Indonesian
Thursday 28th of November 2024
0
نفر 0

Garis Merah Perundingan Nuklir Iran

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khameneidalam pertemuan dengan pemimpin lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif beserta para pejabat tinggi negara pada Selasa (23/6/2015) sore di Tehran, menyampaikan beberapa poin penting menyangkut kondisi ekonomi dan perundingan nuklir Iran dengan Kelompok 5+1.Pembicaraan nuklir kini memasuki tahap sensitif dan menghiasi halaman utama media-media dunia. Banyak media meliput proses perundingan nuklir secara updatedan Amerika Serikat
Garis Merah Perundingan Nuklir Iran


Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khameneidalam pertemuan dengan pemimpin lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif beserta para pejabat tinggi negara pada Selasa (23/6/2015) sore di Tehran, menyampaikan beberapa poin penting menyangkut kondisi ekonomi dan perundingan nuklir Iran dengan Kelompok 5+1.Pembicaraan nuklir kini memasuki tahap sensitif dan menghiasi halaman utama media-media dunia. Banyak media meliput proses perundingan nuklir secara updatedan Amerika Serikat – sebagai salah satu pihak yang terlibat – mengajukan sejumlah tuntutan berlebihan pada fase sensitif ini. Untuk itu, sikap tegas Rahbar dalam pertemuan itu sangat penting dan menjadi garis merah Iran.


 
 
 
 
Ayatullah Khamenei pada pembukaan pidatonya, mengajak seluruh hadirin untuk memanfaatkan kemuliaan bulan suci Ramadhandengan maksimal danbeliau mengutip penggalan-penggalan doa Ramadhan yang berbicara tentang kematian dan dampaknya bagi kehidupan manusia. Rahbar mengatakan, “Sebagian orang tidak suka berbicara soal kematian, padahal mengingat mati adalah obat penawar, ia adalah wasit, pengobat rasa egois kita, penyembuh kelalaian kita, dan penawar atas gejolak hawa nafsu kita.”
 
 
 
Dalam budaya Islam, memperhatikan perkara kematian dan kehidupan sesudahnya dianggap sangat positif. Imam Jakfar Shadiq as berkata, “Mengingat mati, akan memusnahkan tuntutan nafsu, mencabut akar-akar kelalaian,menguatkan hati akan janji-janji Tuhan, melembutkan watak,meredam gejolak hawa nafsu, memadamkan api ambisi, dan membuat dunia kecil di matanya.” Ayatullah Khamenei menyebut Ramadhan sebagai bulan takwa dan ketakwaan individual adalah sebuah kondisi mawas diri secara berkesinambungan, di mana seseorang tidak terseret ke jalan menyimpang dan ia juga terproteksi dari virus-virus yang bisa menghancurkan spiritualitas.
 
 
 
Rahbar menjelaskan, “Maksud dari takwa masyarakat di bidang ekonomi adalah ekonomi muqawama. Dalam hal ini, jika kita tidak ingin terkena imbas akibat gejolak global atau kebijakan arogan dunia, kita mau tidak mau harus mengadopsi ekonomi muqawama… ini adalah ketakwaaan sosial kita di bidang ekonomi.” Beliau menilai kebijakan yang bertumpu pada potensi nasional di samping orientasi keluar sebagai poros utama ekonomi muqawama. Rahbar menganggap keberadaan sumber daya manusia yaitu, generasi muda yang profesional dan penuh percaya diri sebagai sebuah peluang besar bagi Iran. Republik Islam sekarang memiliki 10 juta tenaga ahli lulusan universitas dan empat juta mahasiswa. Angka ini meningkat 25 kali lipat dibanding jumlah mahasiswa pada awal revolusi, sementara populasi penduduk Iran sekarang meningkat dua kali lipat sejak kemenangan revolusi.
 
