik tidak pernah mengikuti yang kurang baik. Jika lebih utama dan kita tahu Nabi Isa dan Nabi Yahya keduanya sampai pada maqam kenabian pada saat masih kecil minimal kita ju harus berkata bahwa keutamaan ini juga dimiliki oleh Nabi saw yakni pada saat beliau masih kecil sudah sampai pada kedudukan ini.
Syiah meyakini kenabian dari Nabi Muhammad saw tidak kembali pada penciptaan unsurnya dia 1400 tahun yang lalu, pada saat beliau lahir saja, bahkan sesuai riwayat disebutkan “Kuntu Nabiya wa Adam bainal ma’i wa thin” Aku adalah seorang Nabi ketika Adam masih diantara air dan tanah” Beliau adalah seorang nabi yang mana seluruh para Nabi as mengakui dan meyakini kenabiannya. Sudah kita sebutkan sebelumnya jika Nabi saw itu lebih baik dan salah satu dari keutamaan Nabi Isa adalah pada saat Nabi Isa as masih bayi dia sudah menduduki tingkat kenabian dan mengumumkan kenabiannya itu, demikian juga Nabi Yahya as. Mereka memegang hukum pada saat masih dalam buaian, apakah bisa dikatakan Nabi Muhammad saw merupakan seorang Nabi yang lebih utama dibandingkan Isa as dan Yahya as. Tapi tidak memiliki keutamaan ini?
Riwayat dalam Nahjul Balaghah khutbah 234 Amirul Mukminin berkata, “Sejak Nabi tidak lagi menyusu, malaikat paling utama diutus untuknya sehingga siang dan malam terus menerus memberikan petunjuk pada akhlak dan prilaku mulia” Apakah makna kata-kata ini? Yakni Nabi sejak beliau lahir beliau itu sudah beragama yakni agama Islam bahkan kita tidak mengakui pada saat beliau sudah baligh. Mengapa Isa as sampai pada kenabian pada saat masih kecil tapi Nabi Muhammad saw tidak demikian. Sekarang kita katakan dan kita juga memiliki riwayat yang akan kami sampaikan pada anda. Beliau itu sejak kecil adalah Nabi hanya saja belum waktunya diperintahkan untuk mengaku dan menyampaikan kerasulan dan kenabian beliau. Sampai berumur 40 tahun. Mirza Qumi dalam kitab Qawanin jilid 1 halaman 255 berkata, “Sesungguhnya demikian bahwa Nabi sebelum diutus sebagai Nabi beliau beribadah sesuai agamanya sendiri karena beliau lebih utama dibandingkan Nabi-nabi lainnya. Ketika Nabi sampai 40 tahun belum menjadi Nabi maka Nabi Isa dan Nabi Yahya lebih utama dari Nabi Muhammad saw. Karena mereka berdua sudah menjadi nabi ketika masih dalam buaian.
Ibnu Abil Hadid mu’tazili pada jilid 13 syarah Nahjul Balaghah di halaman 207 mengatakan Dari Imam Baqir as khalifah Nabi yang mendapatkan salam dari Nabi Muhammad saw, beliua berkata diriwayatkan dari Imam Baqir as, Allah memilihkan untuk semua nabiNya seorang malaikat, tugas dari malaikat-malaikat ini adalah untuk menjaga prilaku mereka dan menyampaikan risalah untuk mereka. Sejak Nabi saw tidak lagi menyusu Allah memilihkan malaikat paling utama untuk beliau. Malaikat ini mendidik dan menunjukkan beliau pada akhlak mulia dan utama. Dan malaikat inilah yang telah menjaga beliau sebelum beliau mencapai kerasulan dia memanggil Nabi dengan “Assalamualaika ya Rasulallah” waktu itu Nabi masih muda namun beliau dipanggil dengan panggilan ini. “Assalamualaika ya Rasulallah”
Terus bagaimana dengan pernyataan bahwa beliau adalah pengikut ajaran Nabi Ibrahim as? maksudnya adalah bahwa agama seluruh para Nabi itu ajaran tauhid, ajaran murni, ajaran penyembahan pada Allah, jika bermakna beliau pengikut agama Ibrahim mengapa disini dikonsentrasikan pada ajaran Nabi Ibrahim as saja. Ini disebabkan karena jika disebut pengikut Nabi Isa as, orang-orang Yahudi tidak menerima Nabi Isa as begitu juga sebaliknya.
