Pada kesempatan ini Lembaga Falak Ahlulbait Indonesia (LF ABI) akan menyajikan prediksi awal bulan Muharram 1439 H. Prediksi ini mengacu pada metode visibilitas (kemungkinan terlihat) hilal yang diwakili oleh kriteria: Shaukat dan Audah.
Sebelum pembahasan tentang visibilitas dari berbagai sumber, perlu kiranya disampaikan info hilal pada 20 September 2017 (29 Dzulhijjah 1438 H) dengan titik pantau kota Jakarta:
* Ijtimak, new moon atau konjungsi terjadi pada tanggal 20 September 2017 pukul 12:30:47 WIB
* Sunset akan terjadi pada pukul 17:49 di azimuth 270,83°
* Hilal saat sunset di azimuth 272, 98° dan ketinggian hakiki 2,6°
* Moonset terjadi pada pukul 17:59 di azimuth 272,67°
* Usia hilal saat sunset hanya 5 jam 18 menit
* Lama hilal di atas ufuk (rentang antara sunset dan moonset) hanya 10 menit 27 detik
* Elongasi (jarak antara titik pusat matahari dan bulan): 2,7°
1. Prediksi dengan kriteria Syed Khalid Syaukat
Melalui lamannya, hilal pada 20 September diprediksi tidak mungkin terlihat hampir di daratan seluruh dunia, kecuali bagian selatan Amerika Utara, seluruh Amerika Tengah, dan bagian utara Amerika Selatan. Itu pun dengan menggunakan binocular. Indonesia dan negara-negara Asia lain ditunjukkan dengan curva berwarna hitam yang menunjukkan mustahil hilal dapat disaksikan dengan alat apa pun apatah lagi dengan mata telanjang.
2. Prediksi dengan kriteria Mohammad Audah
Demikian halnya icoproject yang berpusat di Yordania juga mengemukakan bahwa hilal 20 September tidak dapat dilihat di wilayah Eropa dan Asia, termasuk Indonesia sebagaimana ditunjukkan oleh curva tanpa warna di dalam gambar di bawah ini.
Berdasarkan berbagai data yang diperoleh dari sumber-sumber di atas menunjukkan bahwa di wilayah Indonesia dan Asia lainnya, hilal pada 29 Dzulhijjah 1438 / 20 September 2017 tidak dapat dilihat dengan alat, baik teleskop canggih maupun binocular, terlebih lagi dengan mata telanjang.
Dengan demikian LF ABI menyimpulkan bahwa awal tahun baru Hijriah, 1 Muharram 1439 H jatuh pada hari Jum’at, 22 September 2017.