Menurut Kantor Berita ABNA, 24 orang secara resmi dilaporkan meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami cedera setelah gempa dengan kekuatan 6,4 pada skala Richter (SR) mengguncang Provinsi Aceh, pada Rabu (07/11) pagi.
Berdasarkan data Badan Meteorologi,Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di 18 kilometer sebelah timur laut Kabupaten Pidie Jaya dengan kedalaman 10 kilometer.
Meski gempa tidak disertai peringatan tsunami, guncangan yang terjadi pada pukul 05.03 WIB sempat membuat warga panik. Junaidi, wartawan di Banda Aceh, melaporkan ribuan warga bergegas meninggalkan rumah masing-masing setelah gempa melanda. "Bahkan ada sejumlah warga yang berkendara secara berombongan menjauhi laut," katanya.
Dalam keterangan kepada wartawan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh melaporkan gempa dirasakan selama 15 detik di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Pidie.
Kerusakan bangunan juga terjadi di kawasan itu. Sebuah rumah di Kecamatan Gelumpang Tiga, Kabupaten Pidie, roboh dan menimpa penghuninya. Adapun di Kabupaten Bireuen terdapat masjid yang rusak akibat gempa.
Kepada BBC Indonesia, Puteh A Manaf selaku kepala BPBD Kabupaten Pidie Jaya mengatakan sebanyak 36 unit toko roboh setelah terpapar guncangan gempa.
"Saat ini saya di Kota Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya. Saya mendapat laporan sebanyak satu orang meninggal dunia lantara tertimpa bangunan. Ada pula tiga korban luka-luka yang dibawa ke rumah sakit," kata Puteh.
Jumlah korban jiwa dan skala kerusakan, menurut Puteh, masih terus diperbarui mengingat personel BPBD masih terus berupaya menjangkau seluruh kawasan yang terpapar gempa. "Kami agak kesulitan
karena ada beberapa personel kami yang keluarganya juga menjadi korban," ujar Puteh.
Hasil pemantauan BMKG menunjukkan hingga pukul 05.30 WIB sudah terjadi gempa bumi susulan sebanyak lima kali dengan kekuatan terbesar 4,8 pada skala Richter.