Kementerian Kesehatan Yaman mengumumkan, kelanjutan serangan udara militer Arab Saudi telah memperburuk situasi kemanusiaan di Yaman.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Yaman mengabarkan peningkatan serangan udara jet-jet tempur Arab Saudi ke negara Arab itu selama beberapa hari terakhir.
"Waktu yang diumumkan untuk gencatan senjata di Yaman guna melakukan operasi penyelamatan dan bantuan kepada para korban perang tidak cukup, "kata Tamim al-Shami ketika menyinggung pengumumkan gencatan senjata yang akan dimulai pada Selasa, seperti dilansir situs berita al-Ahed Lebanon, Ahad (10/5).
Ia menambahkan, jika gencatan senjata ini terlaksana, waktu yang diumumkan untuk menangani dan membantu para korban serangan militer Arab Saudi tidak akan cukup.
Tregedi kemanusiaan di Yaman tidak mengendurkan para agresor untuk menghentikan serangan kejinya, bahkan baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Qatar menegaskan kelanjutan serangan ke Yaman jika al-Houthi dan pendukungnya tidak komitmen dengan gencatan senjata.
Khalid bin Muhammad al-Attiyah mengancam gerakan rakyat Ansarullah Yaman, dan mengatakan, gencatan senjata akan dimulai Selasa, namun gencatan senjata ini bukan berarti bahwa tidak ada serangan ke Yaman dalam jangka waktu ini.
Pada tanggal 21 April, Arab Saudi dan sekutunya termasuk Qatar mengumumkan gencatan senjata setelah membombardir berbagai wilayah Yaman dan membunuh ribuan orang selama 27 hari dalam kerangka operasi militer bersandi "Badai Mematikan. " Namun kurang dari 24 jam, rezim Al Saud melanjutkan kembali serangannya ke Yaman.
Serangan udara Arab Saudi yang didukung oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara Arab ke Yaman dari 26 Maret hingga sekarang telah merenggut nyawa lebih dari 3.000 orang dan melukai ribuan lainnya.
Agresi tersebut juga meluluhlantakkan infrastruktur vital Yaman. (IRIB Indonesia/RA)
source : irib.ir