Di Jambi, Muslim Sunni hidup rukun berdampingan dengan Muslim Syiah. Meski menjadi minoritas di kampung halamannya, warga Muslim Syiah Jambi mengaku merasa aman dalam kebersamaan dengan saudara-saudara Muslim Sunni mereka di sana.
Hal ini dibenarkan oleh Jufriadi (38), seorang Muslim Syiah Jambi yang tinggal di Kecamatan Kotabaru saat diwawancarai via telepon. “Mereka malah selalu terdepan membela dan meluruskan fitnah tentang Syiah yang dituduhkan kepada kami.”
Jufriadi, meski seorang Syiah, menimba ilmu di Majelis Ta’lim dan Rawatib Al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah yang berada di Kelurahan Thehok Jambi Selatan. Majelis ini didirikan untuk menghormati Al-Habib Husin bin Ahmad Baraqbah, seorang ulama besar yang pertama mengajarkan agama Islam di daerah Sumatera tahun 1173 H.
Kegiatan rutin Majelis ini tak hanya mengadakan kajian rutin kitab-kitab klasik Salafiyah namun juga melakukan safari dakwah Salafiyah tiap bulan Ramadhan dan terutama pada bulan Maulid untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang figur dan keteladanan Nabi Muhammad Saw.
Pemimpin Majelis, Ustad Fuad Baraqbah, dalam wawancara via telepon juga membenarkan bahwa meski Majelis ini bisa dianggap sebagai Majelis Sunni, tetapi tetap terbuka menerima siapa pun. Ia menyebutkan Sunni dan Syiah sama-sama Muslim yang mengikuti Nabi Muhammad. Malah menurutnya, di tengah banyaknya Muslimin yang abai terhadap kedudukan Ahlulbait Nabi, Muslimin Syiah terbukti konsisten mencintai dan meneladani Ahlulbait Nabi.
“Banyak Muslim Ahlusunnah yang sekarang cenderung abai akan nilai penting Ahlulbait sebagai keluarga yang paling dekat dengan Nabi, dan tentu yang paling mengetahui ajaran Nabi. Padahal sebagai pengikut Nabi, mestinya Ahlusunnah tidak kalah dari Syiah dalam mencintai dan meneladani Ahlulbait,” pungkasnya. (Muhammad/Yudhi)
(Ahlulbaitindonesia.org)