Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Disebut Memfitnah, Ini Tanggapan ABNA atas Klarifikasi Hidayat Nur Wahid

, foto shalat berjamaah delegasi parlemen Iran dan Indonesia yang diimami ketua Parlemen Iran DR. Ali Larijani disela-sela pertemuan delegasi parlemen kedua negara di Tehran senin (5/12) yang disebar kantor berita ABNA menjadi viral di medsos. Foto berjamaah tersebut menuai pro dan kontra karena kehadiran Hidayat Nur Wahid (wakil ketua MPR RI/mantan presiden PKS) di shaff depan. Banyak netizen yang mengapresiasi po
Disebut Memfitnah, Ini Tanggapan ABNA atas Klarifikasi Hidayat Nur Wahid

, foto shalat berjamaah delegasi parlemen Iran dan Indonesia yang diimami ketua Parlemen Iran DR. Ali Larijani disela-sela pertemuan delegasi parlemen kedua negara di Tehran senin (5/12) yang disebar kantor berita ABNA menjadi viral di medsos.

Foto berjamaah tersebut menuai pro dan kontra karena kehadiran Hidayat Nur Wahid (wakil ketua MPR RI/mantan presiden PKS) di shaff depan. Banyak netizen yang mengapresiasi positif shalat berjamaah tersebut sebab menunjukkan harmonisasi antara Sunni dan Syiah yang merupakan simbol persatuan Islam, sementara dari kelompok anti Syiah dan pembenci Iran awalnya menyebut foto tersebut hoax dan editan sebab berkeyakinan Hidayat Nur Wahid (HNW) yang petinggi partai dakwah tidak mungkin mau shalat diimami orang Syiah yang mereka sebut kafir dan sesat. Tapi HNW sendiri mengakui dalam foto tersebut adalah dirinya. Dengan kemudian memberikan klarifikasi lengkap.

Tersebar di medsos sebuah pernyataan tertulis yang diakui sebagai klarifikasi dari HNW. Belum terkonfirmasi, apa penulis aslinya adalah HNW namun karena menyertakan nama ABNA, maka redaksi merasa perlu menanggapinya.
[Foto klarifikasi HNW di Tweet yang merasa difitnah media Iran]
Foto klarifikasi HNW di Tweet yang merasa difitnah media Iran

Berikut klarifikasi tersebut:

Penjelasan tentang foto Pak Hidayat Nur Wahid yang direkayasa oleh Ahlul Bait News Agency:

1. Assalaamu'alaikum Sahabat, izinkn saya klarifikasi terkait isu ttg saya yg menyebar bbrp hari terakhir.

2. Isu brawal dr media syiah, AhlulBaitNewsAgency/ABNA, yg scara mncolok tampilkn foto seolah saya shalat brjamaah dg syiah di parlemen Iran.

3. Saya merasa difitnah. Krn banyak isu penting yg saya smpaikn&didukung olh ketua Parlemen Iran, spt pmbelaan utk masjid AlAqsha & Rohingya.

4. Tapi bukan itu yg disoroti dan disebarluaskan.

5. Apalagi saya tak pernah berniat unt makmum dg imam syiah. Saya pun shalat dg tatacara Sunni.

6. Apalagi setelah itu dan di tempat yg sama, kami shalat sendiri dg tatacara Sunni, saya yg jadi imam.

7. Tapi ABNA tak fair, dg tak sebar berita & foto shalat yg saya imami itu.

8. Terimakasih Sahabat. Smoga kita diteguhkan dlm aqidah (Sunni) dan dijauhkan dari fitnah. Wassaalaamu'alaikum - HNW

Tanggapan ABNA:

