Khatib shalat Jumat Tehran, Hujjatul Islam Kazem Seddiqi mengatakan, sikap kubu imperialis dunia yang tidak mampu mentolerir esensi Revolusi Islam adalah pemicu kemarahan mereka.
IRIB News melaporkan, Hujjatul Islam Kazem Seddiqi di khutbah shalat Jumat pekan ini di Tehran menilai statemen aneh dan anti Iran Presiden AS Donald Trump juga dipicu dari perasaan tidak mampu menahan esensi Revolusi Islam Iran.
"Kubu imperialis dunia sejak awal kemenangan Revolusi Islam telah melancarkan beragam konspirasi termasuk pengobaran friksi dan perang yang dipaksakan selama delapan tahun terhadap Iran, namun dengan kecerdasan Imam Khomeini, pendiri Republik Islam dan kewaspadaan bangsa Iran, konspirasi tersebut gagal," papar Hujjatul Islam Kazem Seddiqi.
Imam shalat Jumat Tehran seraya mengisyaratkan penerapan sanksi oleh Amerika terhadap Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menjelaskan, sanksi ini dikarenakan IRGC (Sepah Pasdaran) memerangi kelompok teroris Daesh dan peran dibalik layar kubu imperialis khususnya Amerika di Irak dan Suriah sehingga rencana busuk Washington di kawasan Timur Tengah gagal.
Hujjatul Islam Kazem Seddiqi juga mengisyaratkan pelanggaran terhadap JCPOA oleh Amerika dan mengatakan, meski Iran komitmen terhadap kesepakatan nuklir, permusuhan Amerika terhadap Iran semakin besar karena pengaruh Washington di kawasan menyusut dan keinginan negara ini untuk melucuti senjata Iran mengingat kekuatan rudal Tehran yang tinggi.
Khatib shalat Jumat Tehran di khutbahnya juga mengisyaratkan kejahatan Arab Saudi di Yaman dan mengatakan, dalam waktu dekat balasan Ilahi dan rakyat tertindas Yaman kepada Arab Saudi, AS dan pengklaim pembela HAM akan terjadi.