sebanyak 120 delegasi dari 40 negara menghadiri the 7th World Islamic Forum (Forum Islam Dunia ke-7) di kota Yazd, Iran tanggal 24-25 Mei 2016. Forum mengambil tema "Strategic Communication: Reference Values, Institutions and Individuals. Forum Islam Dunia merupakan forum ya
sebanyak 120 delegasi dari 40 negara menghadiri the 7th World Islamic Forum (Forum Islam Dunia ke-7) di kota Yazd, Iran tanggal 24-25 Mei 2016. Forum mengambil tema "Strategic Communication: Reference Values, Institutions and Individuals. Forum Islam Dunia merupakan forum yang mengkaji berbagai pemikiran terkait dunia Islam dan masa depan peradaban dunia berdasarkan nilai-nilai historis dan strategis. Forum tersebut diprakarsai oleh Turkish Asian Centre for Strategis Studies (TASAM) dan pelaksanaannya tahun 2016 dilakukan melalui kerjasama dengan Institute for Political and International Studies (IPIS) Iran.
Agenda yang dibahas dalam pertemuan kali ini adalah:
1). Integritas dan Strategi Komunikasi dengan narasumber para akademisi dari Malaysia, Lebanon, Tunisia, Iran, Yordania, Turki, dan Azarbeijan.
2). Kekhawatiran Terhadap Islam atau Islamophobia, dengan narasumber para akademisi dari Iran, Afghanistan dan Turki.
3). Mengatasi Kekerasan dan Ekstremisme narasumbernya para akademisi dari Qatar, Turki, Perancis, dan Azerbaijan.
4). Model Ekonomi dan Keamanan dalam Islam dengan narasumber para akademisi dan diplomat dari Irak, Turki, Perancis, dan Azerbaijan.
5). Hak-hak Sipil dan Pemuliaan Harkat-martabat Manusia dibahas oleh para akademisi dari Bosnia Herzegovina, Bangladesh, Australia, Irak dan Aljazair.
6). Etika Media narasumber akademisi dari Sudan, Turki, Pakistan dan Iran.
Direktur Jenderal Institute for Political and International Studies (IPIS) Kemlu Iran, Mostafa Zahrani saat memberikan sambutan di acara pembukaan Forum Islam Dunia ke-7, Selasa 24 Mei 2016 mengatakan forum ini diharapkan dapat memberikan semangat baru dalam menciptakan simbol dan model yang bermanfaat bagi dunia Islam.
"Semangat utama dari forum ini adalah menciptakan simbol dan model, untuk itu kota Yazd yang dipilih karena ini merupakan kota yang terdaftar dalam daftar warisan dunia di UNESCO, merupakan simbol perdamaian dan dipilih sebagai pusat pemikiran untuk Iran dan juga dunia Islam”, kata Zahrani.
Dalam kesempatan yang sama, Vice Chairman of Turkish Asian Centre for Strategis Studies, Murat Bilhanm menjelaskan masyarakat yang hidup di negara Islam harus dapat menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat di luar negara Islam.
Dalam pembahasan terkait etika media, Duta Besar Republik Indonesia untuk Iran Octavino Alimudin mengatakan bahwa media merupakan salah satu subyek utama pembahasan diGlobal Forum United Nations Alliance of Civilization yang pernah diselenggarakan diantaranya di Indonesia, Turki, Qatar dan Azarbeijan. Media mempuyai peran penting dalam menciptakan suasana kondusif di negara yang memiliki keberagaman keyakinan dan budaya melalui pemberitaan yang berimbang dan bertanggung jawab.
Dengan mengacu pada pengalaman Pemerintah RI dalam menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia, Dubes Octavino mengatakan pemerintah termasuk pemimpin agama dan pemangku adat harus memiliki sikap bersama dalam mencegah berbagai bentuk kerawanan sosial.
“Untuk menjamin kerukunan hidup antar umat beragama diperlukan forum komunikasi antar umat beragama, reaksi cepat dan terpadu dalam merespon dan menanggapi berbagai insiden, serta penegakan hukum secara transparan dan imparsial untuk memulihkan situasi atau kondisi aman seperti semula”, tegas Dubes Octavino.
KBRI Tehran dalam berpartisipasi pada Forum Islam Dunia selanjutnya mengharapkan agar forum tersebut dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Islam.
Para peserta Forum Islam Dunia selanjutnya menyepakati Deklarasi Yazd yang diantaranya meggarisbawahi perlunya dipertahankan dan dibina kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Pertemuan ke-8 Forum Islam Dunia akan dilakukan berikutnya di Kabul, Afghanistan pada bulan Mei 2017.
source : abna24