    ABNA adalah media berita Iran, yang tentu saja kegiatan-kegiatan kenegaraan mendapat porsi khusus untuk diberitakan dan disebarluaskan, terutama berkenaan dengan kegiataan pejabat Iran bersama tamu negara. Pembaca bisa melihat berita-berita yang ada di ABNA, setiap Presiden Iran, Rahbar dan pejabat tinggi lainnya menerima tamu negara, pertemuan dan pembicaraan singkat diberitakan oleh media ini. Termasuk pertemuan-pertemuan internal pejabat tinggi Iran.
    HNW tidak dikenal di Iran. Dia disambut sebagai tamu negara sebagaimana tamu lainnya, karena ikut bersama dengan rombongan delegasi MPR RI yang diketuai langsung ketua MPR RI Zulkifli Hasan, jadi tentu saja yang menjadi sorotan media adalah Zulkifli Hasan sebagai ketua rombongan. Terbukti berita-berita selanjutnya adalah mengenai kegiatan Zulkifli Hasan lainnya seperti saat berkunjung ke kota Qom. Sementara HNW tidak lagi disorot dan diikuti apa saja kegiatannya selama di Iran. HNW menyebut ABNA secara mencolok menampilkan fotonya, itu karena ia shalat pas disamping bapak Zulkifli Hasan yang menjadi fokus media Iran. Coba HNW shalat dishaff paling belakang tentu tidak akan tersorot kamera media. Nama HNW sama sekali tidak disebut-sebut media Iran, hanya redaksi ABNA divisi bahasa Indonesia yang menyertakan namanya dalam berita sebab beliau adalah tokoh populer di Indonesia.
    HNW menyebut dirinya merasa difitnah, sementara media ini juga memberitakan isu pembelaan masjid Al Aqhsa dan muslim Rohingya yang disepakati antara kedua parleman untuk menjadikan kedua isu tersebut sebagai perhatian khusus. Beritanya disini: http://id.abna24.com/service/indonesia/archive/2016/12/05/796213/story.html. HNW harus menjelaskan pada bagian apa dia difitnah. Tugas media adalah membuat berita. Mengenai penyebaran berita adalah peran pembaca. Jika pembaca malah lebih banyak menyebarkan berita mengenai kegiatan shalat itu dibanding berita isu yang dibicarakan dalam pertemuan, itu bukan rekayasa media apalagi sedang memfitnah HNW.
    HNW menyebut tidak pernah berniat untuk makmum dengan imam Syiah. Dan pada saat shalat berjamaah itu, dia sebut dirinya SHALAT dengan cara Sunni. Setelah itu dia kembali mengulang shalat dan menjadi imam. Bisakah HNW menjelaskan kepada publik shalat yang dikerjakan dibelakang Ali Larijani shalat apa? Sebab dalam penjelasannya beliau tidak berniat menjadi makmum, namun mengapa diulangi lagi?. Ketika dia tahu bahwa shalat tersebut tidak sah sehingga perlu mengulangnya, mengapa dilakukan? Mengapa dengan mantap berada di shaff depan pas dibelakang imam, sehingga menjadi sorotan kamera? Yang kemudian dengan itu dia merasa difitnah. HNW sendiri yang ikut shalat dan mempraktikkan shalat dengan cara Sunni yang menurutnya tidak sah, dan ketika disorot media dan diberitakan ia menyebut itu rekayasa media. Itu artinya lempar batu sembunyi tangan.
    Pertemuan antara delegasi parlemen kedua negara tersebut terjadi disela-sela waktu shalat. Jadi wajar jika shalat berjamaah dimasukkan dalam agenda pertemuan. Kalau tidak ada agenda shalat berjamaahnya sementara waktu shalat telah masuk, tentu HNW akan berbicara lain dengan mengaitkan Iran sebagai Republik Islam namun tidak memperhatikan waktu shalat.
    HNW menyebut ABNA tidak fair karena tidak memberitakan foto HNW lagi shalat yang diulanginya. Shalat yang diimami HNW adalah kegiatan pribadi yang tentu tidak mengharuskan media untuk memberitakannya. Apa HNW juga minta kegiatan dia di hotel, sewaktu lagi sarapan, shalat di kamar juga diberitakan supaya fair?. Apa pentingnya media memberitakan shalat HNW yang diulangnya itu sementara  perbuatan itu justru menciderai misi negara yang untuk itu ia berada di Iran.

Kesimpulannya, parlemen Iran mengundang ketua Parlemen Indonesia untuk ke Iran, dan parlemen Iran tidak ada urusan apa HNW diikutkan dalam rombongan atau tidak, sehingga merasa perlu untuk membuat rekayasa dan memfitnah HNW. Saling mengundang antar pejabat tinggi negara adalah agenda negara yang memang bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral antar kedua negara. Sebagaimana Presiden Joko Widodo mengundang Presiden Iran Hassan Rouhani yang kemudian dipenuhi.
[Ketua MUI Makassar, KH. Mustamin Arsyad shalat bersama dengan Ayatullah Araki dalam kunjungannya ke Iran]
Ketua MUI Makassar, KH. Mustamin Arsyad shalat bersama dengan Ayatullah Araki dalam kunjungannya ke Iran

Iran telah banyak kedatangan tamu negara dari Indonesia. Baik dari kalangan ulama dari NU, Muhammadiyah dan MUI, dari kalangan akademisi (rektor dan dosen dari Perguruan-perguruan tinggi Islam), pengasuh pesantren, organisasi kemahasiswaan Islam, dan pejabat tinggi negara lainnya (dari tingkat menteri sampai presiden) dan kesemuanya ketika berada di Iran, ikut shalat berjamaah dengan dimami imam shalat yang Syiah. Mereka tidak merasa perlu memberikan klarifikasi sebagaimana yang dilakukan HNW dan juga tidak merasa perlu mengulang shalatnya.

Ketika ketua MPR RI dalam kunjungannya ke Iran menyebut agendanya ke Iran untuk membangun harmonisasi Sunni-Syiah, sangat disayangkan HNW yang ikut bersama rombongan justru menciderainya dengan mengeluarkan klarifikasi bahwa dia difitnah dan itu rekayasa Iran.

 

0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Hauzah Najaf dan Al-Azhar Mesir Gagas Persatuan Sunni-Syiah
Maktam Refleksi Pengagungan Syiar Ilahi
Pesan Ayatullah Ali Khamanei Menjelang Peringatan Hari Buruh
Puluhan Ribu Massa Gelar Demonstrasi Anti Erdogan di Turki
Arab Saudi Halangi Solusi Politik di Yaman
Densus 88 Amankan Tiga Terduga Teroris di Solo dan Karanganyar
Warga Syiah di London sebut Rezim Saudi Penjahat Kemanusiaan
Suasana Majelis Duka Husaini di Malaysia
Di Nepal, Muslim Bukan Lagi Warga Kelas Dua
Teks Lengkap Amanat PB NU pada Hari Santri Nasional

 
user comment