 
 
Ayatullah Khamenei menyebut sumber daya alam Iran – termasuk minyak, gas, aneka bahan tambang, dan lain-lain –sebagai salah satu dari potensi lain ekonomi Iran di samping letak geografis yang sangat strategis. Kondisi ini memungkinkan Iran untuk mengadopsi ekonomi muqawama.Iran dalam geografi regional dan dunia merupakan titik penghubung utara ke selatan dan timur ke barat. Posisi ini terbilangsangat istimewa untuk jalur transit energi dan barang. Selain itu, Iran juga bertetangga dengan 15 negara yang memiliki total populasi 370 juta jiwa dan fakta ini dapat menjadi pasar untuk produk-produk Iran.
 
 
 
Rahbar meminta semua pihak untuk bekerja keras, memberantas secara serius penyelundupan dan impor yang tidak rasional, mengandalkan managemen jihad, bertawakkal kepada Allah Swt, mempercayai kemampuan masyarakat, dan membudidayakan hidup hemat dan konsumsi produk-pruduk dalam negeri. Menurutnya, semua komponen ini merupakan keniscayaan ekonomi muqawama. Budaya Islam sangat menekankan untuk hidup hemat yaitu pemakaian sesuai kebutuhan dan menjauhi gaya hidup hedonis. Imam Ali as berkata, “Barang siapa yang merasa cukup dengan kadar kebutuhannya, ia akan hidup tenang dan ia membuka kelapangan untuk dirinya.”
 
 
 
Berkenaan dengan proses negosiasi nuklir Iran, Ayatullah Khamenei menandaskan bahwa apa yang ia sampaikan dalam pertemuan-pertemuan publik, sama persis dengan isu-isu yang ia paparkan dalam rapat tertutup dengan Presiden dan para pejabat terkait. Beliau menambahkan, “Saya memandang tim perunding nuklir Iran sebagai orang yang amanah, mulia, berani, dan taat.”Adapun mengenai para pengkritik nuklir, Rahbar menjelaskan, “Saya tidak menentang kritik dan saya anggap itu sebuah keharusan. Namun, faktanya adalah melemparkan kritik lebih mudah dari bertindak, karena melihat kekurangan pihak lain adalah perkara mudah, namun memahami kesulitan dan kekhawatiran yang dihadapi oleh mereka adalah pekerjaan sulit.”
 
 
 
Saat menjelaskan kronologi perundinganIran dengan Amerika Serikat soal isu nuklir, Ayatullah Khamenei menuturkan, “Permintaan negosiasi datang dari AS… mereka mengajukan permohonan dan mengutus salah satu tokoh terhormat di kawasan sebagai perantara. Ia sudah bertemu dengan saya dan menyampaikan pesan bahwa Presiden AS ingin menyelesaikan masalah nuklir dengan Iran dan mencabut semua sanksi… ia membawa dua pesan penting, pertama; AS akan mengakui Iran sebagai sebuah kekuatan nuklir dan kedua; sanksi akan dicabut secara bertahap dalam jangka waktu enam bulan. Saya juga berkata kepada utusan tersebut bahwa kami tidak percaya pada AS, kami tidak percaya pada ucapan-ucapan mereka. Dia kemudian meminta untuk mencobanya dan saya pun mengiyakannya dan kali ini kami akan kembali mencobanya.”
 
 
 
Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menilai kemampuan Republik Islam dalam memperkaya uranium dengan kadar 20 persen sebagai keunggulan Iran dalam perundingan. Beliau menyebutkan bahwa para pemuda Iran di tengah kondisi sanksimampu memproduksi bahan bakar dengan pengayaan 20 persen dan ini diluar dugaan para pihak yang menjatuhkan sanksi.Iran sebelum ini dihalangi oleh kekuatan-kekuatan nuklir untuk memproduksi bahan bakar nuklir untuk kebutuhan medis dan riset, namun dengan mengandalkan kemampuan dalam negeri, Tehran berhasil memproduksi bahan bakar dengan pengayaan 20 persen.
 
 
 
Menurut Rahbar, setelah keberhasilan ini, Washington berkesimpulan bahwa sanksi tidak lagi memberi dampak yang diharapkan. Mereka akhirnya mencari jalan lain dan mulai memahami bahwa Iran tanpa ketergantungan pada pihak lain sudah mencapai teknologi modern. Kita juga terlibat perundingan dengan logika ini.
 
