Berakhlak Mulia
1. Imam Shadiq as berkata, "Orang mukmin yang sempurna dari sisi keimanan adalah yang terbaik akhlaknya."[1]
2. Rasulullah Saw bersabda, "Tidak ada sesuatu yang diletakkan di timbangan seseorang di Hari Kiamat yang lebih baik dari akhlak mulia."[2]
3. Rasulullah Saw bersabda, "Orang yang berakhlak baik mendapat pahala seperti orang yang berpuasa dan melakukan salat malam."[3]
4. Imam Shadiq as berkata, "Allah Swt mewahyukan kepada sebagian nabi-Nya tentang akhlak mulia yang dapat mencairkan kesalahan sebagaimana matahari mencairkan es."[4]
5. Imam Shadiq as berkata, "Akhlak merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya dimana sebagiannya telah tertanam dalam diri manusia berupa fitrah dan sebagian lainnya berupa niat."[5]
Penjelasan:
Niat dapat dihasilkan dengan kehendak dan latihan, sementara sesuatu yang tertanam dalam diri manusia lebih bersifat sekunder, karena yang terpenting adalah kehendak manusia itu sendiri.
6. Seorang sahabat Imam Shadiq as bertanya, "Apa definisi dari akhlak yang baik?" Beliau menjawab, "Hendaknya engkau bersikap rendah hati, berbicara dengan baik dan menghadapi saudaramu dengan wajah ceria."[6] (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Sumber: Vajeh-haye Akhlak az Ushul Kafi, Ibrahim Pishvai Malayeri, 1380 Hs, cet 6, Qom, Entesharat Daftar Tablighat-e Eslami.
Baca juga:
Hadis Akhlak Ushul Kafi: Bangga dan Ujub
Hadis Akhlak Ushul Kafi: Diam dan Menjaga Lisan
[1] . Bab Husn al-Khulq, hadis 1.
[2] . Ibid, hadis 2.
[3] . Ibid, hadis 5.
[4] . Ibid, hadis 9.
[5] . Ibid, hadis 11.
[6] . Bab Husn al-Basyr, hadis 4.
source : indonesian.irib.ir