Menurut Kantor Berita ABNA, ditengah pengawalan ketat militer dan kepolisian Israel, rakyat Palestina mengadakan shalat Jum’at yang tersemarak pertama kalinya sejak al-Quds dibawah kendali rezim Zionis Israel. Pada Jum’at [10/7] sekitar 250 ribu warga Palestina, laki-laki dan perempuan menyelenggarakan shalat Jum’at berjamaah di Masjid al Aqsa, Palestina.
Sebelum shalat Jum’at ribuan rakyat Palestina tersebut melancarkan aksi unjuk rasa besar-besaran dengan meneriakkan yel-yel kemerdekaan bagi Palestina dan kehancuran bagi Israel. Selama bertahun-tahun sejak masjid Al-Aqsa dibawah penguasaan Israel, pihak keamanan Israel menetapkan larangan bagi laki-laki di bawah 50 tahun dan perempuan dibawah 30 tahun untuk memasuki areal masjid al Aqsa, sehingga pemuda-pemuda Palestina tidak pernah bisa shalat di dalam masjid yang merupakan kiblat pertama bagi umat Islam tersebut.
Menurut keterangan Syaikh Azzam Khatib, ketua pengelola masjid Al Aqsa menyebutkan sekitar 250 ribu orang yang bergabung dalam shalat Jum’at pada Jum’at [10/7] tersebut.
Dalam khutbahnya, Syaikh Muhammad Husain Khatib Jum’at masjid al Aqsa mengatakan, “Masjid al Aqsa adalah masjid suci yang disebut dalam Al-Qur’an dan menjadi rute dalam perjalanan Nabi Muhammad Saw saat melakukan isra mi’raj. Masjid ini adalah kiblat pertama bagi umat Islam dan menjadi tempat suci yang ketiga setelah Kabah dan masjid Nabawi.”
“Allah Swt melipatgandakan pahala bagi umat Islam yang shalat di masjid ini. Meski dalam penguasaan rezim keji Zionis, namun masjid ini akan tetap menjadi milik umat Islam dan menjadi tempat suci bagi umat Islam sampai hari kiamat.” tegasnya.
“Dengan semua keterbatasan dan kesulitan yang kita miliki, warga di kota ini tetap berkewajiban untuk menjaga kesucian dan kelestarian masjid dan tempat suci ini. Kita tidak boleh berhenti membela dan mempertahankan hak kaum muslimin akan masjid ini.” tambah ulama mufti Palestina tersebut.
“Sebagai kiblat pertama umat Islam, maka masalah masjid al Aqsa adalah masalah bagi seluruh umat Islam. Pembebasan sepenuhnya masjid ini serta tanah Palestina secara keseluruhan dari keserakahan rezim Zionis Israel, tidak akan terwujud tanpa dukungan dan pembelaan dari umat Islam di seluruh dunia. Adanya prakarsa mengenai Hari Internasional Al Quds adalah bentuk dukungan mereka. Dan sudah semestinya Hari Al-Quds kita jadikan sebagai hari pemersatu umat Islam dalam menentang kebiadaban rezim Zionis.” tegasnya.
source : abna