Menurut Kantor Berita ABNA, Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah menegaskan bahwa entitas Zionis Israel tidak bisa membunuh orang kemudian dapat hidup dengan rileks dan tenang, sebab pasukan muqawamah (resistensi anti Zionis) siap bertempur dan menyongsong perang di segala level.
Hal tersebut dia tegaskan dalam sebuah acara mengenang para syuhada Quneitra yang berlangsung di Beirut, ibu kota Lebanon, Jumat (30/1/2015).
Dia memastikan bahwa kaum Zionis di tanah pendudukan Palestina yang diberi nama Israel sedang berada dalam kondisi tercekam rasa takut setelah melancarkan serangan di Quneitra, "sebab mereka tahu persis bahwa pasukan muqawamah siap tempur dan akan datang." Karena itu, lanjutnya, Israel telah menyiagakan pasukan dan sistem penangkis rudal "Kubah Besi"-nya di front utara Israel.
Pemimpin mujahidin Lebanon beserban hitam ini menegaskan bahwa Israel semula menduga Hizbullah kebingungan dan tertekan pasca peristiwa Quneitra, "namun hal yang penting justru apa yang menimpa mereka sendiri setelah Hizbullah mengumumkan gugurnya para syuhada Quneitra."
"Sejak saat-saat pertama sudah jelas bagi kami keharusan melancarkan serangan balik demi mengganjar musuh atas kejahatannya di Quneitra, dan keputusan untuk membalas ini diambil dalam tempo tidak lebih dari dari 10 menit," ungkapnya sembari menyebutkan bahwa resiko apapun siap dihadapi Hizbullah, "meskipun segala sesuatunya mengarah kepada penghabisan," tegasnya, sebagaimana dimuat Alalam.
Lebih jauh dia menyebutkan bahwa di antara kehebatan operasi Shebaa yang dilancarkan para pejuang Hizbullah hingga menewaskan dan melukai sejumlah tentara Israel ialah bahwa serangan balasan itu terjadi begitu telak walaupun militer Israel sudah sedemikian siaga.
"Mereka membunuh kami di siang bolong, kami bunuh pula mereka disiang bolong. Mereka menyerang kami dengan dua kendaraan, maka kami serang mereka dengan dua kendaraan, dan telah jatuh korban tewas di pihak mereka sebagaimana telah jatuh para syuhada di pihak kami," ungkapnya.
Dia juga mengatakan, "Dalam beberapa hari ini orang-orang Israel sendiri mengungkapkan kebodohan perhitungan para pimpinan militer dan politik mereka dan bahwa kebodohan para pemimpin mereka itu telah menempatkan mereka dalam kondisi yang serba sulit dari segala sisi."
Nasrallah menambahkan, "Entitas Israel hendaknya mengetahui bahwa kubu muqawamah adalah kubu yang bijak, perkasa, gagah berani, dan tidak gentar atau takut perang... Kami katakan kepada para sahabat kami bahwa kami tidak menyukai perang, tapi di saat yang sama kami juga tidak takut dan gentar terhadapnya."
Menyinggung isu Palestina dia mengatakan bahwa Hizbullah sangat peduli kepada Palestina walaupun orang lain tak peduli kepadanya.
"Jika orang-orang lain ingin melupakan entitas Israel dan Palestina dengan dalih mereka sendiri punya banyak masalah maka kami tidak akan pernah melupakan Palestina, bangsa Palestina, dan entitas Israel," tegasnya.
Nasrallah secara blak-blakan menegaskan bahwa Liga Arab bukan saja absen, melainkan sejak awal memang tidak pernah eksis sama sekali.
"Ketika terjadi perang melawan Israel tidak ada dana, senjata dan media Arab atau bahkan Liga Arab dan keputusan Arab yang independen, tetapi ketika terjadi perang di Suriah, Irak dan Sinai (Mesir) maka dana, senjata, media Arab dan Liga Arab tersedia semuanya," kecamnya. (LI)
source : www.abna.ir