Indonesian
Wednesday 15th of January 2025
0
نفر 0

Pertentangan Sunni dan Syiah, Merupakan Tindakan Tidak Produktif

Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA menilai pertentangan paham antara Sunni dan Syiah di beberapa kawasan termasuk Bondowoso, merupakan tindakan yang tidak produktif. Dan bahkan dinilai hanya menghabiskan energi. “Sunni dan Syiah ini bersaudara. Su
Pertentangan Sunni dan Syiah, Merupakan Tindakan Tidak Produktif

Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA menilai pertentangan paham antara Sunni dan Syiah di beberapa kawasan termasuk Bondowoso, merupakan tindakan yang tidak produktif. Dan bahkan dinilai hanya menghabiskan energi.

“Sunni dan Syiah ini bersaudara. Sumbernya juga sama yaitu Alquran dan Hadist. Dan pertikaian-pertikaian itu hanya karena soal politik atau soal pengaruh saja,” tuturnya usai memberikan kuliah umum kepada mahasiswa program Magister dan Doktor, di Institut Agama Islam Negeri Jember, Sabtu (17/9/2016)

Menurut mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah ini, Sunni dan Syiah harus menjalin komunikasi aktif demi kemaslahatan ummat. Pertentangan yang terjadi selama ini hanya akan menguntungkan pihak ketiga yang menginginkan NKRI terpecah dan memanfaatkan hal tersebut untuk menggantikan ideologi Pancasila.

“Kalau kaum Sunni dan Syiah ini ribut-ribut seperti ini apalagi di Indonesia, maka itu tidak akan menguntungkan bagi islam nusantara secara keseluruhan, karena kita sudah lihat permusuhan antara Sunni dan Syiah di Timur Tengah, di Pakistan itu merugikan ummat islam secara keseluruhan. Itulah yang ditunggu oleh orang-orang yang tidak suka dengan Islam. Dan yang dapat keuntungan negara yang membenci islam. Jadi jangan mau Indonesia ini jadi kancah pertarungan,” paparnya.

Prof. Dr. Azyumardi Azra menambahkan, bahwa perbedaan Sunni dan Syiah hanya soal politik. Sementara pijakan hukumnya sama-sama menggunakan ilmu fiqih yaitu ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum islam.

“Perbedaan Sunni dan Syiah ini hanya soal politik, kalau fiqihnya sama aja. Sering orang sunni ekstrim bilang syiah menghalalkan kawin muth’ah, setelah saya tanya ke orang syiah ternyata gak ada. Kawin muth’ah itu hanya dulu waktu jaman perang. Justru sekarang yang mempraktekkan nikah muth’ah itu orang arab yang datang ke Cisarua, Bogor,” ungkapnya.

Beliau berpesan agar seluruh ummat islam khususnya di Indonesia untuk menjaga kerukunan. Sebab seluruh ummat islam bersaudara dan harus beriringan. Jangan sampai menuruti hawa nafsu yang akan menyebabkan ummat islam terpecah belah dan orang lain yang akan mengambil manfaat dari perpecahan tersebut.

“Islam ini bersaudara dan harus beriringan. Jadi jangan mau lah menurutkan hawa nafsu yang kemudian membuat ummat islam terpecah belah, berkelahi, dan itu akan diambil manfaatnya oleh orang lain,” pungkasnya.


source : abna24
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

Suasana Peringatan Asyura di Kota Shanaa Yaman
Islam Diterima di Asia Tenggara karena Ketinggian Akhlak Penganutnya
ISIS Kembali Pertontonkan Cara Mengeksekusi yang Keji
Tokoh Lintas Agama Bangladesh Bertekad Bersatu Menghadapi ISIS
Buku Syiah Tidak Bisa Dilarang di Mesir karena Isinya Ilmiah
Sejak Putin jadi Presiden, Dibangun 7500 Masjid di Seluruh Wilayah Rusia
Pengiriman 120 Tim Rukyat Hilal 1 Syawal di Iran
Persatuan Rakyat Iran Patahkan Konspirasi AS
Pertentangan Sunni dan Syiah, Merupakan Tindakan Tidak Produktif
Perang di Yaman, untuk Apa dan Siapa? (1)

 
user comment