Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Pelajar Indonesia di Najaf Turut Berkhidmat untuk Peziarah Arbain

Pelajar Indonesia di Najaf Turut Berkhidmat untuk Peziarah Arbain

Menurut Kantor Berita ABNA, long march jutaan peziarah dari Najaf menuju Karbala sudah kembali dimulai. Tradisi jalan kaki untuk menziarahi makam Imam Husain As di Karbala sudah dimulai sejak tahun pertama wafatnya Imam Husain As yang kemudian diteruskan hingga saat ini oleh para pecintanya. Setiap tahun jumlah peziarah semakin bertambah, dan tahun ini disinyalir jumlah peziarah yang akan memasuki kota Karbala di hari Arbain menembus angka 25 juta jiwa. Peziarah yang berdatangan bukan hanya dari kota lain di Irak tapi dari banyak Negara di seluruh dunia, tidak terkecuali peziarah dari Indonesia. Disebutkan kurang lebih 200 warga Indonesia saat ini sedang berada di Irak turut terlibat dalam long march terbesar di dunia tersebut.

Disepanjang jalan dari Najaf menuju Karbala, penduduk setempat mendirikan tenda-tenda sebagai pos-pos istirahat bagi para pejalan kaki. Mereka menyediakan penginapan, fasilitas kamar kecil, ruang istrahat, makan dan minum yang semuanya diberikan secara gratis. Ali Ridha al Hamid, salah seorang pelajar Indonesia yang mukim di Najaf sejak tahun 2011 beserta sesama pelajar Indonesia lainnya di Najaf turut mendirikan tenda istarahat yang dalam bahasa setempat disebut ‘maukib' untuk memberikan pelayanan bagi para pejalan kaki.

"Kami mendirikan maukib ini untuk melayani para peziarah Imam Husain yang datang dari seluruh dunia, bukan hanya peziarah dari Indonesia saja. Sebab dengan keberadaan kami di Najaf untuk belajar, kami merasa sebagai tuan rumah dari acara terbesar sepanjang sejarah ini." Ungkapnya.

"Pendirian maukib ini, inisiatif kami sendiri, karena hati kami tergerak ingin ikut serta dalam acara Arbain ini, bukan hanya sekedar menjadi tamu atau peziarah saja tapi juga ingin menjadi tuan rumah di kota yang kami tempati ini. Dan ini adalah kebanggaan besar bagi kami dan sebuah kehormatan bisa memberikan pelayanan kepada para peziarah Imam Husain. Salah seorang ulama Mujtahid pernah berpesan kepada kami, dengan menukil perkataan Imam Ja'far Shadiq As, bahwa barang siapa yang ikut serta dalam berjalannya suatu kebaikan, kita akan mendapatkan pahala kebaikan tersebut." Tambah pelajar berusia 27 tahun tersebut.

Ini adalah tahun kedua pelajar Indonesia di Najaf mendirikan maukib dan turut memberikan pelayanan kepada para peziarah bersama dengan warga setempat. "Asal dana dari pendirian maukib ini adalah dari kantong kami sendiri. Kami yang sekitar 20an pelajar menyumbang dari sedikit rezeki kami untuk melakukan sedikit pengabdian untuk Imam Husain. Alhamdulillah, tidak sedikit peziarah Indonesia bahkan dari Negara lain yang turut memberikan sumbangan untuk maukib ini. Yang kami sajikan saat ini kurang lebih sama dengan tahun kemarin, seperti teh hangat, kue-kue kering khas Irak, kurma yang diolesi pasta wijen khas Irak, juga susu hangat untuk sarapan pagi dan juga rencana kami membuat masakan untuk sarapan pagi." Jelasnya ketika ditanyakan mengenai sumber dana pendirian maukib dan fasilitas yang disediakan.