Nabi Ibrahim adalah seorang Nabi yang diterima oleh Yahudi, Islam, maupun Nasrani. Seluruh ajaran Ilahi kembali pada ajaran Nabi Ibrahim. Jadi maksud dari mengikuti ajaran Nabi Ibrahim karena Nabi Ibrahim lebih dulu dari Nabi Muhammad saw. Nabi Ibrahim adalah orang yang mengesakan Allah dia bertawakal pada Allah. Beliau disebut pengikut Nabi Ibrahim dari sisi karena sama-sama menyembah Allah dan dari sisi waktu, tapi beliau beragama apa? Kami katakan beliau beragama Islam sesuai dengan syariat yang beliau bawa.
Terkait pembahasan Nabi Muhammad saw yang kita bahas. Salah satu kekhususan yang beliau miliki beliau itu menggembalakan hewan pada sebagian umur beliau. Mengapa? Sehingga kesabaran beliau menjadi lebih banyak. Dan juga memiliki kesempatan di Sahara melihat ciptaan Allah disana, dan berpikir dimana dalam hal ini juga ada riwayat dalam kitab Tabaqat Kubra beliau berkata, “Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus kecuali dia sebelumnya adalah seorang penggembala kambing” ketenangan yang diberikan padang sahara pada manusia akan membangun sisi batin manusia. Disebutkan bahwa salah satu tempat yang bagus untuk bertafakur adalah padang sahara, orang yang biasa bertafakur disana dia akn rindu pada sahara, langit membuat manusia ingat pada Tuhan, jauh dari berbagai hal membuat manusia berpikir tentang Tuhannya. Bisa saja masih ada hikmah lainnya. Yang jelas Nabi pada saat masih muda perkerjaan beliau adalah menggembala hewan, beberapa lama beliau juga melakukan perdagangan. Beliau juga tidak pernah berguru pada seorang guru pun. Beliau menjadi seorang pembawa amanat dalam sebuah karapan. Disini beliau membuktikan bahwa beliau adalah seorang pengemban yang amanah dan benar-benar dapat dipercaya. Orang-orang pun mengenal beliau sebagai seorang amin, yang dapat dipercaya.
Dalam Musnad Ahmad jilid 4 halaman 132 Nabi menyampaikan hal ini. “Tidak ada orang yang makan lebih baik dariapa yang ia usahakan sendiri, pada saat masyarakat berperang saling membunuh, dan mencuri, Nabi mengajak mereka untuk bekerja dan memakan hasil dari jerih payahnya.” Disini tampak jelas perbedaan gaya pemikiran, yang satu berorientasi menghambur-hamburkan dengan hasil rugi, dan satunya lagi berorientasi pada hasil, perbuatan yang diakhirnya bisa diambil hasilnya dipanen buahnya.
Dalam Surat A’raf ayat 157 dijelaskan sebuah poin berkaitan dengan Nabi saw. Disitu disebutkan Nabi adalah seorang ummi. Nabi adalah seorang penyampai berita yang ummi. Salah satu ciri Nabi Muhammad saw adalah ummi, ummi disini apa maksudnya? Makna Ummi yang diterima adalah bahwa beliau itu tidak pernah belajar. Disini saya sampaikan, mari kita duduk dan kita pikirkan apakah bisa orang yang tidak pernah belajar menjadi guru dari orang-orang yang belajar? Apakah ini mungkin? Seorang Nabi yang sama sekali tidak pernah belajar tidak pernah meminta belajar baca tulis pada seorang pun. Dan yang menakjubkan adalah nyatanya salah satu mukjizat beliau adalah ilmu.
Will Durant dalam History of Civilization di jilid 4 halaman 207. Sepertinya belum ada yang menganalisa hal ini “Dia mengetahui baca tulis tapi tidak ada bukti bahwa beliau pernah menulis dengan tangan beliau” Ini apa yang ditulis will Durant, seorang ahli sejarah barat. Setelah sampai pada posisi kenabian dia memilih seorang penulis khusus, selain itu buku berbahasa arab paling tinggi balaghahnya tidak lain adalah yang muncul dari ucapan-ucapannya. Detail segala sesuatu pun lebih dia pahami dibandingkan orang-orang yang sudah belajar tentangnya. Inilah apa yang dikatakan Will Durant. Dan beliau adalah orang yang membawa Qu’an, kitab yang tidak ada tandingannya hingga saat ini dan hari akhir nanti, selain itu sesungguhnya segala hal yang Nabi ucapkan punya kelayakan untuk ditulis dengan tinta emas. Karena mengandungi nilai sarat makna, dalam dan luas.
