Sayyidah Zainab lahir pada 5 Jumadil awal tahun ke lima bulan hijriyah di kota Madinah Al-Munawwarah. Ibunya adalah Fatimah Az-Zahra putri Rasulullah saww, dan ayahnya adalah Imam Ali as.
Ketika Nabi saww kembali dari perjalanan dan mendengar kabar kelahiran dari putrinya Fatimah, beliau bergegas pergi menuju rumah Imam Ali as, lalu beliau memeluk serta mencium bayi tersebut dan memberikan nama “Zainab” yang berarti penghias ayahnya. putri Imam Ali as itu dinamai juga dengan Ummu Kultsum Kubra, dan Shiddiqah Sugra. selain itu Sayyidah Zainab juga memiliki laqab Muhadditsah, ‘Aalimah dan Fahiimah.
Di usia kelima Sayyidah Zainab kehilangan Ibunya Sayyidah Fathimah Zahra. Sejak masa kanak-kanak dan sepanjang hidupnya beliau harus menanggung segala kesulitan dan cobaan, dimulai dari kesyahidan kedua orang tuanya sampai kesyahidan putra dan saudaranya di tragedi Karbala. Kesulitan dan berbagai cobaan ini membuat beliau akrab dengan penderitaan, sehingga wanita agung ini dikenal sebagai pribadi yang penuh dengan kesabaran.
Salah satu peristiwa agung dimana Sayyidah Zainab ada di dalamnya yaitu peristiwa Asyura di Karbala. Asyura merupakan peristiwa agung dan pahit dalam sejarah Islam, dimana dalam tragedi itu keluarga Nabi saww dibantai oleh para durjana yang mengaku muslim. Asyura merupakan madrasah kehidupan dimana terdapat banyak pelajaran yang agung yang bisa dipetik darinya, seperti kesabaran, pengorbanan, cinta kasih dan lainnya.
Dalam peristiwa agung ini semua kelas sosial baik itu budak, anak muda, orang tua, bahkan sampai bayi pun telah memberikan kontribusi dan peran penting dalam memberikan pelajaran agung di Karbala. Dan sayyidah Zainab merupakan salah satu peran yang sangat penting dalam peristiwa Asyura Karbala. Tanpa Sayyidah maka peristiwa Asyura dan segala pengorbanan serta pembelajaran di dalamnya akan sia-sia, karena beliau lah Ayura masih tetap hidup sampai sekarang, peran beliau lah yang menyebarkan dan mengajarkan arti penting Asyura kepada umat Islam. Keberanian beliau dalam membungkam mulut para durjana, serta kesabaran beliau dalam menanggung penderitaan agung di karbala telah membuat perjuangan Imam Husein as hidup sampai sekarang. Itulah salah satu peran agung dari Sayyidah Zainab.
Dikatakan secara Masyhur bahwa Sayyidah Zainab wafat di usianya yang ke 56 pada 15 rajab tahun 62 hijriyah yakni kurang lebih satu tahun setengah setelah syahidnya Imam Husein as. Dan makam suci beliau berada di Damaskus Suriah.
Salam Atasmu Wahai Aqilah Bani Hasyim…