seorang penulis Amerika Robert F. Kennedy mengungkapkan, bahwa perang Suriah sengaja diciptakan oleh sejumlah badan intelijen dan pemerintah Barat untuk melayani kepentingan perusahaan minyak karena Presiden Suriah Bashar Al Assad menolak proyek pompa gas menuju Qatar dan Turki yang dapat disedot oleh Eropa secara langsung.
Dalam sebuah artikel yang ia tulis di situs “Politico.eu” dia menyebutkan, bahwa negaranya adalah salah satu bagian dari mereka yang paling bertanggung jawab atas pecahnya perang di Suriah.
“Bahwa sebabnya karena penolakan Assad terhadap proyek Turki-Qatar untuk mentransfer gas,” katanya seperti dikutip dari Middle East Panorama, Kamis (3/3).
Dalam artikelnya, Kennedy mengatakan, perang melawan Assad bukan berawal dari demonstrasi damai pada Musim Semi tahun 2011. Melainkan, benih pertama perang itu muncul di tahun 2000, ketika Qatar mengusulkan proyek untuk mengangkut gas ke Eropa, yang terdiri dari Arab Saudi, Suriah, Yordania dan Turki.
“Karena Qatar memiliki ladang bersama dengan Iran yang merupakan eksportir gas alam terbesar di dunia, sementara Iran tidak boleh menjual gas ke luar, oleh karena itu tidak mungkin untuk bisa mengirim gas Qatar ke Eropa kecuali hanya dengan menggunakan kapal uap dan setelah proses pengaliran, hal itulah yang menyebabkan meningkatnya biaya operasional,” ungkapnya.
Oleh karena itulah, lanjutnya, proyek tersebut bertujuan agar gas Qatar secara langsung dapat sampai ke pasar gas di Eropa dengan menyediakan komisi bagi beberapa stasiun transit dan dengan begitu Qatar akan menjadi sekutu terkuat Amerika Serikat di Timur Tengah. “Karena selama itu ia telah menjadi tuan rumah bagi dua pangkalan AS yang sudah siap di wilayahnya,” ujarnya.
source : abna24