Terus makna ummi itu seperti apa? Bukan demikian bahwa ummi berarti tidak tahu ilmu apapun tapi ummi maksudnya adalah tidak pernah belajar. Ummi yaitu orang yang dinisbatkan pada ummun, dinisbatkan pada ummun yakni apa? Disini para pakar menyebutkan bahwa dia itu dinisbatkan pada ibunya sendiri tidak dinisbatkan pada orang lain. Atau dinisbatkan pada Ummul Qura’ yang merupakan salah satu kota di Mekah.
Makna batin yang disebutkan Ummi yakni wujud dimana wujud lain muncul darinya. Karena alasan inilah maka seorang anak memanggil ibunya dengan ummi. Atau ummi maksudnya dia dinisbatkan pada Allah, yakni dinisbatkan dalam hal pendidikan, pengajaran, pendidikan beliau ada ditangan Allah ditangan Allah yang menciptakan dia.
Dalam riwayat kita membaca Allah ketika dia lahir kedunia Allah menjadi pihak yang bertanggungjawab atas pendidikannya, ini pun sudah dilakukan.
Sekarang terkait apakah Nabi itu pernah mengikuti sebuah kelas atau tidak? Hal ini tidak bisa diterima seperti penjelasan sebelumnya. Bahwa ummi itu bukan berarti bodoh, tidak berpengetahuan tapi tidak pernah belajar pada seseorang.
Dalam surat Jum’at ayat 2 Allah berfirman,
﴿هُوَ الَّذي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ آياتِهِ وَ يُزَكِّيهِمْ وَ يُعَلِّمُهُمُ الْكِتابَ وَ الْحِكْمَةَ وَ إِنْ كانُوا مِنْ قَبْلُ لَفي ضَلالٍ مُبينٍ﴾
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf yang kurang ilmunya, mereka yang tidak tahu apa-apa. Seorang rasul dari golongan mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka kitab (Al-Qur’an) dan hikmah, meskipun mereka sebelum itu benar-benar terjerumus dalam jurang kesesatan yang nyata.”
Dan Quran juga mengatakan, “Barangsiapa bertaqwa Allah akan datang padanya dan ilmu akan menghadirinya barangsiapa bertaqwa Allah datang dan mengajarkan Furqan padanya.”
Dalam riwayat disebutkan “Man Akhlasa lillah arbaina shabahan jarat yanabiul hikmata min qalbihi ala lisanih. “Barangsiapa ikhlas dijalan Allah selama 40 hari maka Allah akan mengeluarkan hikmah melalui hati dan lisannya.
Dan juga riwayat yang sudah kami sampaikan “Kuntu Nabiya wa adam bainal ma’i wa thin”
Kebesaran Nabi sampai disini bahwa beliau itu diajari langsung dari sisiNya. Nabi yakni apa, yakni yang sudah dikabarkan seorang Nabi yang tidak pernah belajar tapi dia adalah guru bagi seluruh manusia, kebetulan mukjizat Nabi saw tidak sama dengan mukjizat nabi-nabi yang lain. Nabi Muhammad membawakan mukjizat ilmu. Yakni kita itu bukan apa-apa lalu dikabarkan pada kita bahwa Nabi Musa membelah lautan, Nabi Isa as menghidupkan orang mati, baiklah, apakah itu menghidupkan orang mati atau membelah lautan apa pengaruhnya pada kita? Tapi mukjizat Nabi saw manusia juga bisa mendengar mukjizatnya dan bisa juga merasakan mukjizat tersebut. Sebagaimana Nabi Musa as yang melemparkan tongkatnya dan masyarakat waktu itu bisa mendapatkan manfaat dari apa yang mereka lihat itu. Sedang Nabi Muhammad saw membawa mukjizat keilmuan. Sebuah mukjizat yang tidak ada lagi yang lebih tinggi darinya. Kedua adalah Quran, Quran itu apa? Allah menempatkan untuk Nabi saw pengetahuan tertinggi dengan kalimat yang terindah. Mereka yang mencari-cari keindahan tidak melihat pada isi perkataan, dia bisa membacanya dan mendapat manfaat darinya, betapa indahnya. Mereka yang mencari isi perkataan dan dia ingin mengetahui kandungannya. Dia bisa melihat isi kandungannya dan dia akan terkagum karenanya.
Allah sendiri menyiapkan kitab ini untuk berbagai tujuan. Mungkin ada yang mencari sisi suara indah. Dia bisa datang dan walaupun dia tidak bisa mendengar. Kaum Kafir Qurais pada saat Nabi berada di Mekah, mereka bersepakat untuk tidak mendengarkan suara indah quran. Tapi mereka mematahkan janji mereka. Dan mereka datang untuk mendengarkan, walaupun mereka tidak percaya pada isi kandungannya tapi mereka tetap memanfaatkan lafadz-lafaz indah Quran dengan mendengarkannya.
