Petinggi keamanan rezim Al Khalifa, Bahrain mengumumkan, warga Bahrain dilarang berkumpul untuk mendukung Intifada Al Quds.
Situs berita Bahrain, Manama Post (5/11) melaporkan, petinggi keamanan rezim Al Khalifa, Kamis (5/11) mengatakan, warga Bahrain tidak diizinkan menggelar segala bentuk perkumpulan untuk mendukung Intifada Al Quds yang salah satunya akan dilakukan pada hari Jumat (6/11) di depan Kantor PBB di Manama.
Kelompok-kelompok politik Bahrain termasuk Al Wefaq, Waad, Al Tajamou Al Qoumi, Al Minbar Al Taqadoumi dan Al Akhaa dalam statemennya mengaku terkejut dengan keputusan pemerintah Al Khalifa.
Mereka mengumumkan, “Langkah semacam ini mengindikasikan tidak adanya kebebasan berpikir dan berpendapat di Bahrain bahkan di tingkat terkecil sekalipun.”
Sebelumnya, petinggi keamanan Al Khalifa mencabuti simbol-simbol Asyura termasuk bendera dan spanduk-spanduk bertema Muharam di seluruh penjuru negara itu.
Bahrain, sejak kebangkitan rakyat pada tahun 2011 hingga sekarang terus dilanda aksi demonstrasi rakyat yang menuntut reformasi politik.
Rezim Al Khalifa dibantu militer Saudi dan aparat keamanan Uni Emirat Arab serta beberapa negara Arab lain, di bawah panji pasukan Perisai Semenanjung yang ditempatkan di Bahrain, menumpas aksi demonstrasi rakyat. (IRIB Indonesia/HS)
source : irib