Khatib Shalat Jumat Tehran menilai pesan Revolusi Islam adalah penggunaan pengalaman para ulama dan ilmuwan untuk mengenalkan Islam hakiki dan kemajuan peradaban Islam.
Hujatulislam Kazem Sedighi, Khatib Jumat Tehran dalam khutbahnya menyoroti krisis-krisis kawasan dan berlanjutnya pembunuhan serta pertumpahan darah di negara-negara Islam.
Ia mengatakan, "Jangan biarkan kubu imperialis dunia meginjak-injak kemanusiaan umat Islam untuk mencapai tujuan-tujuannya."
Sedighi menegaskan, "Iran berusaha menggunakan seluruh kapasitas Dunia Islam untuk membangun peradaban agung yang berlandaskan Tauhid dan akhlak Islami."
Khatib Jumat Tehran juga mengingatkan peristiwa pasca pilpres Iran tahun 2009 sebagai kesempatan bagi musuh Republik Islam guna menghantam Revolusi Islam.
"Agenda Amerika Serikat dan Inggris untuk memisahkan rakyat Iran dari revolusi berhasil digagalkan berkat kesadaran rakyat pada 9 Dey (30 Desember 2015), dan kemuliaan Revolusi Islam kembali ditunjukkan kepada dunia," paparnya.
Terkait pemilu Majelis Khobregan Rahbari (Dewan Pakar Kepemimpinan Iran) Februari 2016 mendatang, Sedighi menuturkan, "Di Parlemen Iran dan Khobregan harus dipilih orang-orang yang berusaha untuk kemajuan dan kesejahteraan Iran."
Menurutnya, untuk mencapai tujuan penting ini diperlukan kesadaran rakyat sehingga figur-figur terbaik dapat terpilih.
Khatib Jumat Tehran juga mengecam penyerangan militer Nigeria ke rumah Syeikh Ibrahim Zakzaky, Pemimpin Gerakan Islam Nigeria, IMN dan ke beberapa huseiniyah negara itu.
"Darah orang-orang tidak berdosa yang tewas di Nigeria tidak akan pernah sia-sia sampai kapanpun," pungkasnya. (IRIB Indonesia/HS)
source : irib