Tayangan khazanah edisi 13 April 2013 menuai kontroversi, hal ini dikarenakan penyebutan bahwa sholawat itu bagian daripada bid’ah dholalah yang berpotensial musyrik.
Khazanah adalah salah satu program tayangan berkonten islami yang hadir setiap hari senin sampai jum’at jam 5.30 WIB di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia, Trans 7. Sekilas tayangan ini menarik karena berkonten Islami. Akan tetapi konten tayangan seperti itu memang tidak digarap dengan serius.
Memang sering kali terjadi, pengelola media komersil tidak memperhatikan validitas konten tayangan. Mereka hanya berpikir tayangan itu menarik pemirsanya.
Dalam tayangan itu dijelaskan tentang macam-macam sholawat yang diamalkan oleh umat Islam yang sejatinya menurut mereka (redaksi red.) merupakan bid’ah yang diliputi khurafat dan takhayul yang sesat karena tidak sesuai tuntunan Rasulullah Saw. Sholawat yang dibaca dalam khasidah-khasidah apalagi dengan iringan rebana dan goyangan badan orang-orang yang bersholawat, adalah bid’ah dholalah yang menurut mereka berpotensial musyrik.
Dalam pembahasan sholawat Nariyyah, diterangkan bahwa sholawat itu sejarahnya berasal dari Syekh Nariyyah, salah seorang sahabat Nabi Saw yang menyusun sholawat dan kemudian minta didoakan oleh Nabi Saw agar masuk surga dan diperkenankan masuk surga. Kisah Syekh Nariyyah itu, menurut narasi yang dibacakan seorang wanita itu, adalah kisah tanpa dasar karena sahabat Nabi Saw tidak ada yang bernama Nariyyah dan gelar syekh pada masa itu tidak ada digunakan oleh para sahabat. Jadi, menurut Khazanah Trans7, sholawat Nariyyah itu karangan orang sesat untuk menyesatkan umat Islam.
Sewaktu penyiar wanita itu menguraikan asal-muasal Sholawat Badar. Dikisahkan, bahwa sholawat Badar dimulai tahun 1960-an ketika seorang kyai bermimpi melihat para habib yang berpakaian hijau mengumandangkan sholawat badar. Isteri kyai bersangkutan juga bermimpi ketemu Rasulullah Saw. Lalu kyai itu menghadap seorang habib yang dikenal ahli kasyaf, disebutkan bahwa habib itu membenarkan mimpi kyai dan isterinya. Itu sebabnya, sholawat yang disebut sholawat badar itu sangat baik diamalkan, terutama untuk membangkitkan semangat umat Islam yang dewasa itu ditekan oleh aksi-aksi PKI.
Hal ini tentu bisa dibantah, karena Sholawat Badar sudah dikumandangkan umat Islam sejak ratusan tahun silam.
Setelah memaparkan sejumlah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, Turmudzi dan Ahmad yang ditafsir menurut tafsiran narrator acara khazanah Trans7 itu, pembacaan sholawat yang diamalkan umat Islam selama ini dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan yang diajarkan Rasulullah Saw.
Kenapa narrator itu hanya berdalil hadits? Menurut Tim Sarkub, hal ini dilakukannya untuk menyembunyikan ayat Al-Qur’an, yang tegas-tegas menyatakan bahwa ALLAH dan para malaikat bersholawat kepada Nabi SAW. Allah juga dalam ayat itu memerintahkan kepada semua kaum beriman untuk bersholawat kepada Nabi SAW.
Menurut Agus Sunyoto di forum milis ahlulbait Indonesia, narator Khazanah Trans7 menafsirkan Qur’an dan Hadits itu dengan keyakinan mutlak bahwa tafsiran mereka yang paling benar. Bagaimana narrator bisa haqq al-yaqiin bahwa tafsiran mereka yang paling benar seolah-olah sudah konfirmasi kepada Allah bahwa tafsir itu sudah dishahihkan kebenarannya oleh Allah sendiri. Ya itulah sifat orang-orang yang men-tuhan-kan nafs-nya sendiri, sehingga tidak ada kebenaran selain kebenaran narator dan kelompok sejenisnya yang di dalam jiwanya selalu bergaung kalimah ana khoiru minhu.
Para anggota milis itu juga mengajak melaporkan tayangan Khazanah Trans 7 tersebut ke KPI, hal ini diperlukan untuk mewaspadai nilai-nilai keislaman termasuk pemutarbalikan sejarah Islam yang ditayangkan di stasiun televisi. Karena, kebenaran nilai-nilai keislaman yang ditayangkan di dalamnya tidak sesuai dengan sejarah Islam yang sebenarnya.
ABI (Ahlulbait Indonesia) sebagai ormas Islam menyatakan protes keras terhadap Trans7 dan KPI selaku regulator, atas tayangan tersebut yang sangat tendensius. Apalagi dapat menciptakan perpecahan di kalangan umat Islam.
Sholawat kepada Nabi dan keluarganya adalah perintah Allah Swt dalam Al-Qur’an. Bahkan Imam Syafi’I menyebutkan bahwa sholat seseorang tidak sah apabila tidak membaca sholawat kepada Nabi dan keluarganya.
Berbagai bentuk ekspresi yang dilakukan para pelantun sholawat tidak lalu membuat bacaan sholawat adalah bid’ah.[]
source : ahlulbaitindonesia.org