Menurut Kantor Berita ABNA, Presiden Republik Islam Iran, Dr. Hasan Rouhani ahad (27/12) dihadapan para peserta Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-29 di Teheran, dengan datangnya hari peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw menyampaikan ucapan selamat kepada para peserta dan seluruh umat Islam diseluruh dunia. Ia mengatakan bahwa umat Islam dapat membentuk umat yang satu melalui persatuan.
Rouhani dalam pidatonya selanjutnya menyoroti akar dan penyebab munculnya kekerasan dan perpecahan di Dunia Islam dan menuturkan, kekerasan berakar dari pemikiran kelompok-kelompok yang tidak memiliki pemahaman yang sahih tentang Islam.
“Kita harus melawan pemikiran radikal, kita harus membersihkan gambaran manipulatif tentang Islam dari wajah Islam, dan kita harus mempersembahkan gambaran hakiki Islam dan Muslim kepada dunia,” tegasnya.
Ia menilai tugas utama Dunia Islam adalah memperkenalkan dan mempromosikan kebenaran Islam kepada opini publik. Menurut Rouhani, opini publik kini menyaksikan Islam dari jeruji kekerasan dan ekstremisme dan ini adalah kezaliman terbesar terhadap Islam sebagai agama rahmat dan pembawa pesan kasih sayang.
Dunia Islam saat ini menyaksikan momok ekstremisme dan terorisme, sebuah fenomena yang disebarkan oleh pemikiran-pemikiran Barat. Para pendukung teroris bahkan mengakui ekstremisme dan terorisme sebagai tantangan utama dunia modern, tapi pengakuan saja tidak akan menyelesaikan masalah. Lalu, apakah teroris dan ekstrimis akan musnah dengan perang atau kita justru perlu memahami akar ideologi mereka dan memberangusnya melalui dialog?
Kelompok-kelompok seperti Al Qaeda, ISIS, Boko Haram, dan al-Shabab merupakan produk dari pemikiran-pemikiran sesat, di mana mereka tidak mengenal batas dalam melakukan kejahatan. Dukungan yang mereka peroleh dari negara tertentu di Timur Tengah pada akhirnya akan melenyapkan umat Islam.
Pada dasarnya, pemikiran takfiri telah melahirkan pelecehan terhadap nilai-nilai moral dan perluasan ekstremisme pada tingkat global. Padahal, Islam menekankan persamaan umat manusia terlepas dari etnis, kebangsaan, dan bahkan agama mereka. Musuh dengan bersandar pada pemikiran distorsif, berusaha memperkenalkan Islam sebagai agama kekerasan dan penghancur peradaban. Padahal, Islam adalah agama perdamaian, moderasi, dan rahmat untuk seluruh umat manusia.
Sayangnya, kelompok-kelompok di internal Dunia Islam secara sadar atau sengaja, telah menjadi lengan untuk menjalankan konspirasi perpecahan di tengah Muslim. Mereka mengobarkan perang saudara antara Syiah dan Sunni dan fenomena ini merupakan sebuah bahaya besar yang mengancam Dunia Islam.
Konspirasi besar ini membuat Dunia Islam baik Syiah maupun Sunni tidak mampu melewati hambatan bersama demi mengejar kemajuan dan mencapai kedudukan hakiki Islam. Diperlukan upaya serius untuk melenyapkan ideologi sesat dengan cara mempromosikan nilai-nilai moral dan kemanusiaan serta memperkenalkan kebenaran Islam.
Presiden Iran telah menyinggung sebagian dari realitas itu, tapi sekarang musuh memulai agenda baru yaitu, mendistorsi realitas agama
“Di Dunia Islam, tidak ada yang namanya Hilal Syiah ataupun Hilal Sunni, tapi beberapa negara regional seperti Arab Saudi dengan pemikiran dan tindakan memecah belah, telah membuka ruang munculnya konflik sektarian, sosial, nasional, dan sekat-sekat buatan di tengah umat Islam,” kata Rouhani dalam pidatonya itu.
Pada dasarnya, masyarakat perlu diberi pencerahan dan mengikis pemikiran-pemikiran batil sebagai strategi melawan ekstremisme dan terorisme, ketimbang terus-terusan unjuk kekuatan militer. (IRIB)
source : abna24