situs Panjimas.com merilis artikel yang berjudul “AS Akan Kirim 400 Tentara Untuk Melatih Milisi Syiah di Suriah Guna Melawan IS.”
“Pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat ini akan mengirimkan 400 tentara untuk membantu para pemberontak dan milisi Syi’ah di Suriah dalam rangka melawan dan memerangi Daulah Islamiyyah/Islamic State (IS),” tulis Panjimas.
Dari keterangan lebih lanjut, disebutkan bahwa Panjimas.com mengutip berita dari Reuters.
“Program ini adalah langkah penting untuk mempersiapakan pelatihan terhadap warga Suriah,”ujar Juru Bicara Pentagon, Elissa Smith, pada Jum’at (16/1/2015) seperti dilansir Reuters.
Namun pada berita resmi yang dilansir Reuters, informasi yang disebutkan sangat bertolak belakang. Benar, bahwa AS menyatakan bahwa pihaknya telah mengirim 400 orang tentara ke Suriah, namun yang dilatih bukanlah milisi Syiah melainkan Syrian Rebels (pemberontak Suriah), sebagaimana disebutkan oleh beberapa media AS:
1. USA TODAY: 400 Tentara AS Akan Diterjunkan Untuk Melatih Oposisi Suriah (http://www.usatoday.com/story/news/nation/2015/01/16/400-us-troops-will-deploy-to-train-syrian-opposition/21848307/)
2. REUTERS: Pentagon Mengerahkan 400 Tentara Untuk Melatih Pemberontak Suriah (http://www.reuters.com/article/2015/01/16/us-syria-crisis-usa-idUSKBN0KP0FO20150116)
3. CNN: Pentagon: U.S Mulai Melatih dan Mempersenjatai Pemberontak Suriah (http://edition.cnn.com/2015/01/16/us/syria-rebel-training/)
Yang disebut Syrian Rebels adalah faksi pemberontak yang dianggap ‘moderat’ oleh AS dan sekutunya. Namun bagi Suriah, seluruh faksi pemberontak adalah kelompok teroris yang telah melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat Suriah. Syrian Arab News Agency, kantor berita resmi Suriah, menuduh AS telah melanjutkan upayanya dalam mendukung terorisme.
Seperti yang telah pernah dipaparkan di sini, Panjimas, atau Panji Masyarakat, adalah majalah lama terbitan Muhammadiyah. Salah satu owner-nya adalah Rusdi Hamka, putra dari Buya Hamka. Majalah ini pernah ditutup pada era Soekarno. Lalu terbit kembali ketika situasi politik berubah.
Panjimas hadir kembali memberi informasi dengan citarasa Takfiri. Tidak lagi berbentuk majalah, melainkan dalam bentuk portal media online. Wajah baru Panjimas, tak ubahnya dengan situs-situs Islam Radikal pendukung teroris – seperti Arrahmah, Voa-Islam, Shotussalam, Kiblatnet, ataupun Al-Mustaqbal.
Dan demi memperoleh tujuannya, Panjimas telah menghalalkan kebohongan. Waspadalah. (LI)
—
Tulisan ini diadaptasi dari artikel Berita Harian Suriah dan diambil dari situs Liputanislam.com
source : abna24