MYANMAR - Minoritas muslim Rohingnya dalam beberapa pekan terakhir ini dikarenakan takut akan hukuman penjara secara permanen atas hasil rencana baru yang diterapkan oleh pemerintah Myanmar, akhirnya mereka manaiki perahu-perahu bergerak menuju negara Thailand dengan berharap masa depan yang lebih terang, mereka terapung-apung dan terombang ambing di atas permukaan air.
"Polisi Thailand, Senin kemarin (9/11/2014) mengumumkan bahwa lebih dari 200 orang Myanmar yang telah menaiki perahu dan telah sampai ke perbatasan Thailand, mereka dikembalikan lagi ke perairan laut," demikian laporan IQNA, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara kelompok-kelompok HAM Thailand meminta supaya jangan membahayakan jiwa para pengungsi yang meminta perlindungan. Kurang lebih 259 muslim Myanmar pada hari Sabtu terlihat di perbatasan laut Thailand dan mereka ditangkap karena masuk secara illegal. Menurut penuturan polisi Thailand, orang-orang ini baru saja akan dikembalikan lagi ke negara Myanmar.
Chris Lewa, Ketua Proyek Arakan yang merupakan sebuah kelompok HAM guna meningkatkan kondisi kaum muslimin mengumumkan, sejak pertengahan bulan lalu rata-rata kurang lebih 900 orang telah meninggalkan Myanmar dengan perantara perahu-perahu.
Berdasarkan agenda baru pemerintah Myanmar, kaum muslim harus mendaftarkan diri mereka sebagai pendatang Bengali dan atau ditangkap, yang mana kedua-duanya akan menghadapi bahaya penjara permanen dan masa depan yang tidak jelas.
Kaum muslim Rohingnya mencari jalan untuk lari dari kondisi ini dengan menuju ke Thailand dan selanjutnya dari sana mereka akan pergi ke negara Malaysia.
Kelompok ekstrimis Buddha Myanmar dengan dukungan negara ini sejak tahun 2012 telah menjalankan rencana pembersihan etnis minoritas muslim Rohingnya, yang akibatnya sampai sekarang ini adalah banyak sekali dari mereka terbunuh dengan kekerasan, hilang, dan banyak juga dari mereka yang menjadi gelandangan.
source : www.iqna.ir