Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Makar Pada Akhirnya Merugikan Diri Sendiri

Pada dahulu kala, hidup seorang saudagar kaya yang selalu bepergian ke banyak kota dan negara untuk berdagang. Ia sudah terbiasa dan menikmati pekerjaannya. Namun pada satu hari, sebelum bepergian, ia merasa ragu. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya apa yang terjadi jika para pencuri merampas seluruh harta kekayaannya. Ia takut ketika kembali ke kotanya dan ternyata ia sudah tidak punya kekayaan lagi. Sang saudagar itu tidak mengetahui
Makar Pada Akhirnya Merugikan Diri Sendiri

Pada dahulu kala, hidup seorang saudagar kaya yang selalu bepergian ke banyak kota dan negara untuk berdagang. Ia sudah terbiasa dan menikmati pekerjaannya. Namun pada satu hari, sebelum bepergian, ia merasa ragu. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya apa yang terjadi jika para pencuri merampas seluruh harta kekayaannya. Ia takut ketika kembali ke kotanya dan ternyata ia sudah tidak punya kekayaan lagi. Sang saudagar itu tidak mengetahui berapa lama perjalanannya kali ini. Ia juga tidak yakin bahwa mengubah semua kekayaannya menjadi kepingan emas dan perak adalah langkah yang terbaik.
 
Kemudian terbesit ide dalam benaknya untuk mengubah semua kekayaannya menjadi balok-balok besi. Mengingat besi berat dan tidak mengundang perhatian siapa pun. Selain itu, besi juga tidak akan terbakar, rusak, dan lain-lain. Keputusan itu pun dilaksanakannya. Setelah itu menitipkan rumahnya kepada seorang kawannya dan memulai perjalanannya.

Kepergian saudagar itu berlangsung sangat lama. Dalam perjalanan pulang ia mendengar berita soal melambungnya harga besi. Ia pun mempercepat perjalanannya. Setibanya di rumah ia terkejut melihat besi-besi dari gudangnya sudah tidak ada. Kemudian sang saudagar itu pun pergi ke rumah temannya untuk menanyakan kemana besi-besinya itu.

Setelah itu menyambut, temannya itu berkata, "Temanku, aku minta maaf harus memberitahukan berita ini kepadamu. Kenyataannya adalah besi-besimu sudah aku kunci di gudang. Namun tikus-tikus memakannya. Oleh karena itu aku minta maaf sekali."

Sang saudagar menyadari apa yang telah terjadi. Ia memendam kemarahannya dan berniat utuk membalas perbuatan temannya itu. Kemudian dia berkata, "Benar katamu, aku juga mendengar bahwa tikus-tikus menyukai besi dan melahapnya. Tentu kau tidak bersalah."

Mendengar jawaban tersebut, temannya itu senang dan dalam hati ia berkata, "Bodoh sekali orang ini, ia dengan mudah mempercayai cerita tikus-tikus itu. Aku akan mengundangnya untuk makan malam sehingga dengan demikian semua kecurigaannya akan hilang."
 
Kemudian ia berkata kepada saudagar itu, "Lama sekali kita tidak bertemu. Terimalah undanganku, datanglah malam ini untuk makan malam bersama di rumahku."

Saudagar menjawab, "Terima kasih sekali, tapi malam ini aku sangat sibuk. Aku bisa datang untuk makan siang."
 
Ketika sedang keluar dari rumah temannya itu, sang saudagar berpapasan dengan anak temannya yang sedang bermain di luar rumah. Ia gendong anak itu dan membawanya ke rumahnya, kemudian ia berpesan kepada istrinya untuk menjaga anak itu hingga besok malam.

Keesokan harinya, sang saudagar berkunjung ke rumah temannya. Tuan rumah yang tampak kebingungan dan sedih itu kepada sang saudagar berkata, "Anakku hilang sejak kemarin. Aku telah mencari ke seluruh kota dan tidak menemukannya. Maafkan aku karena aku tidak bisa menjamumu hari ini."

Kemudian sang saudagar berkata, "Apakah anakmu laki-laki? Mengenakan baju garis hitam putih? Apakah ia memakai celana warna putih dan sepatu hitam?"

Dengan terkejut temannya itu balik bertanya, "Iya. Itu ciri-ciri anakku. Di mana kamu melihatnya?"
 
Saudagar pun menjawab, "Kemarin ketika aku keluar rumah aku melihat burung gagak besar membawa terbang seorang anak dengan ciri-ciri seperti itu."
 
Dengan nada tinggi temannya itu berkata, "Laki-laki bodoh! Gila! Cerita seperti apa yang kau katakan ini! Mana ada seekor burung gagak yang hanya seberat tidak lebih dari dua kilo bisa membawa terbang seorang anak kecil dengan berat badan 10 kali lipat?"
 
Saudagar pun menjawab, "Menurutku tidak aneh. Di kota yang tikusnya bisa melahap besi sebesar 300 kilogram itu, maka burung gagak pun bisa membawa terbang anak kecil."

Temannya itu pun sadar bahwa saudagar telah mengetahui yang sebenarnya terjadi. Kemudian ia berkata, "Aku paham semuanya. Besimu tidak dimakan tikus, kembalikan anakku dan aku akan akan mengembalikan besi-besimu." (IRIB)


source : irib.ir
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Sindikat Narkoba Iran Terbanyak di Indonesia?
Ribuan Warga Italia Gelar Aksi Solidaritas Bela Alquds
Hauzah Najaf dan Al-Azhar Mesir Gagas Persatuan Sunni-Syiah
Maktam Refleksi Pengagungan Syiar Ilahi
Pesan Ayatullah Ali Khamanei Menjelang Peringatan Hari Buruh
Puluhan Ribu Massa Gelar Demonstrasi Anti Erdogan di Turki
Arab Saudi Halangi Solusi Politik di Yaman
Densus 88 Amankan Tiga Terduga Teroris di Solo dan Karanganyar
Warga Syiah di London sebut Rezim Saudi Penjahat Kemanusiaan
Suasana Majelis Duka Husaini di Malaysia

 
user comment