ulama, dosen, peneliti dari Universitas al Azhar Kairo Mesir dan juga petinggi Ikhwanul Muslimin Mesir pasca menyatakan secara resmi beralih mazhab dari Ahlus Sunnah ke mazhab Ahlul Bait (baca: Syiah) di Haram Imam Husain As di kota Karbala Irak, pada Jum’at (8/4) lalu, dalam laporan terakhir disebutkan melakukan ziarah ke makam Imam Ali bin Abi Thalib As di kota Najaf, Irak.
Syaikh Dr. Misbah al Radini (73 tahun) ketika untuk pertama kalinya memasuki Haram Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As untuk berziarah disebutkan meneteskan air matanya karena terharu. Ia berkata, “Saya menginginkan termasuk diantara pecinta Imam Ali As sebagaimana yang diperintahkan Nabi yang Mulia dan menginginkan di sisa usia saya membaktikan diri untuk memberikan pelayanan kepada peziarah dan pecinta Imam Ali As di kota Najaf yang mulia ini. Saya juga akan menyuarakan persatuan Islam sebagaimana yang diperintahkan Aimmah Ahlul Bait As."
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Syaikh Dr. Misbah al Radini adalah seorang ulama dan tokoh Ikhwanul Muslimin yang bermazhab Sunni. Ia termasuk pengajar di Universitas al Azhar Kairo yang saat ini telah pensiun. Dalam pernyataannya, ia menyebutkan mempelajari mazhab Syiah secara khusus dalam 4 tahun terakhir dan diusianya yang ke 73 tahun, ia menyatakan diri secara terbuka telah beralih mazhab ke mazhab Syiah Itsna ‘Asyari.
Ia menetap selama 40 tahun di Amerika Serikat dan menjadi imam masjid di California. Selama keberadaannya di AS ia sibuk dengan aktivitas mendakwahkan dan mengajarkan Islam untuk penduduk muslim setempat. Ia juga membangun sejumlah pusat pendidikan Islam diberbagai kota di AS.
Syaikh Dr. al Radini juga tokoh penting dalam lembaga persatuan ulama Islam yang diketuai oleh Syaikh. Dr. Yusuf Qardhawi. Dimasa pemerintahan Presiden Mursi, Syaikh Dr. ad Darini termasuk salah seorang penasehat presiden.
Syaikh Dr. l Radini dalam pernyataannya ketika menzirahi makam Imam Ali As di Najaf mengatakan, “Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As adalah tokoh penting Islam yang diakui jasa dan perannya yang besar dalam dunia Islam oleh semua kaum Muslimin, dalam keyakinan muslim Syiah, beliau adalah Imam pertama, sementara dalam keyakinan muslim Ahlus Sunnah, beliau adalah khalifah yang keempat. Sayangnya, yang menziarahi makamnya bisa dikatakan hanya didominasi muslim Syiah, sementara dalam aqidah Ahlu Sunnah sendiri disebutkan menziarahi makam wali-wali Allah Swt memiliki keutamaan yang besar.”
"Imam Ali As harusnya menjadi poin pemersatu Sunni dan Syiah. Sebab dalam literatur kedua mazhab Islam ini, Imam Ali As diagungkan dan dimuliakan, bahkan mencintainya merupakan tanda keimanan seorang muslim." Tambahnya.
source : abna24