Imam shalat Jumat Tehran tersebut lebih lanjut menjelaskan bahwa akar dari kekerasan di surat Rahbar kepada pemuda Barat telah dikaji dan sikap dualisme dunia Barat dipaparkan penuh hikmah. Ia berharap bahwa surat ini menjadi sumber globalisasi revolusi Islam.
Seraya mengisyaratkan Hari Mahasiswa di Iran yang jatuh pada 16 Azar (bertepatan dengan 7 Desember 2015), khatib shalat Jumat Tehran menandaskan, identitas mahasiswa Iran berbeda dengan apa yang ada di Barat.
Hujjatul Islam Seddiqi menjelaskan, mahasiswa Iran memiliki identitas relijius dan kelompok kebarat-baratan (westernisasi) meski berusaha keras, namun gagal menjadikan kampus sebagai lembaga think tank mereka.
Khatib shalat Jumat Tehran dalam lanjutan khutbahnya menilai indeks mahasiswa Muslim Iran adalah menghidupkan identitas kemahasiswaan, sepirit idependensi, anti arogansi dan penipuan.
Hujjatul Islam Seddiqi di khutbahnya juga mencela tindakan miltier Turki yang memasuki wilayah Irak dan menilainya sebagai bidah berbahaya dan mengancam keamanan Turki, negara Islam dan regional.
Khatib shalat Jumat Tehran tersebut dalam penyampaiannya selanjutnya memperingatkan pejabat Turki untuk tidak memperkeruh kondisi keamanan regional dengan aksi militer yang tak terpuji.
Terkait bentrokan antara polisi dan warga desa Nardaran Azerbaijan, Hujjatul Islam Seddiqi mengingatkan pemerintah negara ini bahwa sikap keras dan larangan terhadap pemeluk agama di negara ini tidak menguntungkan pemerintah Republik Azerbaijan. (IRIB)
source : abna24