Mukjizat untuk Nabi, Mukjizat Nabi yang ummi, mukjizat ini sesuai dengan waktunya. Karena datang pada sekelompok kaum yang sangat sensitif pada kata-kata yang tidak sempurna, menakjubkan, pendek, panjang, jami dan semua ini. Mereka suka dengan liku-liku kata dan kalimat, mungkin kalimat itu tidak ada isinya hanya saja kata-kata itu memiliki vokal indah ketika disusun dengan kata-kata setelahnya. Sampai dimana setiap tahun ada konggres adu keindahan kata. Disaat ini Nabi datang dan dengan perantara Quran, beliau turut serta dalam konggres adu keindahan kata ini, beliau membawa sebuah kaidah bahasa yang jauh lebih tinggi dibanding semua kaidah bahasa disana. Beliau juga membawa sebuah pemikiran yang mempertanyakan semua akidah yang mereka anut. Yakni dalam kaidah bahasa yang begitu indah, vokal yang teratur rapi dan memukau, dia menyampaikan adanya agama baru, inilah mengapa disebut sesuai dengan jamannya.
Terus kesesuaiannya yang abadi itu apa maksudnya? Semua manusia minimal paham bahwa keagungan itu dicapai dengan ilmu. Nabi membawa ilmu hakiki, ilmu yang menyeluruh. Apa bisa seluruh kitab memiliki seluruh karakter ini? Kadang satu kalimat dalam Quran menjadi sumber untuk sebuah ilmu yang sangat detail. Bagaimana dengan seluruh ayat Quran, bisa dibayangkan. Nabi datang membawa Quran yang memiliki kandungan sangat dalam. Kalimat-kalimat diterima dari Allah dan masyarakat datang mengambilnya dari beliau. Dimana seluruh ahli bahasa pada waktu itu terkagum-kagum dan ini akan terus terjadi berulang-ulang. Quran itu ada penjelasanya. Walaupun Nabi saw tidak pernah belajar. “Wama kunta minqalbihi min kitabin” sebelumnya belum pernah ada kitab semacam ini. Kebetulan masa dimana beliau sampai mendapat amanat beliau masih menjadi seorang penggembala. Beliau belum pernah belajar pada siapapun. Ketika ada yang datang dan melihatnya bagaimana bisa orang dengan semua kriteria ini membawa sebuah ilmu. Dan ilmu juga muncul dari dirinya, AlQuran menjelaskan “Wama kunta tatlu min kitabin wala ta’khudzuhu biyaminika” ini jika sebelumnya belajar atau jika sebelumnya menulis sesuatu maka lartaban mubtilu mereka yang biasa ragu berkata itu perkataan biasa saja, itu hanya hasil pemikirannya sendiri. Mungkin hasil dari sebuah buku yang pernah ia baca, tapi sayang beliau tidak pernah melakukan semua ini. Jika orang yang tidak mengenal Nabi saw mereka mahu jujur, apa yang akan mereka simpulkan. Seorang penggembala yang berada disegala keterbatasan semacam itu. Bagaimana bisa menjadi sumber berbagai hasil maha karya tak tertandingi!! Dimana orang-orang besar datang dan mengambil manfaat dari Nabi ini?
Setelah menelaah semua sisi ini tidak ada lagi ruang tersisa sehingga berpikir apalagi melakukan penghinaan pada beliau. Beliau adalah orang yang datang sehingga mengangkat orang-orang yang sebelumnya dinilai hina menjadi mulia dan begitu berharga. Orang yang sebelumnya menjadi budak bagi orang lain kini merdeka dan mulia dihadapan Tuhannya dan dihadapan manusia lainnya, Nabi yang senantiasa mengangkat orang lain pada nilai-nilai kemuliaan dan sejarah juga membuktikan bahwa dia adalah sebaik-baik tolok ukur suritauladan, maka tidak mungkin beliau bertindak assusila, menyimpang apalagi hal-hal yang sepantasnya dilakukan oleh manusia cacat nalar dan batin. Sedang kita tahu beliau adalah guru dari maha guru, teladan dari puncak teladan paling mahir dan sempurna sekalipun, beliualah insan kamil yang tidak ada yang bisa menyaingin kekamilan beliau dulu, sekarang ataupun masa datang. Muhammad Nabiku Nabimu, salam atas beliau dan keluarga beliau dulu, sekarang dan tanpa batas jaman.