Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Kebodohan Adalah Musuh Terbesar

Di sebuah wilayah yang indah dan luas, hiduplah sekelompok hewan buas dengan seekor singa yang selalu mengganggu mereka. Singa menganggap dirinya sebagai raja dan berhak melakukan apapun. Baik secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, singa selalu menculik hewan-hewan lain dan menyantapnya. Kehidupan hewan-hewan tersebut sudah tidak tenteram lagi sejak kedatangan singa itu. Mereka akhirnya memutuskan untuk
Kebodohan Adalah Musuh Terbesar

Di sebuah wilayah yang indah dan luas, hiduplah sekelompok hewan buas dengan seekor singa yang selalu mengganggu mereka. Singa menganggap dirinya sebagai raja dan berhak melakukan apapun. Baik secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, singa selalu menculik hewan-hewan lain dan menyantapnya.

Kehidupan hewan-hewan tersebut sudah tidak tenteram lagi sejak kedatangan singa itu. Mereka akhirnya memutuskan untuk menghadap singa dan menyusun rencana. Ketika mereka berada di hadapan sang singa, mereka tunduk, hormat, dan memuji singa. Kemudian mereka mengatakan bahwa mulai saat itu mereka sendiri yang akan menyediakan makanan untuk singa. Sebagai imbalannya mereka meminta singa untuk tidak menyergap mereka secara tiba-tiba.

Salah satu dari sekelompok hewan itu maju dan berkata, "Dengan cara ini, kami akan membentangkan makanan yang lezat dari daging-daging kami sendiri. Dan akhirnya kehidupan di tempat ini tidak lagi pahit dan memilukan bagi kami semua."
 
Singa menjawab, "Aku sudah melihat banyak tipu daya seperti ini oleh karena itu aku tidak akan mempercayai janji-janji kalian. Jika kalian mengatakan yang sebenarnya, maka aku akan menerima janji kalian."
 
Hewan-hewan itu menjawab bersautan, "Wahai raja, Anda harus percaya dan menerima apa yang Tuhan tetapkan untukmu. Pengantar rezeki yang sesungguhnya adalah Sang Pencipta."
 
Singa lantas menjawab, "Justru karena Tuhan telah menganugerahiku tangan, cakar, dan gigi yang tajam ini maka aku harus berusaha."

Akhirnya setelah perdebatan panjang antara singa dan hewan-hewan itu, rubah, kancil, kelinci, dan kijang mengikat janji dengan singa untuk mengirim makanan kepadanya. Dengan demikian tidak ada lagi kejar-kejaran antara mereka.

Setelah pembicaraan itu, hewan-hewan itu berkumpul dan menyepakati bahwa setiap hari mereka akan mengundi nama siapa yang akan dijadikan santapan untuk singa.

Mulai hari itu, singa tidak pernah lagi besusah payah mengejar mangsanya karena setiap hari makanan itu sendiri yang datang menghampirinya. Sampai suatu hari, dari undian tersebut, keluar nama kelinci. Mendengar itu, kelinci sangat bersedih hati, namun ia tidak pernah berhenti memikirkan cara untuk keluar dari masalah itu. Kelinci menolak untuk pergi mendatangi singa.

Hewan-hewan itu pun kemudian mengecam sikap kelinci itu karena mereka semua telah mengikat janji dengan singa. Mereka mengatakan, "Pergilah kamu kelinci menghadap singa, jika tidak maka ia akan marah karena kita semua telah mengikat janji dengannya."
 
Kelinci itu menjawab, "Tunggu, beri aku kesempatan untuk berpikir. Siapa tahu aku dapat membebaskan diriku sendiri dan juga kalian dari kejahatan singa itu."

Seekor hewan di sekitarnya menjawab, "Apa yang kamu katakan? Kami tidak akan pernah mampu melawan atau menipu singa.!"
 
Kemudian kelinci berkata, "Berkat Allah, aku memahami bahwa aku dapat membebaskan diri dan juga kalian dari cengkeraman kejahatan singa dengan memikirkan taktik yang matang."

Hewan-hewan itu menjawab, "Wahai kelinci yang cerdik, katakanlah apa rencanamu."

Kelinci menjawab, "Tidak semua rahasia dapat dijelaskan, maka bersabarlah kalian, biarkan aku yang akan melihat bagaimana hasilnya."

Kelinci itu berlari terengah-engah mendekati singa Sang singa yang sudah lama menanti makanannya itu marah dan bertanya sebab keterlambatan kelinci.

Kelinci itu pun menjawab dengan nafas tersendat, "Aku minta maaf karena terlambat, tapi beri aku kesempatan untuk menjelaskannya. Aku dan temanku yang lebih gemuk dari aku, pagi tadi sedang dalam perjalanan menuju tempat tinggalmu. Tapi di tengah jalan, kami dihadang oleh seekor singa ganas. Kami katakan kepadanya bahwa kami adalah makananmu, tapi dia malah berkata, "Singa mana? Aku dan singamu itu akan mengoyak-ngoyak kalian. Kalau dia lebih kuat dariku, maka aku akan menyandera kawanmu ini dan kamu pergilah menghadap singamu itu dan katakan padanya aku menunggunya."

Mendengar penjelasan itu, singa pun marah dan berkata, "Tunjukkan kepadaku di mana singa itu berada."

Kelinci hanya mengangguk dan berjalan di depan singa. Setibanya di depan sebuah sumur yang sangat dalam, kelinci menghentikan langkahnya. Singa bertanya, "Mengapa kamu berhenti kelinci!"
 
Kelinci itu menjawab, "Aku takut dengan singa itu, dia hidup di dalam sumur itu."

Singa berkata, "Jangan kau takut, aku akan menghabisinya, tunggulah di sini."

Singa pun melompat ke bibir sumur, dia melihat ke bawah. Di melihat bayangannya di permukaan air, singa itu mengira bahwa ada singa lain yang sudah menantinya. Dengan terlebih dahulu meraung singa itupun kemudian melompat menyebur ke dalam sumur.

Dengan demikian, singa tenggelam ke sumur dan tidak pernah dapat keluar. Setelah hari itu, kehidupan hewan-hewan itu kembali tenang. (IRIB)


source : irib.ir
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Hauzah Najaf dan Al-Azhar Mesir Gagas Persatuan Sunni-Syiah
Maktam Refleksi Pengagungan Syiar Ilahi
Pesan Ayatullah Ali Khamanei Menjelang Peringatan Hari Buruh
Puluhan Ribu Massa Gelar Demonstrasi Anti Erdogan di Turki
Arab Saudi Halangi Solusi Politik di Yaman
Densus 88 Amankan Tiga Terduga Teroris di Solo dan Karanganyar
Warga Syiah di London sebut Rezim Saudi Penjahat Kemanusiaan
Suasana Majelis Duka Husaini di Malaysia
Di Nepal, Muslim Bukan Lagi Warga Kelas Dua
Teks Lengkap Amanat PB NU pada Hari Santri Nasional

 
user comment