 


Dalam acara buka puasa bersama itu, Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa maksud AS dari kesepakatan baik adalah sebuah perjanjian yang memuat seluruh tuntutan arogan mereka, bukan sebuah kesepakatan yang adil. Setelah negosiasi mencapai beberapa kemajuan, AS mulai melontarkan tuntutan-tuntutan berlebihan; setiap hari satu tuntutan baru dan satu alasan baru. Dari enam bulan berubah jadi satu tahun, menjadi semakin panjang, pembicaraan mulai menemukan bentuk-bentuk baru, tawar-menawar dan tuntutan berlebihan, mereka memperpanjang perundingan, mengeluarkan ancaman, ancaman untuk sanksi lebih besar, bahkan mereka menyuarakan ancaman militer. Mereka mengeluarkan semua ancaman itu; di atas meja dan di balik meja, perilaku seperti itu masih terlihat sampai sekarang.
 
 
 
Dalam pandangan Rahbar, AS ingin menghancurkanindustri nuklir Iran meski masih sebatas ucapan, tapi Iran akan tetap menjadi sebuah negara nuklir. Mereka juga tidak ingin mencabut sanksi secara keseluruhan dan malah mengancam Iran dengan sanksi-sanksi tambahan. Di bagian lain pidatonya, Rahbar menekankan poin utama garis merah perundingan nuklir Iran dan menegaskan, “AS bersikeras untuk menetapkan pembatasan jangka panjang;kita menolak pembatasan 10 tahun, 12 tahun dan sejenisnya. Ketika jangka waktu terbatas penangguhan kita terima, kegiatan riset, pengembangan, dan pembangunan harus tetap berlanjut.”
 
 
 
Adapun mengenai cara penghapusan sanksi, Ayatullah Khamenei mengatakan, “Semua sanksi ekonomi, keuangan dan perbankan harus dicabut pada saat penandatanganan kesepakatan nuklir; baik itu sanksi yang berhubungan dengan Dewan Keamanan PBB, sanksi yang disahkan oleh Kongres AS maupun sanksi yang diloloskan oleh Gedung Putih.Sementara sanksi-sanksi lain bisa dihapus dalam rentang waktu yang rasional.”
 
 
 
Poin lain yang disebut oleh Rahbar sebagai garis merah Iran untuk menerima kesepakatan nuklir adalah bahwa semua komitmen yang tertuang dalam kesepakatan tidak boleh terikat dengan laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), karena organisasi itu berkali-kali memperlihatkan sikap yang tidak adil dan tidak independen dan ia berada di bawah tekanan kekuatan-kekuatan arogan dunia. Rahbar juga menolak segala bentuk inspeksi yang tidak lazim dan gagasan wawancara dengan para ilmuwan nuklir serta pemeriksaan terhadap situs-situs militer Iran. Beliau kembali menegaskan bahwa Iran ingin mencari sebuah kesepakatan yang baik, adil, bermartabat dan sesuai dengan kepentingan dan maslahat Republik Islam. (IRIB Indonesia/RM)


source : irib.ir
0
0% (نفر 0)
 
نظر شما در مورد این مطلب ؟
 
امتیاز شما به این مطلب ؟
اشتراک گذاری در شبکه های اجتماعی:

latest article

ISIS, Pelaku Pengeboman Acara Asyura di Bangladesh
Menangi Pilpres, Donal Trump jadi Presiden AS ke-45
Warga California AS Kecam Donald Trump dan Menuntutnya Mundur
Berbagi Pengalaman dalam Mengelola Keberagaman Indonesia, KBRI Vatikan Gelar Interfaith ...
Kepenatan dan Kelelahan yang Disukai Allah Swt dan Rasul-Nya
Perspektif Rahbar: Permusuhan AS Anti-Iran Tetap Berlanjut
Dalam Al Qur’an, Islam itu Satu Tidak Ada Islam Nusantara
Suasana Aksi Demonstrasi Hari al Quds di Suriah
Persiapan Pelayanan Haji 2017 Menunjukkan Perbaikan Signifikan
Satu Tersangka Pelaku Teror di Charlie Hebdo Menyerahkan Diri

 
user comment