Pelajar Hauzah jurusan Ushul Fiqh pengkhususan untuk ijtihad tersebut kembali menambahkan, "Maukib kami buka sehabis shalat subuh sampai malam pukul 21.00. Kami berbagi tugas untuk menjaga maukib ini, bahkan ada yang harus nginap karena sebelum subuh kami sudah hari mempersiapkan susu dan sarapan untuk para pejalan kaki. Kami benar-benar dibuat takjub dengan peringatan Arbain dan tradisi berjalan kaki ini. Pejalan kaki selalu ada dan tidak pernah berhenti selama 24 jam, mereka terus berdatangan. Ini yang membuat kami terharu, al Husain telah memberikan segalanya untuk Islam dan umat kakeknya sehingga layak untuik mendapatkan kecintaan yang luar biasa dari para pecintanya. Kami melihat langsung dan melayani pejalan kaki dari anak-anak balita sampai kakek-kakek. Pernah mampir di maukib kami, sepasang kakek-nenek yang berjalan dari Basrah selama 10 hari tanpa alas kaki, dan usianya 70 tahun. Semua hal-hal yang kadang kurang masuk akal, kami lihat dan saksikan sendiri."

"Respon warga setempat dengan keberadaan maukib kami, sangat menyambut baik. Maukib kami berdiri karena kebaikan warga Irak yang mengizinkan kami mendirikan diatas tanahnya. Kami juga diberi fasilitas listrik, diberi masukan maukib yang baik itu bagaimana dan cara memberikan pelayanan. Warga setempat juga banyak yang suka memberikan gula, kurma, dan keperluan-keperluan maukib. Yang membuat kami terharu dan takjub, yang memberikan sumbangan itu, bukanlah orang-orang kaya atau berada. Alhamdulillah dengan adanya respon ini, kami tidak pernah kekurangan, malah sering berlebih." Tambahnya.

"Alhamdulillah, tahun ini jauh lebih baik dari apa yang kami lakukan tahun kemarin, fasilitas kami jauh lebih lengkap. Sebagian alat masak sudah bisa kami beli sendiri, meski masih ada beberapa alat yang masih kami sewa. Insya Allah tahun depan bisa jauh lebih baik." Jelasnya lagi.

Ketika ditanyakan, apa harapannya telah melakukan perkhidmatan sedemikian rupa, Sayyid kelahiran Jakarta ini menjawab, "Harapan kami atas khidmat ini, hanyalah semoga kelak nanti di hari kiamat kami bisa termasuk pecinta al Husain dan diberi syafaat olehnya. Itu saja harapan kami."

Posko pelajar Indonesia di Najaf terletak di tiang 594 dari total 1400 tiang, sekitar 45 km lagi memasuki perbatasan kota Karbala. Posko ini terletak di tengah-tengah posko warga setempat yang selama 24 jam memberikan pelayanan kepada para pejalan kaki yang menuju kota Karbala. Disebutkan jumlah peziarah akan membludak sampai 25 juta orang menjelang hari Arbain. Ali Ridha al Hamid menjelaskan, dia dan 20an pelajar Indonesia lainnya akan menutup maukib dua hari menjelang Arbain dan turut berjalan kaki bersama lautan peziarah lainnya, yang akan membanjiri Haram Imam Husain As di hari Arbain yang tahun ini jatuh pada hari sabtu14 Desember mendatang.

 


source : www.abna.ir
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Warga California AS Kecam Donald Trump dan Menuntutnya Mundur
Berbagi Pengalaman dalam Mengelola Keberagaman Indonesia, KBRI Vatikan Gelar Interfaith ...
Kepenatan dan Kelelahan yang Disukai Allah Swt dan Rasul-Nya
Perspektif Rahbar: Permusuhan AS Anti-Iran Tetap Berlanjut
Dalam Al Qur’an, Islam itu Satu Tidak Ada Islam Nusantara
Suasana Aksi Demonstrasi Hari al Quds di Suriah
Persiapan Pelayanan Haji 2017 Menunjukkan Perbaikan Signifikan
Satu Tersangka Pelaku Teror di Charlie Hebdo Menyerahkan Diri
Ansarullah: Rakyat Yaman tak Hiraukan Konferensi Riyadh
Sindikat Narkoba Iran Terbanyak di Indonesia?

 
user comment